[ABH] BAB. 13

189 15 8
                                    

BAB 13
RENCANA JOVANDRA.


Bagai mengenakkan efek gerak pelan, Alifia menoleh ragu sebelum berniat melepaskan pelukannya di pinggang Jovandra. Tetapi sayang, lelaki tampan itu menahan tangannya dan memberi kode lewat mata.

Kode yang hanya bisa mereka berdua mengerti. Sempat kaget, sedetik setelahnya Alifia mengangguk samar. Tangannya kian erat melingkari tubuh Jovandra. Fia jujur saja sedikit linglung.

"Suaranya kedengeran, tapi perasaan ga ada orang, deh, di sekitar sini?" ungkap Jo meledek, sudut bibirnya yang terdapat tahi lalat kecil itu perlahan bergerak, tersenyum asimetris. Terlebih, kala si pendatang baru itu tampak mengernyitkan alisnya kuat-kuat. "Iya, kan, Kerdilku?" tanyanya menggoda Fia.

Meski ragu, Alifia tetap mengangguk pelan. Hatinya diam-diam mendengus kesal, kenapa Arifin harus berada di taman ini pada waktu yang tak tepat?!

Arifin mengetatkan rahangnya. "Kamu... Pulang!" perintahnya dengan mendekat dan berusaha menarik Alifia dari dekapan Jo. "Ayo kita bicara di rumah."

Jovandra mendengkus geli, matanya menatap Arifin datar. Ini adalah pertemuan kedua mereka setelah yang pertama ketika Arifin dan Alifia menikah. Dan, tentu saja, Jo masih pada pendiriannya.

"Kerdil, suami lo keliatan kaya cowo ga bener, deh, beneran."

Arifin itu, muka-muka orang baik, tetapi auranya tak bisa bohong. Jo sulit menjelaskan, yang pasti, aura tubuh Arifin itu seakan dipenuhi ketidakbenaran. Ada saja yang mengganjal dari diri Arifin.

Melihat Jovandra tak juga melepas tangannya di pinggang ramping istrinya, raut wajah Arifin semakin suram.

"Lepaskan istri saya," perintah Arifin dengan menekankan ucapannya. Tangan kekar itu terulur ke depan.

Hingga, terjadilah pertengkaran menggunakan tenaga tangan. Arifin berusaha menarik Fia 'tuk pergi, sementara Jo berusaha terus mempertahankan Alifia di sisinya, bahkan, di pelukannya.

"Ga mau."

"Lancang!"

"Anda ini yang lancang, malah ngatain saya?" Jo membalikkan tubuhnya, sambil memeluk dan memindahkan posisi Alifia agar sedikit menjauh dari Arifin. "Kami berdua ini teman dekat sejak kecil. Ga salah, dong, kalau dia dan saya ketemu berduaan?"

Gila. Meski Alifia merasa jawaban Jovandra terdengar sedikit tak tahu diri, wanita itu hanya diam, seakan tak peduli. Padahal, otaknya asik memikirkan banyak hal.

Sebelum Arifin dibuat naik pitam, dirinya pun menyerah. Usia yang sudah mau kepala tiga membuatnya takut untuk sembarangan bertingkah. Sebelum benar-benar berlalu menuju entah kemana, Arifin masih saja menyempatkan diri untuk mendelik tajam pada kedua insan itu.

Tak lama setelah Arifin hilang pergi, tiba-tiba sebuah dering terdengar dari ponsel Fia.

Khalid Arifin Ananda:
| Urusan kita belum selesai. Saya ke kantor dulu. Jam 8 PM, tunggu saya di rumah kita. Mari selesaikan segalanya.

Jo mendelik tajam. Matanya masih saja menatap tak senang pada udara kosong yang ditinggalkan Arifin. "Suami lo gila, Kerdil."

"Emang," jawab Fia tenang. "Sikapnya kaya bocah."

ARIFIN || BAD HUSBAND [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang