✿ 05. Kenalan sama Umi

386 108 1
                                    

Assalamu'alaikum, selamat membaca! Vote sama komentar yaa🥰💗

"Cinta itu seperti angin, kamu tidak bisa melihatnya tapi bisa merasakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cinta itu seperti angin, kamu tidak bisa melihatnya tapi bisa merasakannya." -Sadewa Pangestu Adiputra.

" -Sadewa Pangestu Adiputra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aisyah..." ucap pelan laki-laki yang kini menyetir motor, memboncengkan Aisyah di jok belakangnya.

"Hm?" Aisyah memajukan wajahnya di telinga kiri Sadewa agar ucapan laki-laki tersebut bisa terdengar dengan jelas.

Pasalnya orang-orang tuh pasti pendengarannya kurang jelas kalau sedang naik motor. Pasti cuman jawab "Hah? Hah?" iya kan. Ngaku siapa yang begini? Hehehe....

"Syah, maaf ya soal tadi." ucap Sadewa yang mungkin merasakan sedikit kekecewaan.

Aisyah mengerutkan dahinya, bingung. "Minta maaf karena apa, Dewa?" tanyanya.

Sadewa tampak menoleh sedikit ke arah spion motor. "Yang tadi, Syah. Pas gue ungkapin perasaan ke lo." ujarnya.

Aisyah tersenyum tipis, matanya menatap spion juga agar bisa melihat wajah Sadewa yang tampan menggunakan helm bermerek kyt.

"Gak perlu minta maaf, itu wajar aja kalo kamu ada rasa suka ke orang. Kamu kan udah dewasa." ucap Aisyah.

Sadewa mengangguk setuju, lalu tiba-tiba ia cengengesan sendiri. Aisyah yang dengar langsung menepuk helm bagian belakang Sadewa. "Kenapa cengengesan gitu ih?!" seru Aisyah yang malu sendiri.

"Kalo gitu gue boleh dong suka sama lo terus, walaupun cuman temenan? Iya, kan, Syah?" ucap Sadewa penuh percaya diri.

Aisyah seketika diam, kehabisan kata-kata dan tidak tahu mau jawab seperti apa. Rasanya Aisyah sendiri juga udah oleng ke laki-laki satu ini, tapi ia masih bertahan menjaga imannya agar tidak terbawa godaan syaitan untuk berpacaran.

"Iya boleh, asal tahu batasannya." sahut Aisyah kemudian.

Sadewa ketawa renyah, ia merasa senang setelah mendengar ucapan Aisyah barusan. "Yes!!" teriaknya.

"Yes!! Gue sama Aisyah!!" teriaknya lagi.

Aisyah melihat beberapa pengendara lain memandang sinis ke arah mereka berdua, rasanya malu banget. Ia langsung mencubit pinggang Sadewa, sampai Sang empu merintih kesakitan.

Kita Yang Berbeda ; Heeseung (✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang