Hope For a Happy Ending
---
🎉
Lima jam berlalu tapi Minji belum terbangun dari pingsan nya, luka yang begitu banyak ditubuhnya membutuhkan perawatan lebih lanjut.
Tim dokter sekarang ada di apartement milik Minji itu.
Lalu berbicara pada Bae "Seharusnya, Minji dibawa ke rumah sakit saja. Ditakutkan akan terjadi apa-apa jika tak segera ditangani. Terus bujuk dia, agar ingin ke rumah sakit-
kalo gitu saya pamit, jika ada masalah kembali tolong hubungi, dan jangan lupa obat pereda nyeri nya untuk diminum"
Hanni tertidur di ruang tamu, sedangkan Bae sedari tadi gelisah.
Minji belum sadar dari pingsan nya. Ia juga bingung bagaimana untuk memberi tahu sang ibu Minji. Ibunya pasti panik saat melihat anaknya seperti ini.
Jari tangan milik Minji perlahan bergerak. Bae menyadari lalu ia tersenyum, batinnya mengucapkan kata syukur.
Mata nya pun terbuka perlahan. Kepalanya terasa sakit ingin bangun "Udahh, lo tiduran aja" ucap Bae dengan lembut.
"Diminum dulu" Bae menyodorkan air putih. Membantu Minji untuk sedikit terduduk.
Minji meneguknya lama. Sampai botol air minum itu isinya kosong.
"Lo haus banget kayaknya" kekehnya.
Lanjut Bae "Nih, lo ngaca deh" memberikan kaca kecil.
"Lo udah babak belur gini, bahkan kaki sama perut lo biru. Masih tetep gamau ke rumah sakit. "Ari maneh cageur?" Celetuknya memarahi sang teman itu.
Bae terus melanjutkan ocehan nya yang sedari tadi dipendam, Minji hanya mendengar dan melihat ke arah Bae.
Lucu katanya, teman nya ini sangat mengkhawatrikan dirinya.
"Ngapain lo senyum-senyum? Huh"
"Gue keliatan lemah banget ya tadi di depan kalian?" Minji membuka suaranya.
"Jangan kan lo Ji, semua juga gitu. Karna posisi nya bener-bener babak belur. Lo dihajar habis-habisan pas lo pingsan"
Lanjut kembali "Gue gedeg sama si Haruto bangsat itu, apalagi tadi ada si Pano. Bukannya dia diluar negeri ya. Ko bisa disini?".
"Haruto kakak kandungnya Pano" mata Bae membulat sempurna, tak menyangka mendengar itu,
"Dia balas dendam sama gue perihal beberapa bulan yang lalu, saat gue hajar adiknya itu habis-habisan dan berujung dirumah sakit selama 2 bulan"
Lalu Bae membalas " Lah, apaan. Kan si bejat itu yang salah, lo gamungkin tiba-tiba nonjok orang tanpa sebab kan"
"Mungkin Pano bohong sama kakaknya, dia gajujur bilang apa penyebab dirinya di tonjok sama gue, karna kalo tau penyebabnya mungkin ga bakal gini"
"Gahabis pikir gue sama dia, gue harus bikin perhitungan" wajahnya seperti siap untuk bertanding.
"Udah gausah, mereka udah ditangani sama polisi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope For a Happy Ending | Bbangsaz
FanfictionPundak kanan yang masih terluka itu tak terasa sakit saat dijadikan bantalan untuk tidurnya, karena sekarang hatinya lebih sakit dari segalanya. [ harsh word + action + kiss ] ⚠️ kkalvana. My 1st book 📚 Photo : Pinterest 📍 Cover edit : Ca...