Hope For a Happy Ending
---
Minji kalo senyum matanya ikutan senyum.
🎉
Saat Minji pulang dan membuka pintu kamar, ia melihat Hanni yang ada dikasur miliknya. Memunggungi dirinya kemudian Minji tersenyum lirih, matanya sembab akibat tangisan tadi, dijalan menuju rumahnya juga air matanya terus-terusan tak berhenti keluar.
Pikirannya benar-benar kalut.
Minji menyimpan tas sekolah nya asal, lalu membuka blazer sekolah, tersisa kemeja putih pendeknya, lalu melonggarkan dasinya, dan membuka 2 kancing diatasnya yang sedikit ter ekspos dadanya.Setelah itu naik ke atas kasur, dan memeluk Hanni dari belakang dengan erat.
Hanni belum benar-benar tertidur, merasa ada tangan yang melingkar di pinggang ramping nya.
Dirasa itu Minji ia lantas ingin berbalik tapi Minji mencegahnya.
"Biarin gini dulu" ucapnya sesenggukan akibat tangisan tiada hentinya tadi.
Hanni mendengar tepat bibir Minji yang dekat dengan telinganya, hembusan nafas Minji terasa menerpa kulit leher belakang gadis yang tengah dirinya peluk itu.
Paham dengan keadaan sahabatnya, Hanni memaklumi itu semua, tapi ia penasaran ingin melihat wajah Minji.
Selang sepuluh menit Hanni mulai berani membalikkan dirinya, dilihatnya Minji yang kacau, mata yang sembab sudah jelas ia pasti habis menangis.
Mereka saling menatap, melihat Minji menangis, Hanni jadi ingin ikut menangis juga, ia mengalihkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah cantik Minji.
Lalu mulai bersuara,
"Kamu kenapa? Hm". Lembutnya.
Minji kemudian menggeleng diikuti senyuman setelahnya.
Lanjut nya "Abis berantem?" lagi-lagi Minji menggeleng dan tatapan nya masih terkunci melihat wajah cantik sahabatnya ini.
"Dua minggu lagi aku Olimpiade Akuntansi, maaf baru bilang sama kamu"
Hanni yang mendengar sembari memainkan dasi longgar gadis yang tengah memeluknya itu, langsung menghentikkan kegiatan nya.
Kenapa Minji baru mengatakan nya sekarang? Gadis kelinci itu berpikir jadi beberapa hari nanti Minji tak ada disisinya.
"Kenapa gabilang dari kemarin? Atau engga dari lama"
"Kamu kan sibuk sama Haruto bukan?" lembutnya Minji berbicara.
Minji benar, karna satu bulan ini Haruto mendekati Hanni, seperti tak ada waktu buat Minji, tapi untungnya Minji memanfaatkan waktu itu dengan belajar untuk Olimpiade.
"A-aku minta maaf, kedua kalinya ngga denger omongan kamu" Hanni berucap sembari memainkan kembali dasi milik Minji dan berusaha untuk menutup satu kancing baju Minji yang terbuka.
"Ngga papa, yang penting dia ngga nge lukain kamu"
"Kamu Olimpiade dimana? Aku ikut yaa, mau nemenin kamu terus mau paling terdepan semangatin kamu" nadanya seperti anak kecil yang penuh semangat dengan senyuman nya.
"Aku lomba di Amerika Hann, jadi perwakilan sekolah ini"
Deg.
"Ji, itu jauh banget, aku gamau ya kamu jauh-jauh dari aku" rengeknya
"Yaa gapapa, nambah pengalaman buat aku juga, Nairaa" nama tengahnya disebut, jika sudah seperti ini, Hanni paham Minji sedang berbicara serius.
Lanjutnya "Aku udah titip kamu sama Bae sama Jay juga"
"Ngga ah, aku tetep mau ikut" paksanya.
"Aku sebentar kok disana cuman 3 hari sebenarnya, tapi hari senin depan, satu minggu sebelum dimulai aku udah pergi, kenapa? Itu karna aku harus nyesuain diri disana."
Gadis beruang itu sedari tadi berbicara dengan tangan yang terus-terusan mengusap kepala Hanni.
"Itu artinya kamu selama 12 hari disana Minji, dan itu lama banget" Hanni cemberut.
2 kancing baju Minji dan dasinya sudah tertata sempurna kembali. Tapi, Minji merusaknya lagi. Udah tau dirinya engap si Hanni malah dibenerin ada-ada aja.
Hanni menghentikkan kegiatan nya, kembali bersuara.
"Yaudah, gapapa tapi kamu jangan liburan dulu disana, liburan nya nanti aja kalo kita udah sama-sama libur. Dan ingat kamu harus datang kembali dengan selamat"
Mendengar itu, hati Minji sedikit teriris, ini seperti kata perpisahan. Lalu perlahan Minji mendekatkan dirinya, Hanni memejamkan matanya saat bibir milik Minji menyentuh keningnya lama, air matanya kembali keluar.
Minji kembali menarik diri lalu menangkup pipi milik sahabatnya itu, ditatapnya dengan lekat.
"Kamu tau? Aku lebih sayang dan peduli sama kamu dibanding diri aku sendiri" tuturnya.
"Aku sayang sama kamu Hann, rasa sayang sebagai seorang sahabat yang tak akan pernah hilang dan tergantikkan" ia mengucap hal seperti ini dengan menangis, sesenggukan setelah itu memeluk Hanni dengan erat.
mang eak
Sedangkan Hanni memilih diam, tak mengerti hari ini Minji kenapa? Seperti ada yang disembunyikan.
Dibalik pelukannya pikiran Minji kalut benar-benar kalut, penuh akan ketakutan, takut kehilangan semuanya, tapi apa boleh dibuat?
"Tugas ku selesai"
"Aku berterima kasih pada Tuhan bisa dipertemukan kembali dengan kamu"
"Ini seperti tanda sebelum benar-benar pergi setidaknya disaat remaja beranjak dewasa ini kita punya lebih banyak kenangan, bukan hanya diwaktu kita kecil".
Batinnya berucap demikian, Minji terus-terusan menangis, ia rasa waktu untuk terus bersama Hanni sudah selesai, banyak harapan yang ia harapkan termasuk berharap Jay benar-benar bisa diandalkan untuk menjaga Hanni.
Dan juga berharap agar Bae bisa menerima dirinya yang akan pergi untuk selamanya.
---
Gemes banget jadi pengen ngeluarin semua draft 😤🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope For a Happy Ending | Bbangsaz
FanfictionPundak kanan yang masih terluka itu tak terasa sakit saat dijadikan bantalan untuk tidurnya, karena sekarang hatinya lebih sakit dari segalanya. [ harsh word + action + kiss ] ⚠️ kkalvana. My 1st book 📚 Photo : Pinterest 📍 Cover edit : Ca...