Kakak

2.3K 106 3
                                    

Cklek...

Suara pintu yang terbuka itu mampu memecah keheningan yang sudah lama terjadi di kamar yang bernuansa gelap, suasana yang sangat tenang bagi seorang Mahen Desta Nugraha. Dengan malas remaja jangkung berusia 20 tahun itu menoleh, dan seketika wajahnya menjadi sangat dingin saat ia melihat sosok yang tidak asing dimatanya sedang berdiri tepat di pintu masuk kamarnya.

Mahen hanya menatap sekilas remaja yang baginya sudah mengganggu aktivitasnya---yang sedang membaca buku, dan dengan nada yang dingin Mahen berucap.

"Pergi"

Reyhan, remaja yang tidak lain adalah adik kandung dari Mahen itu terkejut saat mendengar Mahen yang bahkan belum mendengarkan satu kata pun dari mulutnya, tetapi sudah mengusirnya dengan sangat enteng, seperti tidak ada beban.

"Hmm Reyhan kesini mau ngajakin kakak makan malam, kak" ucap Reyhan sambil mencoba menampilkan senyuman terbaiknya.

"Makan dulu yuk, kak" Reyhan menahan senyum saat mengatakannya.

Mahen masih diam, tidak merespon.

"Hmm, kakak?"

"Kakak nggak mau makan?"

"Nggak"

"Kakak nggak laper?"

"Nggak" jawab Mahen, masih fokus pada bukunya.

Reyhan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia bingung harus berkata apa lagi.

Setelah beberapa saat diam, Reyhan yang belum menyerah pun kembali bersuara.

"T-tapi kata bibi, sejak pulang dari kuliah tadi kakak b-belum makan, kakak yakin nggak lape---"

BRAK!...

"GUE BILANG NGGAK YA NGGAK! LO TULI?!"

"KALAU MAU MAKAN YAUDAH MAKAN AJA SANA, NGGAK USAH NGAJAK-NGAJAK GUE!"

Reyhan terkejut bukan main saat Mahen menggebrak meja belajarnya dengan keras, sedetik kemudian Reyhan langsung menundukkan kepalanya dengan tangan kanan yang memegangi dada sebelah kirinya. Demi apapun, Reyhan sudah bekerja keras untuk menstabilkan tubuhnya seharian ini, tetapi Mahen dengan mudahnya---bahkan hanya dengan bentakan yang berdurasi beberapa detik, Mahen berhasil membuat penyakitnya kembali kambuh.

"Nggak usah sok peduli sama hidup gue. Dan lo harus inget, lo itu bukan adik gue, gue nggak pernah punya adik yang penyakitan!"

Mahen mendorong tubuh Reyhan dengan kasar.

"Ck, dasar penyakitan nggak tau diri" Mahen berucap dengan pelan, tetapi Reyhan masih bisa mendengarnya.

Reyhan menatap Mahen dengan sendu.

Brak!...

Mahen membanting pintu kamarnya.

"Ka-kak..." Reyhan kembali menunduk, hati serta jantungnya kini mulai terasa sakit.

Reyhan adalah seorang remaja yang saat ini masih berusia 17 tahun, ia menderita penyakit leukimia semenjak berusia 10 tahun. Disaat itu ayah dan juga Bunda sudah tidak ada di dunia ini.

Mereka pergi meninggalkan Reyhan dan kedua saudaranya saat Reyhan masih berusia 8 tahun.

Reyhan pernah berfikir, jika penyakitnya itu adalah penyakit yang sudah sangat parah dan sudah cukup untuk menghancurkan hidup serta masa depannya.

Tetapi ternyata ia salah, karena satu tahun setelah menderita leukimia dan menjalankan transfusi darah, meminum obat-obatan setiap hari serta melakukan Kemoterapi secara rutin setiap bulan, jantung Reyhan tidak kuat menahan obat-obat kimia yang digunakan untuk mengobati kanker darahnya. Dan kini jantungnya pun ikut terkena imbasnya, jantungnya juga ikut melemah seiring berjalannya waktu. Ditambah dengan penyakit sesak nafas yang ia derita akibat faktor keturunan. Itu membuatnya semakin hancur.

Belum lagi dengan kakaknya yang semakin hari semakin mengacuhkan dirinya. Itu membuat Reyhan semakin terpuruk.

"Sampai kapan Reyhan sama kakak harus kaya gini? Kami jauh banget. Ya Tuhan... Reyhan pengen deket sama kak Mahen, Reyhan pengen jadi kaya saudara-saudara lain yang ada diluar sana..." Ucapnya lirih sambil menatap pintu berwarna coklat tua dengan tulisan 'Mahen’s Room'. Sambil berjalan menuju dapur untuk melaksanakan ritual makan malam sendirian. Lagi, Reyhan menghapus air mata yang entah mengapa malah turun tanpa ia sadari.

Dan malam itu, Reyhan kembali merasakan rasa 'sakit' yang baginya sudah biasa, tetapi entah mengapa walaupun hal itu sudah terjadi berulang-ulang kali, ia masih berhasil dibuat menangis olehnya.

Dan Reyhan merasa, ia tidak akan pernah bisa terbiasa oleh rasa sakit ini.

Dan Reyhan merasa, ia tidak akan pernah bisa terbiasa oleh rasa sakit ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Huang Renjun/ Reyhan Jean
Nugraha.

Huang Renjun/ Reyhan JeanNugraha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark Lee/ Mahen Desta
Nugraha.

___________________

Halo para readers~

Buat yang udah mau mampir, baca, apalagi votmen, saya ucapkan banyak-banyak terima kasih. Semoga kalian semua suka sama ceritaku ini, ya!

See u in the next chapter all, luv u<3

REYHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang