The Torn Lips: Tujuh Hari dalam Seminggu

83 37 21
                                    

Hanya dengan sentuhan jari, malaikat maut akan membuatmu mati.

Kate benar-benar menolak untuk ditegur oleh Javerio karena kejadian tadi pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kate benar-benar menolak untuk ditegur oleh Javerio karena kejadian tadi pagi. Bahkan saat disekolah pun, dia menjadi atensi seluruh murid dikarenakan bocah itu mengikutinya terus-menerus. Kate terlihat sangat labil. Mungkin beberapa orang akan menjadikan Kate sebagai buah bibir karena berani mengabaikan sosok yang cukup famous di tempat ini. Meski baru yeah, beberapa hari sekolah.

Javerio akhirnya kesal, dia berhenti mengikuti Kate. Dan saat itulah kepala Naeva membentur kepala Randy yang berada di depannya. Mereka lagi-lagi membuntuti orang-orang dewasa dirumah mereka. "Pelan-pelan kalau jalan!"

Randy berbisik sambil memajukan bibirnya, dia merasakan jika tulang belikatnya dapat patah jika saja Naeva menabrakkan kepalanya terus menerus. "Salah siapa ketinggian!"

Randy memutar badan. "Ketinggian gundul mu! Salah siapa badan kurcaci!"

Dan kegaduhan kembali terjadi, Javerio yang melihat dua adik Kate berada di satu tempat dengannya memasang senyum manis, laki-laki itu punya segudang ide cerdas didalam otaknya. Oh tentu saja. Javerio Gravherson itu licik meski terkadang otaknya suka korslet. Javerio mendekat ke arah dua anak kelas tiga sekolah menengah atas itu. Menegur mereka dengan cukup baik. Teguran itu sudah cukup untuk membuat mereka berdua ilfil melihat Javerio.

Naeva membalik badannya dan Randy sejenak, hendak menyusun rencana. "Aku curiga jika pembunuh itu kak Jav"

Ucap Naeva pelan, berbisik kepada Randy. Randy jadi mengelus dagunya, berlagak seperti detektif, mengacangi Javerio yang masih tersenyum seperti orang bodoh. "Kurasa tidak ada buruknya juga mendekat kan diri pada calon kakak ipar."

Jawab Randy tak kalah kecil. Naeva masih sempat mendengarkan apa yang diucapkan Randy, Langsung sebagai garda depan anti Javerio Naeva memukul kepala Randy, tapi tak apalah. Siapa tau mereka mendapatkan informasi dibalik angka 35.

Mungkin, setidaknya itulah harapan mereka berdua sebelum Javerio membawa mereka kemari. Oh sungguh, demi apapun.

















Kate melangkah lesu kedalam perpustakaan, sebenarnya ada satu rahasia yang disembunyikan oleh Kate. Luka memar di pergelangan tangannya semakin parah tiap harinya. Saat Kate mencari posisi terbaik untuk menyendiri dia malah bertemu dengan Wyhnterin. Gadis itu tengah duduk dengan kacamata bulat yang nangkring di telinganya. Sebuah buku tebal berjudul The Travel To Train menjadi bacaan Wyhnterin. Pasti gadis itu membaca novel. Pikir Kate.

Semenjak tinggal di rumah keluarga Yates, interaksi mereka berkurang. Terbukti setelah Kate waktu itu sempat mengamuk karena gelang perak kesayangannya di ambil oleh Taun Charleston. Sebenernya Kate pikir, hidupnya bersama orang-orang gothic akan mirip dengan kisah Addams Family ataupun Arabella in The Waterhouse Family, ternyata salah. Kehidupannya jauh lebih berbanding terbalik. Daripada melihat hantu secara langsung dan petualangan penuh misteri Kate malah merasa jika dirinya hanya mendapatkan mimpi buruk dan badan penuh luka. Luka yang bahkan tak diketahui asal-usulnya. Selain itu, sosok di rumah Yates yang berlagak seperti pembunuh bayaran itu sering kali membuat rumah banjir karena moodnya yang amburadul.

The Yates Family [AESPA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang