Chapter 35

566 69 0
                                    

Hope For a Happy Ending

---






🎉

Lagi, lagi dan lagi, harus berapa kali Author sebutkan tempat UKS. Harus berapa kali lagi Minji memasuki ruang yang sangat penting ini.

Ruangan yang dijadikan penanganan pertama bagi siswa dan orang-orang yang mengalami luka atau putus hati karna cinta.

Namun sekarang Minji memasuki ruang itu bukan karna saling tonjok dan membuat dirinya babak belur seperti yang biasanya dilakukan jika masuk ruangan ini, tapi karna reruntuhan akibat gempa bumi beberapa jam yang lalu yang membuat dirinya terluka mengenai pundak nya.

Kejadiannya setelah gempa dinyatakan tak akan ada susulan kembali, lantas pihak sekolah menghubungi pemadam kebakaran bukan untuk memadamkan api tapi untuk menolong Minji dan Hanni yang terjebak ditoilet itu.

30 menit proses evakuasi berlangsung akhirnya Minji dan Hanni bisa keluar dari terjebaknya di toilet itu.

Hanni, Bae dan Jay, ketiga teman dekat Minji sekarang berada diruangan UKS juga, untuk memastikan Minji baik-baik saja.

Tidak ada luka serius yang Minji dapatkan, hanya saja darahnya keluar banyak dari pundaknya itu. Tapi tak apa tak membuat dirinya mati pula.

"Biar gue yang anterin Minji pulang" ucap Jay.

Respon Bae dan Hanni sama, yaitu sama-sama heran dengan kalimat spontan dari Jay.

"Ngga usah, lo mending nganterin Hanni aja. Gue sama Bae" jawab Minji yang tengah berbaring di kasur itu dan menahan kesakitan.

"Hanni biar sama Bae aja Ji" balas Jay.

"Yaudah yu keburu magrib" kata Bae, tak ingin berlama-lama disekolah mengingat hari sudah mulai gelap.

Diperjalanan posisi Jay yang membonceng Minji itu tepat berada didepan motor Bae yang dirinya sedang naiki. Hanni dengan jelas melihat Minji memeluk Jay sangat erat.

Ia teringat sesuatu setelah ucapan spontan Jay yang mengajukan membawa Minji pulang.

Apakah ucapan Sullyoon benar tentang Jay yang menyukai Minji?. Karna dirinya pun beberapa kali jelas melihat tatapan tulus yang Jay berikan pada Minji ketika mereka berempat sedang bersama, rasa khawatir dirinya tadi pun menjadi tanda tanya baginya.

Apalagi keadaan gempa tadi, saat dirinya dan Minji bisa keluar dari toilet. Jay gercep langsung membawa Minji dan menggendong nya melupakan dirinya yang juga sama ketakutan meskipun tak terluka.

Jika memang benar, Jay menyukai Minji. Itu berarti selama ini mendekati nya hanya sebuah alibi untuk dirinya bisa dekat dengan Minji.

Mengingat Minji yang menyuruh Jay untuk mendekati dirinya, dengan mengikuti apa yang Minji katakan, itu bisa dengan bebas Jay mendekati Minji.

Dan juga apakah confess satu bulan yang lalu pada dirinya itu hanya sebuah rasa penasaran saja, ia tau Minji yang menyuruh untuk mendekatinya dengan dalih Minji percaya pada Jay.

Sementara Jay yang tengah membonceng Minji sesekali ia melihat ke arah perutnya terdapat lingkaran lengan Minji yang sedang memeluknya dengan erat membuat senyuman dibalik helmnya itu tercipta.

"Entahlah gue harus bersyukur akibat gempa itu terjadi atau engga karna dikesempatan itu, gue bisa bonceng lo untuk pertama kalinya" hati nya berkata.

"Iyaa gue tau. Gue gaakan bisa miliki lo, Minji. Tapi setidaknya gue punya moment sama lo yang hanya bisa gue kenang di otak gue. Yang bikin gue selalu kepikiran lo setiap malamnya" lanjutnya.

Hope For a Happy Ending | BbangsazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang