Paul mengirimi Nabila pesan meskipun ia tahu gadisnya mungkin saja belum bangun. Weekend apalagi jadwal sedang kosong memang waktu terbaik untuk beristirahat, menikmati tidur siang tanpa mikirin jadwal manggung ataupun harus join zoom untuk menjalankan kewajibannya sebagai siswa kelas 12.Paul yang jadwalnya juga sedang kosong memilih untuk motoran bersama salah satu juri saat perlombaan kemarin, Ia bangun pagi sekali, bersiap untuk pergi ke tempat perkumpulan orang-orang yang akan motoran bersamanya pagi ini, sebelum menuju tempat dimana mereka akan test jalur motor. Jangan tanya apakah Paul mandi atau tidak, jawabannya sudah jelas tidak, katanya sih untuk apa mandi toh semalam sebelum tidur sudah mandi, bahkan ia sekarang keluar untuk motoran di jalan yang tidak seperti jalan Jakarta, belum terhitung debu, jalanan rusak dan banyaknya pepohonan yang akan ia lewati, jadi sekali lagi untuk apa mandi itu?
Ketika pesan dan juga foto sudah dipastikan terkirim ke Nabila, Paul melanjutkan perjalanannya. Bagi laki-laki ini, hidup itu harus seimbang, entah tentang pekerjaan dan hobby, tentang istirahat dan beraktivitas, tentang makanan apa yang diinginkan ataupun makanan yang dibutuhkan untuk kelengkapan gizi. Ngomongin tentang istirahat, bisa diakui Paul tidak melakukannya dengan baik, tapi anggap saja hidupnya seimbang, yang penting tidur kan? Urusan jam berapa dan berapa jam perhari ya sudahlah….
Ia melewati jalanan bebatuan dan sungai kecil dengan kecepatan tidak pada normalnya, namun ia juga selalu memastikan ia melewatinya dengan baik tanpa ada tragedi jatuh yang akan membuat tubuhnya sakit atau bahkan luka. Ya, sejauh ini masih sangat aman. Semuanya masih dalam kontrol Paul.
Saat sedang beristirahat sejenak, Paul memeriksa ponselnya, tangannya menggulir pada aplikasi berwarna hijau, melihat nama yang disematkan, untuk mengetahui apakah pesan terakhirnya sudah mendapatkan balasan atau bahkan pesannya belum dibaca sama sekali. Ujung bibirnya terangkat sedikit, ternyata tuan putrinya sudah bangun. Mendapatkan pesan berbentuk pujian dari seseorang yang kita cintai adalah kebahagiaan yang berhasil mengalihkan rasa lelah Paul saat ini.
Beberapa menit di awal bertukar pesan dengan Nabila masih berjalan aman, percakapan mengalir sebagaimana biasanya. Namun, semuanya berbanding terbalik ketika perempuan kesayangannya meminta untuk ikut bergabung bersama Paul mencoba hobby nya. Dengan tegas Paul menolak, dan bukan Nabila namanya jika tidak membujuk rayu.
Melihat adanya penolakan yang dilakukan secara terus menerus oleh Paul membuat Nabila kesal, apa salahnya untuk mencoba? Toh, ia akan bergabung dengan Paul, kalau memang berbahaya Paul bisa menjaganya. Memang alasan saja agar Nabila tidak boleh bergabung dengan mereka.
Berbahaya menjadi alasan Paul melarang Nabila melakukannya. Ini memang seru, tapi berbeda ketika dilakukan oleh perempuan. Paul tidak ingin Nabila terluka sedikitpun, jika ia ikut bergabung bersamanya, Paul sendiri tidak bisa menjamin Nabila akan pulang tanpa memiliki luka segores pun.
Perjalanan yang dilalui sudah dalam kategori berbahaya, apalagi untuk perempuan. Kecepatan dan keseimbangan harus berjalan beriringan, untuk hal ini saja Nabila tidak bisa melakukannya, bagaimana bisa Paul mengizinkan Nabila untuk ikut?
Berbeda jika Nabila ingin ditemani bermain di timezone, atau berkeliling Jakarta yang jalan nya mulus, tanpa berpikir pun Paul akan menerima ajakan tersebut.
Namun, Nabila tidak bisa memahami apapun alasan itu. Intinya, dia ingin ikut. Merasakan hobby pacarnya.
Seperti dugaan, Nabila kemudian tidak membalas pesan Paul lagi. Pasti dia marah. Tapi setidaknya ini lebih baik daripada membiarkannya ikut.
KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITY LOVE [OPEN PO]
FanficINI FIKSI!!! Cerita ini dihadirkan karena banyaknya permintaan dari pembaca AU saya di tiktok @Bobayellow Ini adalah sebuah cerita fiksi dengan pemeran utama Paul dan Nabila, apabila ada kesamaan pada cerita, mungkin itu manifesting atau beberapa p...