Jisoo mengelus perut rosé sembari mengotak atik laptopnya dengan tangannya.
Harusnya hari ini ia masuk kelas, tetapi ia harus bertanggungjawab karena ia telah membuat rosé susah duduk dan juga jalan. Jadi mau tidak mau ia hanya mengirim tugas saja.
"Masih terasa sakit, kitten?" Jisoo yang bertanya sembari mencium leher rosé, "tidak seperti tadi..." Jawab rosé yang manyun.
"Jangan manyun begitu... Iya maafkan aku karena nyerang kamu sampai susah duduk..." Jisoo yang mengeratkan pelukannya.
"Heum.."
Jisoo yang mendengar sahutan rosé itu hanya menghela nafas, ia menaruh laptopnya di meja lalu membalikkan rosé agar ia menghadap ke arah jisoo.
Jisoo menarik rosé lalu memeluknya sembari menyembunyikan wajahnya di leher rosé.
"Mau makan apa siang ini, kitten?" Jisoo yang menatap rosé sembari menyirit. "Pengen ramyeon itu.." Rosé yang masih tetap merengut.
"Yasudah biar aku buatkan... Tapi maafkan aku ya?" Jisoo yang mengecup bibir rosé. "Huum.." Rosé yang mengangguk.
"Yasudah... Duduk di sofa sebentar, kitten..." Jisoo yang memindahkan rosé duduk di sofa.
Setelahnya ia bangkit dan pergi menuju dapur untuk membuat ramyeon milik rosé. Sedangkan di ruang tamu, rosé berusaha mencari posisi nyaman untuk duduk.
Tak lama jisoo kembali sembari membawa satu cup ramyeon dan sebuah susu kotak, "hanya satu?" Rosé yang bertanya.
"Karena ini hanya untuk mu, kitten..." Jisoo yang menaruh ramyeon di meja lalu ia duduk kembali di sofa.
"Duduk sini, kitten... Aku yakin kamu tidak nyaman duduknya..." Jisoo yang menepuk nepuk pahanya menyuruh rosé duduk di pangkuannya.
Sedangkan rosé hanya menurut aja, ia duduk di pangkuan jisoo. "Nah... Makan lah..." Jisoo memberikan ramyeon tadi ke rosé.
"Lalu kamu?"
"Aku masih kenyang.... Makan saja kitten..." Jisoo yang mengecup bibir rosé, "tidak apa apa?" Rosé sedikit memiringkan kepalanya.
"Tidak apa apa, kitten ku... Makan lahh..." Jisoo yang gemas dengan ekspresi rosé, "buka mulut kamu..." Rosé yang menyodorkan sesuap ramyeon.
"Tapi aku----
"Aku tidak akan mau lagi di sentuh oleh mu jika kamu tidak mau..."
Ucapan rosé itu membuat jisoo memakan ramyeon yang rosé suapin padanya, "seram sekali ancamannya..." Gunggam jisoo sembari mengunyah ramyeon nya.
Jadilah satu ramyeon itu bagi dua, "ini untuk ku?" Rosé yang mengambil kotak susu yang ada di meja.
"Iya... Untuk mu kitten..."
Rosé membuka susu tersebut lalu meminumnya setelahnya ia menyodorkan nya pada jisoo.
"Aku tidak mau itu... Aku mau ini.."
Jisoo yang sengaja menyentuh payudara kanan rosé membuat rosé reflek menepuk tangannya.
"Aku tidak mau..."
"Dasar kitten pelit..." Jisoo yang tetap meminum susu yang rosé sodorkan. Setelahnya keduanya saling tatap tatapan.
Jisoo sendiri menatap bibir rosé lalu ia mengecup bibir rosé, "bibir kamu benar benar membuat ku candu, kitten..." Jisoo yang lagi lagi mengecup nya.
Setelah nya jisoo menyerang bibir rosé dengan kecupan, "ihhh..." Rosé yang mendorong jisoo agar menjauh dari nya.
Tetapi usaha nya sia sia karena ia masih sedikit lemas, "aku suka tau..." Jisoo yang mengecup terus bibir rosé.
"Kak ji kita dat------EHH!?"
serentak jisoo dan rosé yang masih berciuman itu melirik ke arah lisa dan yeri yang terdiam menatap mereka.
Jisoo yang melihat itu langsung melepas ciumannya, bahkan rosé saja sampai berpindah duduk di sebelah jisoo walau belakang nya masih sakit.
"K-kenapa kalian tidak mengetuk pintu dulu?"
Jisoo yang berdehem sembari berdiri mendekati kedua adiknya. "Tunggu jangan mendekati kita... Jawab dulu itu siapa muu???!??" Yeri yang menatap jisoo dengan tatapan shock.
"Aku akan jelasin tapi kalian tenang lah dulu..."
"Apa dia wanita simpanan mu?!" Ucapan lisa itu membuat jisoo melotot. "Yak, jangan berbicara seenaknya... Dia bukan wanita simpanan ku..." Jisoo yang merengut.
Sedangkan rosé hanya diam karena ia bingung harus berkata apa, "lalu?" Serentak lisa dan yeri.
Jisoo menghela nafas sembari berdiri di depan kedua adiknya.
"Dia kitten ku yang kemarin..."
"HAH? SERIUS!?"
Voteeeeee
KAMU SEDANG MEMBACA
MY KITTEN -THE END-
Romancetersesat di dunia manusia dan bertemu dengan seorang dosen muda?