Kami bukan Addams Family bodoh, kurasa kami lebih berguna daripada mereka.
Benar-benar tidak bisa, Kate memutuskan untuk istirahat di tempat tidur barunya yang klasik tapi tidak bisa. Nyonya Whitney memberi mereka sebuah tempat nyaman yang bisa saja digunakan untuk langsung menyekap mereka dan menguburkannya hidup-hidup.
Lagipula, orang purba jenis mana lagi yang tidur di dalam peti mati? Apalagi Nyonya Whitney Sampai berkata kalau tempat tidur mereka bermerek dan keluaran terbaru dari pohon pinus suci yang baru saja tumbang dengan sendirinya di Romania. Bahkan, Kate rasa filosofi sang pohon begitu mengharukan.
Wyhn dan Naeva baru saja tertidur sedangkan Gina kembali pingsan saat akan makan malam. Itu semua karena menu spaghetti bolognese dengan cincangan otak kelelawar. Uh, andai saja tidak diberitahukan kalau itu otak kelelawar pasti Kate sudah lahap makan.
Angin malam berhembus melalui jendela besar yang seharusnya ditutupi dengan kaca. Namun, jendela tersebut hanya ditutupi beludru hitam. Nyonya Whitney juga meminta maaf pasal tersebut dan berjanji akan memperbaiki hal ini secepatnya. Langit malam yang muram juga kelihatan jelas dari jendela ini. Bintang seakan-akan ditelan oleh angkasa lantaran langit benar-benar kosong melompong.
Jika kalian menerka mereka berempat bisa tidur nyenyak di dalam peti maka jawabannya salah. Kate dan Naeva menyingkirkan empat peti tersebut dan mengambil bantal dan selimutnya saja. Dengan selimut tambahan dari nyonya Whitney mereka tidur menggelar selimut lebar dan tidur ber-empat. Wyhn itu terlalu nekat. Dia ingin tidur di dalam peti matinya tapi tiba-tiba takut karena kepikiran jika sewaktu-waktu petinya tertutup.
Tidak buruk juga melihat penampilan kosong melompong dari langit. Saat makan malam tadi hanya ada empat orang dari lima keluarga Yates yang berkumpul. Si sulung yang Kate tak tahu bagaimana bentukannya tengah pergi dan mungkin telat pulang. Dua anak Tuan Charleston memang tampan, tapi apa daya, Kate tak tertarik pada orang yang lebih tua ataupun yang lebih muda. Dia tidak memiliki hasrat menyukai setelah bertemu Javerio Tolol Gravherson itu. Dan Kate rasa, dengan orang tua angkat ini dapat menjadi bidak untuk menghentikan perjodohan bodoh dari Mendiang Ayahnya.
Alasan lain kenapa Kate tidak tidur selain dia lapar adalah fakta bahwa dia mendapati sendiri dengan dua matanya jika lukisan besar yang diduganya sebagai ayah dari Tuan Charleston tengah meliriknya dari tadi. Bahkan senyuman dan kerutan di matanya terlihat benar-benar berubah didepan mata Kate.
Kate memutuskan untuk memberanikan diri. Mengambil salah satu lilin di atas nakas kemudian beranjak pergi dari kamar. Rumah ini punya listrik, walaupun tak terlalu menderang.
Menuruni tangga memutar yang bisa saja menghantarkan mu ke dalam neraka jika saja salah berpijak. Dengan lilin yang masih ia pegang, Kate memutuskan untuk menjelajahi rumah ini sendiri. Tempat yang ia tuju saat sampai di lantai utama adalah dapur. Setidaknya mereka punya bubur gandum saat Naeva merengek karena tak mau makan otak kelelawar tadi. Mereka pasti punya sesuatu yang cukup normal. Saat memasuki dapur, terlihat Bozu yang tengah tidur sambil menggantung diri. Dengan mata terpejam tanpa ekspresi, itu membuat siapapun akan ketakutan jika tak tau selucu apa Bozu ketika terbangun.
Kate membuka pintu kulkas dengan pelan. Berharap menemukan sesuatu didalam sana. Sebuah kotak yang berisi bayi gurita, well tidak terlalu aneh. Sebuah bola mata ... Yang entah mata apa, kemudian sebuah sayap kelelawar, kepala ayam lalu escargot dan juga ramuan-ramuan aneh dan juga bunga Bellona. Tunggu dulu, kenapa ada bunga beracun ini? Apalagi diletakkan didalam toples bekas permen.
Semakin kebawah maka semakin aneh juga isinya, untung saja ada sebotol susu yang ia temukan di bawah sana. Tidak peduli dengan susu siapa dan mahluk apa. Kate mengeluarkan botol susu itu dari dalam kulkas. Botol tersebut berlabel inisial DY. Ya, tidak ada yang akan marah jika ia hanya mengambil segelas kan?
Suara gluk saat Kate meminum susu itu serasa di sebuah acara mukbang. Gadis itu bahkan terengah-engah setelah meminum segelas susu. Anehnya, rasa susu itu sedikit manis. Padahal, Kate yakin itu bukan susu kemasan siap minum. Melihat baunya yang masih agak amis.
Kate memutuskan untuk menyandarkan kepalanya pada meja. Rasanya kalau begini ia jadi rindu rumah. Walaupun Mom dan Dad sangat jarang dirumah dan sibuk melakukan tour musik atau apapun itu.
Mata Kate meremang. Dirinya mulai merasakan kantuk yang hebat. Apa mungkin ini efek dari segelas susu? Kate rasa tidak. Selama ini dia adalah seorang maniak susu dan tidak terlalu berpengaruh untuk membuatnya terkantuk. Kate rasa alasan yang lebih tepat adalah karena ia kelelahan.
Mata Kate hampir tertutup sempurna. Hawa dingin yang menusuk perlahan-lahan mulai hilang. Digantikan dengan rasa lelah, ingin segera masuk ke dunia tipu-tipu yang tak nyata. Sebuah angin berhembus dengan cepat. Membuat Kate melirik dari sudut matanya yang belum tertutup sempurna. Hal itu membuat Kate terbelalak.
Sebuah pisau kecil tengah melayang ke arah dirinya dengan cepat. Tak sempat untuk bangkit dari meja, pisau itu sudah lebih dulu menancapkan diri di meja. Tepat didepan mata Kate. Bahkan rambutnya masih berada di sekitar tempat pisau itu menancap. Dari arah yang sama, Kate melirik, dari lorong yang gelap sebuah suara kaki yang berjalan tampak terdengar. Kate harus akui rumah ini menyeramkan, tapi kalau harus sampai memelihara hantu? Bukankah itu mengerikan?
"Siapa kau?"
Kate menahan suaranya yang tengah bergetar hebat. Mengambil pisau yang sempat tertancap sempurna di depan matanya lalu memasang kuda-kuda. Mengambil lilin nya yang semakin kecil kemudian berputar mengelilingi dapur.
"Tetap diam disitu, atau kau akan mati!"
Suara laki-laki itu membuat Kate semakin panik. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Selain karena tak punya banyak pilihan maka Kate mengacungkan pisaunya ke arah laki-laki yang tengah memakai sweater hitam. Uh, jangan bilang rumah menyeramkan milik keluarga ini juga bisa menarik pencuri? Pencuri macam apa yang akan masuk ke rumah mengerikan ini? Itu pertanyaan Kate.
Sebuah pisau keluar dari laki-laki membawa ber-sweater hitam itu. Membuat Kate melangkah mundur. Tatapan mata yang tajam seakan-akan membuat hawa semakin menusuk. Kaki Kate yang telanjang menyentuh langsung lantai keramik yang dingin. Semakin mundur, genggamannya pada pisau mulai kendur. Kate menjatuhkan pisaunya. Membuat laki-laki didepannya berdecak kesal.
'syut!
Kate memejamkan mata saat laki-laki tadi menghunuskan pisau, dia kira telinganya akan hilang. Ternyata tidak. Laki-laki tersebut malah berdecak frustasi saat pisau yang menancap itu malah mengenai dinding kayu, sepertinya dugaan Kate benar. Dia akan dibunuh.
"Siapa kau?!"
Laki-laki itu malah berjalan dengan santai ke arah kulkas, membuka kulkas kemudian mengambil botol susu yang sempat sedikit bagiannya diminum oleh Kate. Membuat Kate semakin porak-poranda. Dia kemudian mengancam laki-laki itu dengan menggerakkan lilin ke arah dagunya. Laki-laki itu menurunkan maskernya.
"Piyama putih hello Kitty? Sedang berduka pada siapa kau?"
Kate menyeringit sebal. Dia bukan membahas filosofi aneh mengenai warna oleh keluarga Yates. Tapi siapa laki-laki didepannya ini.
"Seharusnya aku yang bertanya, siapa yang berani meminum susu kucing hutan Afrika ku? Tidak mudah mencari ini di E-bay!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Yates Family [AESPA]
FanficArwah yang bergentayangan, pohon jiwa disamping rumah ataupun koleksi tulang belulang dari hewan-hewan pengerat. Selamat datang di sebuah tempat yang orang-orang sekitar sebut sebagai rumah keluarga Yates. Tidak-tidak, ini bukanlah cerita Adams...