MAMPUKAH AKU BERTAHAN

part 42

Ke tujuh pemuda itu masih bungkam ,yn mulai mengerutkan kening nya sembari menatap mereka lekat ,diringa cukup takut kalau ada yang salah dengan makanan yang semula ia masak

"Tuan muda ,kenapa tidak di makan ,apakah ada yang salah atau tidak enak makanan nya "

Sesaat mereka tersadar dan mulai mengulas senyum pada istri mereka

"Tidak sayang ,ini enak kok "

Mereka kembali melanjutkan acara makan malam ,sesekali mereka terlihat meminta lauk tambahan pada yn yang sedang menikmati makanan nya

.
.

Tujuh cangkir kopi berisikan teh dan camilan sudah tersaji di atas meja bersamaan dengan segelas air putih yang juga ada di sana. Yn baru saja menaruh nya ,ia segera mengambil tempat di sofa panjang yang ada di belakang rumah sembari menunggu ke tujuh suami nya untuk kemari

'Kira-kira apa ya yang akan mereka sampaikan ,apakah mereka berniat menikah lagi atau mereka ingin bercerai dengan ku '

Yn meremat kuat bantalan kecil yang ada di tangan nya ,gadis cantik itu sesaat menghela nafas nya dengan pelan sampai akhirnya ia terfokus ketika satu persatu suami ny itu mulai memenuhi sofa di depan nya dengan membawa kotak entah apa itu isi nya

"Maaf kamu menunggu lama chagi "

Yn tersenyum kecil dan mengangguk kecil

"Tidak apa tuan muda "

"Bisakah kamu berhenti memanggil kami dengan panggilan itu sayang ,rasanya sangat aneh ketika mendengar nya bagaimana pun kamu adalah istri kami seutuh nya sekarang "seok jin

Yn mengerjap beberapa kali ,ia terlihat menelan ludah nya sesaat sebelum akhir nya menjawab pertanyaan dari suami nya ini

"Tetapi bukan kah pamggilan ini dulu anda yang meminta nya tuan muda "

Seok jin tersenyum tipis ,ia memandang sosok yn dengan sangat lekat

"Kami tau sayang ,tetapi kami ingin kamu memanggil dengan selayak nya ,panggil kami oppa atau pun chagia ya mulai sekarang ,biasakan dirimu "

Yn menelan ludah nya kembali ia menatap lurus ke arah seok jin saat ini

"B-baik tuan muda "

"Oppa sayang "

"Emm l-lalu apa yang ingin kalian sampaian tu-emm o-oppa "

Seuntai senyum manis terbit dari wajah mereka ,seok jin lebih dulu tergerak menyerahkan kotak berisikan uang dan juga lingeri warna  biru nya ,gadis cantik itu sesaat menatap lekat ke arah kotak di depan nya ini

"Ini adalah uang dari kami sayang ,untuk nafkah mu bulan ini dan kami ingin meminta satu hal pada mu "

Yn mengerutkan kening nya sesaat tangan mungil nya bahkan belum tergerak sama sekali untuk menyentuh kota tersebut

"Kami ,ingin meminta hak kami sebagai suami dari mu dan kami harap kamu bisa memenuhi kewajiban mu itu chagia ,sejak pertama kali kita menikah sekali pun kami belum pernah menyentuh mu dan atas insiden kemarin kami benar-benar sangat meminta maaf pada mu, kami tau sangat tau kalau kesalahan kami tidak lah mudah untuk di maafkan ,tapi kami sudah membuat komitmen dan berjanji akan memperbaiki sikap kami pada mu ,kami ingin membina rumah tangga kita ini sebagaimana semesti nya "

Yn mendadak terbungkam ,pikiran awal nya yang ia kira mereka akan menikah atau menceraikan nya teranyata sangat salah ,mereka malah mengutarakan niat mereka yang ingin agar kewajiban itu di penuhi. Gadis cantik itu nampak terbungkam ,ia mengerjap beberapa kali sembari menatap lurus ke arah seok jin yang semula berbicara pada nya. Tubuh nya sendiri mulai terasa gemetar mengingat akan seperti apa jika hal itu terjadi ,meski pun awal nya ia selalu meminta nya namun perkataan mereka dulu sudah cukup membuat nya tidak ingin melakukan nya

"Kami meminta ini secara baik-baik pada mu karena kami tidak ingin melalukan tindak kekerasan dan pemaksaan "

Yn masih terdiam ia mulai menunduk dan menatap lekat ke arah lantai tepat ia berpijak ,ia berfikir keras saat ini ,apakah ia harus menyerahkan mahkota nya untuk suami nya atau kah ia memilih untuk berpisah saja

"Kenapa sayang ,kamu takut "

Seok jin beranjak mendekat dan mengambil tempat di samping sang istri ,tangan besar nya terangkat menggenggam lembut tangan halus itu

"kamu jangan takut sayang ,kami tidak akan kasar ,kami tau ini yang pertama kali untuk mu. Percayalah ,rasa sakit seperti itu hanyalah sebentar "