❝Tuhan kita cuma satu, tapi kita yang berbeda.❞
KITA YANG BERBEDA - LEE HEESEUNG ENHYPEN
Start : 18 September 2023
End : 23 Oktober 2023
Status : SELESAI [ END ]
Original story by @dellanofi_
Cover by @yani_graphic
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Yogyakarta, 2 Desember 2019.
Bagaskara berhasil menyinari bumantala dengan iringan cakrawala yang amat biru. Begitu indah pemandangan alam hari ini.
Sekelompok laki-laki yang tengah mengobrol di tempat angkringan yang tidak jauh dari sekolah kuliah mereka. Universitas Gadjah Mada.
Salah satu laki-laki dari mereka bertiga tampak mengamati seorang perempuan.
Perempuan berparas dahayu itu sama-sama memakai almamater berwarna karung goni dengannya. Namun, dia tidak pernah melihatnya selama ini.
Memandangnya yang jauh dari netra, auranya sungguh menawan dan memiliki nayanika. Dia seakan langsung tertarik untuk berkenalan dengan perempuan berhijab syar'i itu.
Sementara temannya menoleh ikut melihat apa yang sedang dilihatnya.
Sedetik kemudian, laki-laki berusia 19 tahun bernama Septian Putra Dhiandra tertawa kecil secara mendadak, membuat kedua temannya menatap dengan bingung.
"Kenapa lo? Kayak orang gila ketawa sendiri." cibir Tristan Erlangga Wirayudha, laki-laki berusia 19 tahun yang memiliki paras wajah seperti orang bule.
"Itu tuh, Dewa ngapain lo lihatin cewek itu mulu? Naksir ya lo." ledek Septian.
Laki-laki berambut hitam pekat serta memiliki hidung mancung, berusia 20 tahun bernama Sadewa Pangestu Adiputra langsung memalingkan wajahnya dari Sang perempuan menghadap ke Septian.
"Hah? Maksudnya? Gue dari tadi lihatin anak kecil itu yang main bola." Sadewa mengelak sembari tersenyum masam.
Septian melirik ke arah anak kecil yang memakai celana pendek warna merah di seberang jalan sana, memang sedang bermain bola tapi Septian tetap tidak percaya dengan perkataan Sadewa tadi.
"Halah, ngeles lo. Lagian gak apa-apa lo naksir sama dia asal jangan sampai jatuh cinta. Ingat, lo itu beda keyakinan sama dia." celetuk Septian menyadarkan Sadewa.
Sadewa mendengus kesal, tatapannya menjadi dingin pada Septian. "Kenal juga kagak, mana mungkin fall in love sama dia." balas Sadewa.
Tristan sedari tadi hanya diam mendengarkan obrolan kedua temannya, kemudian menatap perempuan itu juga dengan amat intens.
"Kalo Dewa gak bisa dapatin cewek itu, berarti gue bisa dong. Gue kan muslim, brother." ucap Tristan.
"Apaan sih! Gaje dah kalian berdua." sahut Sadewa kesal, dia mulai menyeruput kopi hangat yang di pesannya.
Tristan menepuk pundak Sadewa, membuat Sang empu berhenti melakukan aktivitasnya. "Eh kayaknya gue pernah lihat itu cewek deh." ucap Tristan.
"Di mana?" tanya Sadewa yang mulai penasaran.
"Waktu acara ospek," jawab Tristan yang menggantung, dia masih berusaha mengingat lagi.
Wajahnya yang tidak asing baginya. Tristan ingin mengingat lagi di mana dia pernah bertemu. Tidak lama, dia berhasil mengingatnya.
