Jevano Abraham

837 62 0
                                    

Jevano Abraham nama anak laki-laki itu, dia adalah seorang anak tunggal di keluarganya.

Dulu, Jevan sangat bahagia saat mengetahui bahwa rahim Mama ternyata hanya mampu melahirkan satu anak, dan hal itu membuat dirinya menjadi anak satu-satunya dari kedua orangtuanya.

Jevan pikir, menjadi anak tunggal adalah hal yang menyenangkan, Jevan pikir ketika ia sudah beranjak dewasa nanti, Papa dan Mama akan mendukung dan memprioritaskan dirinya sebagai buah hati mereka yang paling mereka sayangi. Tetapi semua itu ternyata salah, Jevan salah besar.

Karena mempunyai satu anak ternyata tidak membuat sang Papa senang dan bersyukur atas apa yang sudah Tuhan beri.

Papa Jevan tidak bersyukur, ia malah berselingkuh dengan wanita lain dan parahnya lagi, ternyata diam-diam sang Papa sudah memiliki dua anak dibelakang Mama.

Anak pertamanya sudah berusia 10 tahun, sedangkan anak keduanya berusia 6 tahun.

Saat itu usia Jevan masih menginjak 13 tahun, yang artinya Papa sudah melakukan hal bejat itu selama bertahun-tahun, dan Mama tidak mengetahuinya.

Mama sangat sakit hati atas perlakuan Papa, tetapi Mama masih mau bertahan, demi Jevan.

Tetapi entah mengapa Papa yang dahulu Jevan kenal sebagai sosok yang sabar, lemah lembut dan pendiam, setelah aksi bejatnya itu terungkap ia malah menjadi sosok yang sangat egois dan juga kasar.

Sebelum resmi berpisah, Jevan sering mendengar kedua orangtuanya berdebat dilantai satu---karena kamar Jevan memang berada di lantai dua.

Ia sering mendengar suara bentakan keras dari mulut Papa, lalu disusul dengan teriakan dari Mama, setelah berteriak pasti Jevan berganti mendengar suara tangisan, dan itu juga berasal dari Mama.

Hal itu membuat Jevan tidak bisa tidur, ia akan terus diam dengan badan yang tertutup selimut, kadang juga ikut menangis sepanjang malam saat mendengar suara-suara mengerikan dari kamar Papa dan Mama, padahal jarak antara kedua ruangan bisa dikatakan jauh.

Jevan menjadi semakin murung saat kedua orangtuanya setiap hari pergi pagi pulang malam, Jevan jadi tidak memiliki waktu bersama keluarganya.

Dan semenjak itulah, Jevan sebagai anak tunggal yang seharusnya menjadi pusat perhatian bagi kedua orangtuanya, malah menjadi seperti beban hidup bagi keduanya.

Kedua orang tua Jevan hampir setiap hari memperebutkan dirinya.
Bukan, bukan memperebutkan untuk bersama siapa Jevan akan tinggal di masa depan, melainkan sebaliknya.

Mama tidak ingin Jevan ikut dirinya, begitu juga dengan Papa.
Kedua orangtuanya tidak menginginkan dirinya lagi.

Bahkan setelah resmi bercerai, kedua orang tua Jevan segera menikah dengan orang baru dan meninggalkan Jevan sendirian di rumah yang dahulu mereka tinggali bersama. Dan juga, mereka hanya akan mengirimkan uang sebulan sekali, sebagai modal untuk kehidupan hidup Jevan.

Semenjak kejadian itulah kehidupan Jevan yang semula bahagia, aman dan nyaman berubah drastis.

Jevan merasa kesepian, sedih dan kecewa setiap hari.
Dan hanya kesedihan serta rasa depresi-lah yang menjadi makanan sehari-hari Jevan.

Reyhan POV:

Hai, ini Reyhan.

Mau cerita dikit soal Jevan, ya? hehe.

Jevan itu anaknya kalem, sabar, nggak banyak tingkah. Dia juga suka banget senyum.

Dia itu anaknya sabar banget, apa-apa pasti dia selesaiin dengan kepala dingin. Nggak kaya gue, yang dikit-dikit kesel, dikit-dikit emosi.

REYHAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang