✿ 23. Lelah dan Menyerah

232 88 0
                                    

Assalamu'alaikum!! Silakan dibaca dengan pelan dan jangan lupa buat vote, Terima kasih!!

Assalamu'alaikum!! Silakan dibaca dengan pelan dan jangan lupa buat vote, Terima kasih!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di pagi ini, rasanya sangat resah bagi Rachel. Perasaannya masih gundah gulana karena kejadian tadi malam, ibunya telah meninggal dunia. Bahkan jasadnya masih ada di rumah belum dikubur. Ayahnya, Adrian itu tidak peduli akan hal tersebut.

Terlahir dari keluarga yang kaya raya, tapi kehidupannya tidak harmonis seperti keluarga Aisyah. Keluarga Rachel justru selalu ada keributan antara ibu dan ayahnya. Setiap hari suara kegaduhan tersebut bagai makanan bagi Rachel. Ia sudah terbiasa oleh hal itu, tapi jika terus-menerus pasti muak didengarnya.

Rasanya hampa, sedih, hancur dan sudah putus asa. Rachel telah menyerah hari ini. Ia juga sudah menyesal telah melakukan hal-hal yang jahat pada Aisyah. Demi Sadewa agar ia miliki kembali, Rachel rela melakukan apapun. Tapi itu ternyata berakibat fatal, ia malu setengah mati pada mahasiswa dan dosen-dosen.

Video pembullyan yang tersebar membuat Rachel kepikiran terus. Followers instagramnya turun drastis dan ia mendapat kritikan yang begitu banyak dari semua orang.

Rachel berjalan dengan sangat lesu menuju lobi. Tidak ada semangat untuk menjalani hidupnya lagi. Rasanya ingin mengakhiri semua ini.

Pikirannya sudah tertuju pada sesuatu hal yang mungkin bisa dikira gila oleh semua orang.

"Wuuhh!! Minta maaf dong sama Aisyah!!"

"Berani melakukan tapi gak tanggung jawab!!"

Seruan yang didengarnya dari mulut mahasiswa yang berada di tempat loker saat melihat dirinya jalan.

Rachel sudah kehabisan kata-kata, ia tidak mau menggubris dan menyahut cibiran semua orang. Ia tetap jalan dengan tatapan kosong dan ada satu arah yang sudah ia tetapkan untuk melancarkan aksinya.

Satu menit melewati orang-orang yang selalu mencaci makinya, Rachel berhenti tepat di depan tangga menuju rooftop.

Ia menoleh, memandang banyaknya anak tangga tersebut untuk menuju rooftop.

Ia kemudian tersenyum tipis. "Tuhan, mungkin ini tempat terakhirku," ucapnya.

Rachel jalan menaiki anak tangga dengan perasaan yang tidak bisa dijelaskan. Antara sedih telah kehilangan ibunya, kecewa pada temannya, dan malu karena ulahnya sendiri.

"Kenapa sih lo selalu keras kepala? Gak dari dulu sampai sekarang lo selalu keras kepala. Lo selalu anggap perkataan gue itu remeh, lo gak pernah nurut sama gue, Rachel. Please, lo ngertiin perasaan gue juga," ucap Sadewa.

"Rachel, karma itu masih berlaku. Allah lihat semua perbuatan jahat kamu, jangan bikin kamu menyesal sendiri di akhir waktu," ucap Aisyah.

"Karena Sadewa suka sama Aisyah, lo jadi tega ngelakuin perbuatan buruk kayak gini? Mana attitude lo? Katanya anak orang kaya keturunan Jepang, kok sifat lo kayak binatang?" ucap Silvia.

Kita Yang Berbeda ; Heeseung (✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang