Pepohonan yang rindang dengan suara burung yang berkicau, disertai pemandangan indah dari sebuah danau yang besar terpampang jelas dihadapan Reyhan yang saat ini tengah melamun, semilir angin berhembus dengan lembut menerpa badan Reyhan yang mungil, rambut-rambutnya yang halus pun ikut berhembus mengikuti arah angin.
Sore ini, tepatnya setelah selesai belajar disekolah, Reyhan memutuskan untuk mampir sebentar ke sebuah taman yang ada disekitar sekolah. Lokasinya tidak jauh, dan tidak juga dekat dari sekolah.
Reyhan kesini sendirian, karena tadi Jevan bilang dia masih ada jadwal ekstrakurikuler.
Jika kalian bertanya, apakah Reyhan ikut ekstrakurikuler sama seperti Jevan?
Maka jawaban yang paling tepat adalah tidak.
Reyhan tidak ikut kegiatan ekstrakurikuler apapun disekolah, karena kondisi tubuhnya yang tidak mendukung untuk aktivitas seperti itu.Sebenarnya dulu Reyhan pernah ikut ekstrakurikuler musik, dan Reyhan bertugas di bagian Vocalis karena suara Reyhan yang bagus. Tetapi teman-teman satu Band-nya terus mencemooh dan juga menghina dirinya dengan kata-kata yang menyakitkan, maka dari itu Reyhan memutuskan untuk berhenti dari grup band itu, dan lebih memilih untuk tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler disekolah, sama sekali.
Reyhan tersenyum tipis saat memandangi danau itu. Ia jadi gemas sendiri saat melihat ikan-ikan kecil melompat-lompat disana.
Ikan-ikan itu nampak sangat bahagia bersama kawanannya.Reyhan terlalu larut dalam lamunannya, sampai-sampai ia tidak menyadari keberadaan seseorang yang tengah menatapnya dengan tatapan sendu.
Orang itu tidak lain dan tidak salah adalah Jevan, Jevano Abraham.
"Reyhan" panggil Jevan pelan.
Reyhan segera menolehkan kepalanya saat suara yang tidak asing itu menyapa gendang telinganya.
"Jevan? Katanya tadi ikut ekstra? Kok malah kesini?" Tanya Reyhan.
"Udah selesai" Jevan tersenyum, lalu duduk disamping Reyhan. Mereka berdua duduk diatas rerumputan sembari menatap keindahan alam yang diciptakan oleh Tuhan.
"Reyhan" panggil Jevan, lagi.
"Hm?"
"Airnya beda ya Han"
"Eum, apanya yang beda, Van?"
"Itu, warna airnya"
"Coba perhatiin deh, warnanya nggak sama kan"
Reyhan memperhatikan danau dihadapannya dengan kedua mata yang sedikit menyipit. Ia sedang mengamati warna dari air di danau itu.
"Iya, nggak sama. Ada yang hijau muda, ada yang hijau tua banget"
Jawab Reyhan, Jevan tersenyum lalu mengangguk.
"Pinter deh temen gue" puji Jevan.
"Gue emang pinter dari dulu, Van" bantah Reyhan, Jevan hanya terkekeh kecil.
"Kalau airnya warna ijo muda tandanya apa Rey?" Tanya Jevan.
"Itu tandanya airnya nggak dalem. Dangkal" jawab Reyhan.
"Pinter"
"Terus kalau airnya warna ijo banget, tandanya apa?"
"Itu tandanya airnya dalem banget, sama kaya warnanya yang ijo banget" jawab Reyhan, Jevan kembali tersenyum.
Jevan merebahkan tubuhnya diatas rerumputan itu. Setelah puas memandangi danau, Jevan kini beralih memandangi langit yang sudah mulai menguning, tanda bahwa sebentar lagi hari akan berganti menjadi malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYHAN [END]
Ficción General[Brothership not BxB] Kisah seorang Reyhan Jean Nugraha yang berusaha untuk mendapatkan kasih sayang dari sang kakak, Mahen Desta Nugraha. Huang Renjun as Reyhan Mark Lee as Mahen Lee Jeno as Jevano