✿ 22. Frustasi

236 87 0
                                    

Assalamu'alaikum, kembali lagi sama cerita yang satu ini hehehe ... Udah pada bosen, kah? Atau masih semangat baca sampai ending? Ayo silakan baca sampai akhir ya! Vote juga, Terima Heeseung😁🥰

 Udah pada bosen, kah? Atau masih semangat baca sampai ending? Ayo silakan baca sampai akhir ya! Vote juga, Terima Heeseung😁🥰

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok ... Tok ... Tok ...

Ketukan pintu kelas membuat semua orang termasuk dosen yang sedang mengajar menoleh ke arah sumber suaranya.

"Silakan masuk," ucap Athar yang sedang mengajar.

Kemudian, dosen wanita yang bernama Shinta memasuki kelas jurusan farmasi tersebut.

Ceklek ...

"Assalamu'alaikum, pak. Maaf mengganggu," ucap Shinta sembari membawa lima lembar kertas surat.

Athar tersenyum tipis. "Waalaikumsalam, bu. Ada apa?" tanyanya.

Shinta menyodorkan kertas yang dibungkus oleh amplop putih. "Ini, saya mau kasih surat keterangan panggilan orang tua mahasiswa untuk besok datang ke sini," jelasnya.

"Oh iya, boleh silakan," sahut Athar yang sudah mengetahui semuanya.

Video pembullyan Aisyah sudah tersebar luas di web sekolah, bahkan hampir semua dosen melihatnya. Dengan tindakan adil, rektor selaku pemimpin paling tinggi memanggil orang tua tersangka untuk datang menemuinya besok pagi.

"Untuk Rachel, Ghea, Kania, Chintya dan Azellia silakan ambil surat ini. Besok pagi pokoknya orang tua kalian harus bisa datang ke sini tanpa alasan apapun, kalau tidak datang maka nasib kalian akan dikeluarkan dari kuliah ini," ucap Shinta menjelaskan.

Mahasiswi yang namanya terpanggil langsung mengambil surat tersebut dari tangan bu Shinta dengan rasa malu, semalu-malunya.

"Ngadain party malah dikacaukan sendiri, dasar bego," umpat salah satu mahasiswa.

"Wuuuhhh!!"

Semuanya menyoraki mereka berlima, bahkan ada yang melemparinya menggunakan sobekan kertas buku.

Sungguh rasa malu dan menyesal telah merasuki diri mereka masing-masing. Tapi semua ini sudah terlanjur, entah bagaimana nasib mereka nantinya. Pastinya akan dimarahin habis-habisan oleh orang tuanya masing-masing.

"Sudah, cukup!" seru Athar.

"Baik, pak. Terima kasih banyak, maaf telah mengganggu anda mengajar," ucap Shinta.

"Saya pamit ya," sambung wanita tersebut.

"Iya, silakan bu. Terima kasih kembali," sahut Athar tersenyum masam.

Mereka sudah kembali ke bangku. Rachel meremas-remas surat tersebut, lalu ia sobek menjadi dua bagian, dimasukkannya ke dalam laci dengan asal. Ia sudah tidak tahu bagaimana akan memberitahu kepada orang tuanya yang sangat galak itu.

"Mati gue," batinnya.

"Mati gue," batinnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kita Yang Berbeda ; Heeseung (✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang