Buku ini didedikasikan untuk kalian yang ingin menjadi anak angkat dari vampire.
Cuaca yang benar-benar mendung seakan-akan mendukung kesepian mendalam ah, dan juga kehilangan yang mendalam. Kehilangan dua orang di hari yang sama dan waktu nyaris dekat bukanlah hal yang baik-baik saja asal kau tahu.Suara dari bagpipe yang terdengar menyedihkan menjadi sebuah teman manis saat empat anak gadis dari Graham Bell yang tengah menangis tersedu-sedu.
Ada yang bilang jika cuaca mendung ataupun gerimis maka alam pun turut berduka. Kehilangan sosok Solomon Graham Bell bukanlah hal yang diinginkan oleh dunia, beserta empat anak manjanya.
Ayahanda meninggal saat jam 8 malam kemarin. Beliau divonis meninggal karena peredaran darah yang pecah. Lalu kabar buruk datang lagi dari ibu mereka Irena Graham Bell juga ikut dikabarkan meninggal dunia pada pukul 9 pagi saat akan menyiapkan peti mati.
Sungguh, cinta mereka benar-benar sehidup semati.
Kematian dari dua orang yang berpengaruh besar dalam bidang musik meninggalkan empat anak gadis mereka yang cantik. Katerina, Regina, Wyhn dan si bungsu Naeva. Naeva bahkan sampai memukul-mukul keras tanah yang becek di sekitar gundukan tanah.
Tidak, hanya tiga adik kecil Kate yang menangis. Si sulung masih tetap kekeuh dengan muka datarnya. Walaupun sebuah pisau transparan rasanya tengah menusuk dan mencabik-cabik jantung gadis itu saat ini.
Suara bagpipe itu tidak terdengar lagi ketika para penggali kubur menutup rapat gundukan tanah yang tersisa. Gina menarik si bungsu agar bangkit dari posisi nya yang terlihat begitu menyedihkan. Mencoba menyadarkan Naeva bahwa rengekan miliknya tak akan membangunkan mom dan dad. Memang, dulu saat Naeva merengek orang-orang di mansion modern milik keluarga Graham Bell akan terbangun tapi sekarang, semua telah usai.
"Mom, mom pasti kedinginan! Kakak! Bagaimana jika dad ketakutan? Dad takut gelap!"
Ucapan Naeva tersedak karena nafasnya saja sudah tak beraturan. Satu-persatu orang yang menghadiri pemakaman mulai hilang. Menyisakan gerimis dan anak-anak manja itu menangis didalam sunyi.
Bon-- asisten kepercayaan Solomon hanya diam sambil memegangi dua payung menggunakan dua tangannya. Melindungi malaikat-malaikat kecil mendiang Solomon dan Irena dari pahitnya kenyataan dunia.
Wyhn menjadi anak yang paling pendiam, hanya bulir-bulir kristal yang bercampur dengan air hujan yang mengenai pipinya.
Mereka kini kehilangan. Betul-betul kehilangan.
Kejadian seminggu lalu masih membekas jelas di otak Katerina. Dia adalah anak pertama yang kini tengah menikmati cuti tiga hari nya yang suram. Menemani tiga adiknya yang sudah seperti para pasien rumah sakit jiwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Yates Family [AESPA]
Fiksi PenggemarArwah yang bergentayangan, pohon jiwa disamping rumah ataupun koleksi tulang belulang dari hewan-hewan pengerat. Selamat datang di sebuah tempat yang orang-orang sekitar sebut sebagai rumah keluarga Yates. Tidak-tidak, ini bukanlah cerita Adams...