Rosé berjalan kedapur sembari memainkan ujung piyamanya, ia merasa lapar maka dari itu ia keluar kamar.
"Ada apa ya?"
Rosé yang membuka kulkas sembari melihat seluruh isinya, "apa yang kamu cari, kitten?" Jisoo yang ternyata mengikuti rosé.
"Aku lapar.. Tapi aku bingung..."
"Kamu mau croissant?" Jisoo yang bertanya sembari menaikkan sebelah alisnya, "mauuu..." Rosé yang tersenyum lebar.
Jisoo yang melihat ekspresi rosé yang lucu itu hanya terkekeh saja, ia mengambil sebuah bungkusan dari dalam kulkas.
"Ini..."
Rosé mengambil bungkusan tersebut lalu membukanya, jisoo sendiri mengunci pergerakan rosé yang bersandar di meja bar dapur.
"Enak?" Jisoo yang menatap rosé memakan croissant yang ia berikan tadi, "manisnya kurang pas...." Ucap rosé menaikkan kedua alisnya.
"Kurang pas? Aku rasa itu sudah pas..." Jisoo yang sedikit memiringkan kepalanya, "kurang pas, jisoo..." Rosé yang menggeleng.
"Lalu yang pas bagaimana?" Jisoo menaikkan sebelah alisnya, "aku akan membuat nya besok... Kamu mau?" Rosé yang bertanya balik.
"Tentu saja...." Jisoo yang mengecup bibir rosé, jisoo menatap mata rosé dengan tatapan yang sangat dalam.
Sedangkan rosé hanya menatapnya sembari memakan croissant yang ia pegang.
"Aku tidak mau...." Celetuk rosé saat jisoo tersenyum, "aku tidak bilang apa apa..." Jisoo yang menyirit.
"Tapi aku tau apa yang kamu pikirkan..." Rosé yang merengut, jisoo yang mendengar perkataan rosé itu terkekeh.
"Baiklah baiklah... Tidak jadi..." Jisoo yang mengecup bibir rosé lagi, "tapi biarkan aku tidur memeluk mu..." Jisoo yang menarik pinggang rosé.
"Bukankah kamu selalu memeluk ku?" Rosé yang memutar bola mata malas, sedangkan jisoo hanya tersenyum saja.
Rosé yang sudah habis memakan croissant tadi membuang sampahnya ke tong sampah yang berada di dekat mereka.
"Ayo tidur... Aku ngantuk..."
Sebelum jisoo menjawab, tiba tiba handphone yang berada di saku celana pendeknya itu berbunyi membuat jisoo langsung merogoh kantong celananya.
"Yer?Ada apa?"
"Kau harus tau kak ji... Kalau kak lisa benar benar gila..."
"Apa yang terjadi?"
"Dia benar benar menunggu kucing kucingnya berubah seperti kak rosé..."
Ucapan yeri yang berada di sebrang itu membuat jisoo tertawa, bahkan rosé ikut tertawa mendengar percakapan tersebut.
"Yak pabbo.... Kucing mu itu bukan kucing ajaib.... Jadi tidak mungkin dia akan berubah..."
"Bisa saja... Kan kita tidak tau...."-lisa.
"kau ini... Terserah padamu saja..."
"Yeyeye... Sudah jangan mengganggu ku..."-lisa.
Lisa menutup telepon tersebut membuat jisoo menggeleng kan kepalanya, sedangkan rosé hanya terkekeh.
Jisoo menaruh handphonenya di atas meja bar dapur lalu kembali menarik pinggang rosé.
"Dia fikir kucing kucingnya akan seperti mu..." Jisoo yang mengecup bibir rosé lalu menyembunyikan wajahnya di leher rosé.
Jisoo menghirup aroma vanilla yang berasal dari tubuh rosé, "kamu wangi sekali, kitten..." Kedua tangan jisoo sudah masuk kedalam piyamanya.
Sedangkan rosé berusaha menahan jisoo agar tidak hilang kendali, "noo... Tidak mau..." Rosé yang cemberut menatap jisoo saat jisoo melepaskan pelukannya.
"Aku tidak akan memasuki mu, kitten..." Jisoo yang menangkup dagu rosé lalu mengecup bibir rosé.
"Tapi aku mau kamu..." Tangan kanan jisoo sudah berada di atas, di mana tempat sensitif rosé berada.
"Bohong...." Rosé yang menahan tangan jisoo agar tidak memijat mijat bagian sensitif nya.
"Hey, sejak kapan aku bohong pada mu, kitten?" Jisoo yang menaikkan kedua alisnya.
"Jika kamu sudah menyentuhnya pasti kamu juga masukin itu kamu..." Ucapan rosé itu membuat jisoo terkekeh.
"Kali ini tidak, kitten... Aku tau kamu juga cape...." Jisoo yang menjilat bibir rosé membuat rosé sedikit gugup.
"Aku hanya ingin ini saja..." Jisoo yang memijat mijat perlahan sebuah gundukan yang berada di balik piyama rosé membuat rosé kembali mengigit bibir bawahnya.
"Kamu menahannya, hm?" Jisoo yang menatap rosé memejamkan matanya sembari memegang tangannya.
Jisoo melumat bibir rosé membuat rosé meremas piyama jisoo, tangan kiri jisoo turun ke bawah ke selangkangan rosé membuat rosé dengan cepat menahan tangan jisoo agar tidak menyentuh bagian yang paling sensitif miliknya.
"Kenapa, hm?" Jisoo yang melepaskan ciumannya, "tidak mau, punya ku masih sakit!" Rosé yang merengut menatap jisoo.
"Aku hanya mengelus nya tidak boleh?" Jisoo yang menaikkan sebelah alisnya, "tidakk..." Rosé yang menggeleng.
"Pelit sekali..."
"Nanti kamu yang hilang kendali, aku yang tidak bisa jalan..." Ucapan rosé membuat jisoo tertawa.
"Maaf maaf... Habisnya kamu benar benar nikmat.." Jisoo yang mencium sekilas bibir rosé.
Udah vote aja dulu... Yang lain kapan kapan... Gue cuman pengen up ini aja🗿
KAMU SEDANG MEMBACA
MY KITTEN -THE END-
Romancetersesat di dunia manusia dan bertemu dengan seorang dosen muda?