Chapter 34

683 82 4
                                    

Hope For a Happy Ending

---




   🎉


Hari demi hari, dan bulan demi bulan terlewati. Setelah kejadian dikomplek antara Minji dengan Hanni membuat keduanya renggang.

Sudah hampir 3 bulan mereka seperti ini. Minji merindukan Hanni tapi, dirinya paham sahabatnya itu butuh waktu.

Namun menurutnya ini terlalu lama. Sangat lama bahkan. Entahlah sudah berapa banyak Minji menuliskan curhatannya dibuku diary miliknya.

Minji juga jadi sering ke atas rooftop rumahnya untuk sekedar melihat bulan dan benda-benda langit yang sangat ia sukai.

Disamping itu dirinya juga curhat kepada sang bintang dan bulan, meskipun tak terbalas tapi benda diatas langit itu seakan-akan menjadi pendengar yang baik menurutnya .

Yang selalu datang sesuai waktu yang sudah ditentukan.

'Jii pliss jauhin gue dulu. Gue gamau perasaan ini makin dalam kalo lo terus-terusan selalu ada disisi gue'
Kalimat itu selalu berputar-putar tiada hentinya di otak Minji.

Ia hampir stres harus pakai cara apalagi untuk mengusir kalimat itu dari kepalanya.

Ia ingin memeluk Hanni dengan erat, ingin mencium Hanni yang biasa dirinya lakukan pada kening sahabatnya itu.

“Minjii” panggil sang bunda lembut dari dapur.

“iyaa bundaa kenapaa?”

“Tolong anterin ini ke rumah Hanni ya, bunda sengaja buat banyak buat dibagiin” mendengar kata Hanni dirinya menciut seperti tak ingin melakukan itu.

“Kok bengong, Minji denger bunda ngomong ga?”

“Iyaa bunda, aku kesana sekarang” dengan lesu ia mengiyakan perintah bundanya itu. Bukan tak ingin bertemu Hanni tapi ia pasti tak akan diterima kehadirannya oleh Hanni.

Minji keluar rumah dengan setelan santai nya. Kaos hitam dan celana panjang rumahan.

Mengumpulkan beberapa niat terlebih dahulu sebelum mendekat kerumah tetangganya dan berdoa berharap ibunya Hanni yang membukakan pintu itu.

Ting tong

“Siap-

Doanya tak terkabul yang membuka pintu malah sahabatnya . Dengan tatapan malas Hanni ingin segera pergi.

Tapi keburu Minji mencegahnya.
“Hann bentar, aku cuma mau ngasih ini bunda yang nyuruh” tangan nya terulur memberikan makanan yang dibuat oleh bundanya.

“Makasih” singkatnya. Menutup pintu itu dengan keras.

Sedangkan Minji terdiam. Kalimat singkat pertama yang didengar dari seseorang yang ia rindukan beberapa bulan ini. Meskipun Hanni cuek, tapi sedikit mengobati kerinduannya.

---

Bunnies Park. Salah satu dari sekian banyaknya tempat spot untuk bermain yang ada di salah satu kota Jakarta ini.

Hope For a Happy Ending | BbangsazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang