✿ 06. Pertengkaran Hebat

416 109 10
                                    

Assalamu'alaikum, selamat membaca! Vote sama komentar yaa🥰💗

"Terkadang aku merasa iri ketika melihat orang lain dapat bahagia bersama keluarganya, sementara aku hanya bisa tersenyum pada saat hati ini terluka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terkadang aku merasa iri ketika melihat orang lain dapat bahagia bersama keluarganya, sementara aku hanya bisa tersenyum pada saat hati ini terluka." -Sadewa Pangestu Adiputra.

"Teman kakak? Siapa kak?" kini Alif bertanya lagi, menatap Aisyah yang terlihat sangat cantik hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Teman kakak? Siapa kak?" kini Alif bertanya lagi, menatap Aisyah yang terlihat sangat cantik hari ini.

Aisyah menunjuk ke arah Sadewa yang sedang asik makan mie ayam bakso.

"Itu." ucap Aisyah sembari menunjuk ke arah Sadewa yang jauh di sana.

Alif memutar badannya ke belakang. Tidak disangka kedua matanya mendelik ketika melihat kehadiran Sadewa.

"Hah?!" pekik Alif.

Aisyah dan Arissa menatap bingung pada Alif, kenapa tiba-tiba dia seperti kaget ketika melihat kehadiran Sadewa di sini.

Arissa menepuk pundak Alif, menatapnya lekat dan dibenaknya penuh tanda tanya. "Kenapa mas? Apa mas Alif pernah lihat Sadewa sebelumnya?" tanyanya.

"Kamu pernah ketemu, kah, sama Sadewa?" kali ini Aisyah ikut menyela.

Lalu Alif mengangguk kukuh. Kedua matanya masih menatap Sadewa. "Iya, pernah umi, kak." jawabnya.

"Di mana?" tanya Aisyah kemudian.

"Di sana, waktu di-"

"Maaf, total bayar saya berapa ya bu?" potong seorang wanita dan anaknya yang datang menghampiri, ingin membayar makanannya yang telah habis.

Arissa tersenyum tipis. "Oh iya, mari ke sini." sahutnya, lalu mereka jalan ke gerobak, karena di sana juga Arissa menyimpan uangnya.

"Syah!" teriak Sadewa.

Gadis itu menoleh ketika dipanggil namanya, membuat Alif tidak jadi memberitahu yang sebenarnya pada kakaknya dan juga uminya.

Sadewa bangun berdiri, lalu membawa mangkok dan gelas yang telah habis isinya ia lahap. Ia berjalan mendekati Aisyah.

Kita Yang Berbeda ; Heeseung (✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang