Chapter 8 ; Keributan

750 101 11
                                    


Hope For a Happy Ending

---

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




🎉

3 hari sudah waktu berlalu, saat kejadian Pano menembak Hanni tepat didepan matanya, kini Minji berusaha menjaga jarak, tidak ingin bertemu dengan Hanni, bahkan jika ia bertemu di area sekolah tanpa sengaja, lebih baik jalan lurus saja seakan-akan tidak mengenal orang itu.

Hanni juga heran, tidak biasanya Minji diam seperti ini mengacuhkan nya.

Malah 3 hari itu Hanni memikirkan Minji tanpa henti, entah mengapa. Aneh saja.

Minji yang tak ingin rencana nya gagal mengungkap kejahatan Pak Kamal dan ingin membuktikan pada Hanni juga mengapa dirinya tidak suka dia dekat dengan Pano.

Memutuskan untuk fokus pada kasus yang tengah ia selidiki, setelah itu ia akan seperti biasa kembali pada Hanni.



Lorong menuju kelasnya sangat sepi, sampai mata Minji bertemu 2 orang di depannya yang saling melempar senyuman dan berbicara satu sama lain.

Saat jarak dekat Minji sejajarkan tubuhnya dengan Pano, mengacuhkan seseorang yang berada disisinya.

"Gue tunggu jam istirahat di ruang osis" ucapnya, tepat ia berbicara didepan wajah Pano dengan sangat datar.

Lalu Minji sengaja menyenggol keras pundak kiri ketos itu. Berjalan menuju kelasnya.

Hanni menoleh ke arah belakang, hatinya sedikit sakit bukan karena perlakuan yang Minji berikan pada sang kekasih, tapi karna Minji seperti mengabaikan dirinya.

"Sayang, kamu gapapa?" ucapnya pada Pano.

Pano berusaha tersenyum "Biasa aja, sayang"

Hilih sayang-sayang pengen tak getok pala lo.- Author


Selama 2 jam pelajaran Minji hanya bisa termenung, bengong, diam saja.

Mengingat kejadian tadi dilorong, rasanya ia ingin mendengar suara Hanni yang sudah 3 hari ini ia abaikan.

Minji juga berpikir kenapa dirinya harus mencoba menyelidiki kasus yang sudah lama itu, mengapa ingin terlibat memecahkan masalah orang lain? Beban nya bertambah sekarang.

Pikirannya selalu tertuju pada Hanni, rindu akan dia yang dulu.

Bae yang sadar melihat Minji yang hanya memainkan pensilnya saja tanpa mengerjakkan tugas. Ia berbicara pelan.

"Heiii, lo kenapa?". Lamunan Minji terhenti, melirik ke arah Bae.

"Gue izin ke toilet dulu, kayak nya harus cuci muka"

Sampai di toilet Minji membuka keran washtafel, membasuh matanya agar lebih segar dan fokus.

Dilihat dirinya di kaca besar yang panjang. Hanya melihat satu pintu wc yang tertutup dari 5 pintu yang ada ditoilet perempuan, kemudian orang itu keluar.

Hope For a Happy Ending | BbangsazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang