Chapter 22

566 73 2
                                    

Hope For a Happy Ending

---

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











  🎉

Hari sabtu libur, Minji memanfaatkan waktu itu lebih banyak belajar latihan soal Olimpiade, entah sudah berapa banyak soal yang ia kerjakan.

Karna besok minggu ia akan gunakan waktu itu dengan me refresh otaknya.
Biasanya pikiran Minji itu selalu tentang Hanni tapi untuk saat ini dia lebih fokus terhadap Olimpiade nya, Minji sendiri berusaha melupakan kejadian saat mendengar percakapan Haruto yang diperpustakaan itu.

Toh, Minji juga sudah minta bantuan pada Jay untuk terus memantau Hanni.

Sudah beberapa jam ia habiskan mengerjakkan latihan soal, lalu berhenti, mengistirahatkan dirinya dikursi belajarnya dengan wajah yang ditutup oleh buku pelajaran.

Sahabatnya itu datang ke rumah Minji, ibunya menyuruh untuk langsung ke kamarnya saja.

Hanni sedikit gugup, takut jika Minji tak menerimanya apalagi sudah beberapa hari ini Minji menghindari komunikasi dengan dirinya.

Dibukanya pintu kamar itu dengan hati-hati, Hanni melihat Minji sedang belajar...

tapi sepertinya Minji sedang istirahat.

Hanni mengambil buku yang ada diwajah Minji itu, menyimpan nya di atas kasur. Hanni menepuk pipi sahabatnya itu dengan penuh hati-hati.

“Minjii, bangun”

Sekali.

Duakali.

Tigakali.

Minji tak merespon, Hanni berpikir mungkin sahabatnya itu kelelahan, tak ingin mengganggu tidurnya lantas gadis kelinci itu melihat-lihat benda yang ada disekitar kamar Minji.

Netranya menemukan foto dekat meja belajar.

Hanni tersenyum ia ingat ini, foto dirinya bersama Minji sekitar 6 tahun yang lalu, foto yang diambil ketika mereka masih duduk dibangku sekolah dasar.

Lalu Hanni merebahkan tubuhnya diatas kasur Minji, matanya menatap Minji yang tertidur dimeja belajar dengan tangan sebagai tumpuan wajahnya.

“Entah kenapa liat kamu akhir-akhir ini jadi beda, apa yang kamu sembunyikan Jii” batinnya, kemudian Hanni perlahan-lahan tertidur.

Hope For a Happy Ending | BbangsazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang