Surat Kedua?

119 39 23
                                    

Bagaimana jika kita membuat permainan? Tebak alur cerita ini jika benar, aku akan membebaskan mu. Jika salah ... Siap-siap aku akan mengirimkan arwah kepadamu.

 Siap-siap aku akan mengirimkan arwah kepadamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Bunyi dari denting jam terdengar jelas. Jam dengan jarum pendek yang menuju ke angka 2 menandakan jika pukul 2 pagi akan segera tiba. Jarum panjang dan jarum tipis yang menunjukkan detik saling berkejar-kejaran. Menunjukkan jika waktu berjalan dengan cepat dan tak akan pernah dapat diulang.

    Charleston Yates mendadak terdiam di atas meja kerjanya. Saat sang paman datang secara mendadak dengan memecahkan kaca membuat Charles mendadak menggelengkan kepala. Ini masih Maret, kenapa sang paman sudah pulang? Biasanya arwah tanpa kepala itu akan pulang pada pertengahan September sampai akhir September dan kembali berkelana setelah malam Halloween.

    Charleston melirik ke arah sebuah kotak kaca berisi gelang perak. Tampak jika tali jerami yang mengikatnya sedikit longgar, Charles jadi bersyukur karena sang kakak -- paman para Yates bersaudara datang di saat yang tepat. Untung para anak perempuan itu tidak membuka tali jerami tersebut, jika tidak habislah mereka.

    Tuan Charleston melirik ke arah sepucuk amplop yang baru saja tiba tadi sore. Amplop dengan kertas Vintage itu bukannya nampak seperti kertas usang malah terlihat seperti kertas mahal. Sebuah stampel bergambar bunga spider lily membuat Charles tampak ragu untuk beberapa saat. Meskipun pada akhirnya dia tetap meraih surat tersebut.

    Charles semakin menyeringit aneh, bukanya Irena orang Korea? Lalu kenapa disini Irena menulis surat menggunakan tinta merah? Apa dia sedang memanggil sesuatu? Tapi sepertinya tidak mungkin. Mengingat latar belakang keluarga Irena yang terlahir dari profesor folklor maka jelas dia tau apa arti menulis dengan tinta merah. Dalam suratnya itu tertulis.

Dari Irena,

Aku ingin kau memberikan gelang yang digulung dengan kotak jerami itu pada Karina. Tolong.

Salam manis Irena.

    Kenapa dia harus memberikannya pada Karina? Tunggu dulu, siapa Karina? Apa itu Kate? Charleston sering berkeliling ke dalam ingatan masa lalu anak-anak Yates dan menemukan jika nama Karina adalah panggilan masa kecil milik Katherine. Masalahnya, entah kenapa Charleston merasakan sesuatu yang buruk pada gelang itu saat menemukannya pada koper Kate, dan sekarang sebuah surat datang meminta dirinya memberikan itu pada Kate. Ada apa ini? Dia bahkan dapat merasakan aura negatif, karena itu Charles sampai membeli sebuah tali jerami di dukun Asia setempat.

    "Apa ini?"













































    Gina tersenyum manis ketika seorang gadis melambaikan tangan ke arahnya, dia akan pulang sebentar ke rumah kemudian pergi untuk tugas kelompok. Walaupun Gina akui dia cukup muak dan cukup aneh untuk menyebut sangkar hantu seperti rumah Yates sebagai rumah. Oh iya, mari aku ceritakan sedikit. Belakangan ini Nyonya Whitney mencoba mendekatkan diri kepadanya. Walaupun Gina akhirnya tetap memilih menjauh karena Nyonya Whitney cukup .... Jahil dalam artian mengerikan.

    Waktu itu saat bangun pagi, Gina terkejut saat nyonya Whitney membawa sebuah kodok yang tengah bersuara. Gina dengan sigap langsung menutup mulutnya dan menjauh ke arah dinding. "Kau tidak apa?"

    Nyonya Whitney berucap dengan mudah, semakin mendekatkan kodok itu ke hadapannya. Tentu saja ini membuat Gina refleks membenturkan kepala ke dinding, dan bukanya merasa kasihan nyonya Whitney malah tertawa.

    Mengingat hal itu membuat Gina memejamkan matanya dan langsung saja menggeleng cepat. Sepertinya rumor tetang nyonya Whitney yang sedikit gila ada benarnya.

    Saat menunggu di depan gerbang dan menunggu saudarinya yang lain. Gina mendadak menegang. Dia dapat merasakan sesuatu ada yang lewat dibelakangnya. Sebuah bayangan hitam membelah gerombolan siswa dan siswi yang berkeliaran disaat bel pulang. Bukan hanya sekali, Gina merasakan jika bayangan itu ada banyak dan melintasi seluruh bagian tubuhnya. Saat Gina menoleh ke kanan dia melihat bayangan itu di samping kiri, saat kembali menghadap depan dia merasa bayangan itu melewati belakangnya.

    Gina menundukkan kepalanya, ingin kabur tapi kemana? Gadis itu hanya meremas roknya kuat sembari melihat bayangan dirinya sendiri yang berada tepat di bawah matahari. Gina adalah ukuran gadis yang cukup penakut. Saat melihat ada yang tidak beres, Gina segera memfokuskan pengelihatannya. Bayangan nya tampak normal nampak semakin membesar, dengan rambut panjang yang mencuat seperti tersengat listrik. Tapi ini hanyalah bayangan. Saat bayangan itu seakan bergerak mengejar Gina. Gina melangkah mundur, mencari pohon terdekat agar tak melihat bayangan itu lagi.

    'bruk!

    Delton terkesiap saat sebuah bada yang tampak dingin dan pucat membiru menabrak dada bidangnya. Dengan cepat Delton membalik badan gadis itu. Gina tanpa bisa berkata apapun hanya memeluk Delton, meremas jumper yang dipakai Delton dengan cepat. Delton juga tak kalah kaget saat melihat sebuah bayangan arwah, ikut menghilang seiring Gina yang tangisannya semakin deras.

    Dari kejauhan, Kate melirik bimbang.

    Kate sambil melirik ke samping kirinya, sebuah gelang perak yang tampak bercahaya menyala di tangan kiri Kate karena terkena sinar matahari. Kate semakin sadar. Jika seharusnya dia tak melirik pada bayangan berbentuk aneh itu, bisa saja bayangan itu hanya terkena sinar dari ranting pohon. Dan saat Kate melangkah ternyata benar. Hanya bayang ranting pohon.

    Kate mengejar ke arah Gina. Melupakan bayangannya yang sempat terlihat mengerikan.

    Di ujung sana seorang gadis dari kelas senior meniup permen karetnya dengan tenang, bersama Randy disebelahnya yang sibuk membuat pensil menari-nari diatas buku kanvasnya. "Dari mana gadis bernama Kate  mendapatkan gelang itu?"

    Randy melirik tak acuh, kemudian dia mengambil handphonenya dari kantung celana, menaruh buku kanvasnya menyelip di ketiak dan menunjukkan sebuah foto. Foto surat yang sebelumnya ayah mereka dapat.

    "Dad menyuruh Kate memakainya, karena mendapat surat itu."

    "Kau yakin?"

    Randy melirik sebal gadis yang lebih tua dua tahun darinya itu kemudian kembali ke arah buku kanvasnya. Mencoba tidak memedulikan apa yang diucapkan Sherina, ini semua karena keputusan dad mereka sangat susah ditentang.

    "Aku mendapatkan pengelihatan, tapi aku tak tau muka orangnya."

    Sherina mencoba mengintip apa yang digambar Randy. "Apa?"

    Randy mengangkat buku sketsanya sedikit ke samping, menunjukkan buku itu ke kakak kelas mereka. Seorang gadis dengan rambut panjang yang dipeluk oleh seseorang dari belakang. Lalu? Apa anehnya? Apa mungkin salah satu di gambar Randy adalah arwah?

    Belum sempat bertanya Randy langsung melengos berlari begitu saja ke arah mobil keluarga mereka yang telah menjemput. Sherina menggenggam erat kalung salib yang ia kenakan.

    "Demi Tuhan, tolong permudah tugas kami kali ini"


    "Demi Tuhan, tolong permudah tugas kami kali ini"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Asal kalian tau, aku sering promosi dan kasih spoiler di tiktok loooh 🍂 coba deh cari tiktoknya

The Yates Family [AESPA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang