part 52

892 51 12
                                    

Klek

Pintu kayu warna coklat itu terbuka lebar ,seok jin memandang dengan raut wajah dingin ke arah seorang pelayan yang berada di depan nya

"Maaf tuan muda ,semua nya sudah kami siapkan "

Pelayan wanita muda itu terlihat menoleh dan mencoba melihat ke arah dalam ,namun dengan cepat seok jin kembali menutup pintu kamar milik nya

"Jaga pandangan mu ,pergilah sekarang ,kami akan segera turun "

Pelayan wanita itu mengehela nafas kecewa ,ia terlihat membungkuk sesaat sebelum akhirnya berbalik dan memilih meninggalkan kamar milik atasan nya ,sedangkan seok jin segera kembali ke kamar nya dan menutup pintu kamar nya itu. Sosok istri nya sudah terlihat membenahi pakaian nya kembali dan terlihat mengulas senyum manis ke arah nya

"Padahal tinggal sedikit lagi "

Seok jin memajukan bibir nya ,ia masih terlihat kesal dengan kejadian barusan. Pemuda tampan itu terlihat berjalan mendekat ke arah istri nya ,ia mendorong pelan tubuh mungil yn kembali ke ranjang ,ia segera naik dan menindih tubuh mungil milik yn dengan kekarnya

"Tidak bisakah kita melakukan nya sekali sayang ,aku benar-benar menginginkan nya "

Yn menarik nafas nya pelan ,semenjak kejadian tadi malam mereka seolah terus ingin menggagahi nya bahkan milik nya saja masih terasa sangat sakit saat ini

"M-maaf oppa ,tetapi milik ku rasa nya masih sakit sekali "

Seok jin merengkuh kian erat tubuh mungil di bawah nya ,ia mendusel gemas ke leher istri nya ini sedangkan wanita cantik itu memilih untuk diam sembari mencoba menahan sesak di tubuh nya saat seok jin telah sepenuh nya menindihi tubuh mungil nya

"O-ppa kamu berat sekali "

Seok jin mengernyit ,ia segera bangkit dan menatap wajah cantik istri nya dengan lekat

"Benarkah ,maafkan oppa sayang "

Seok jin beranjak duduk ,ia menarik tubuh mungil yn agar turut serta mengikuti nya

"Kajja "

Yn mengerjap pelan sebelum akhirnya ia merasakan sebuah pergerakan dari seok jin yang membawa nya ke dalam gendongan nya

.
.

Jalanan kota seoul cukup ramai ,yn duduk termangu di dalam mobil bersama dengan suami nya ,ia menatap jalanan sekitar yang mereka lewati ,sesekali ia terlihat melirik ke arah suami nya yang nampak anteng namun tidak dengan tangan mereka yang selalu saja nakal dengan mengusap atau pun menyentuh dada kenyal nya dari balik kemeja yang ia kenakan.

"Aku tidak sabar ingin segera sampai sayang "

Jimin sekali lagi mencium pipi halus nya ,pemuda tampan itu terlihat begitu gemas saat melakukan nya

"Nanti kita satu kamar ya ,setelah ini aku ingin tidur dengan mu "

Yn menarik nafas nya pelan ,ia memilih untuk menyandarakan kepala nya ke belakang dan menutup kedua mata nya yang terasa semakin berat ,hanya beberapa menit setelah nya ia langsung terlelap damai dengan sosok suami nya yang sudah merengkuh tubuh mungil nya

.
.

Mereka tiba di penginapan lebih awal ,ke tujuh pemuda tampan itu telah memarkirkan mobil dengan rapi ,setelah nya satu persatu dari mereka mulai keluar dari dalam mobil dengan salah satu di antara nya membawa sosok yn yang masih tertidur pulas

"Nyenyak sekali kamu sayang "

Jimin mencium lembut bibir mungil yn sembari membenarkan letak tubuh istri nya yang berada dalam gendongan nya ,setelah nya ia segera beranjak masuk ke penginapan mengikuti langkah kaki saudara nya yang lain

Dengan pelan jimin menaruh tubuh mungil yn ke atas ranjang ,ia beranjak menutup korden yang semula terbuka dan segera meredupkan cahaya di ruangan ini ,ia bergegas menyusul istri nya Yang sudah tertidur pulas

.
.

Petang menyambut ,yn merasakan sesuatu yang berat menimpa tubuh nya ,wanita cantik itu terlihat menggeliat pelan sembari menahan rasa sesak yang mendera nya

"Eunggghn"

Yn mengerjap beberapa kali dan mencoba mengumpulkan kesadarannnya ,ia sesaat tertegun ketika mendapati sosok jimin sudah berada di atas tubuh nya dengan tanpa mengenakan kemeja nya tadi

"O-oppa"

Senyum manis jimin terukir ,pemuda berparas rupawan itu terlihat menatap wajah cantik istri nya dengan perasaan yang begitu dalam

MAMPUKAH AKU BERTAHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang