Mobil BMW 7 Series berwarna silver milik Jisoo memasuki kantor polisi. Tak berapa lama, Juan dan seorang temannya yang merupakan Kepala Badan Reserse Kriminal, mulai mengecek chip yang menyimpan file CCTV didalam mobil itu. Lalu menyerahkan pada bawahannya untuk diselidiki.
"Bagaimana Jon..??!!" tanya komandan pada anak buahnya.
"Plat nomornya palsu, komandan..
"Sialan.. Kalo begini bakal susah nangkep mereka.. " desis Juan.
"Sepertinya pelaku memang sudah pengalaman, dia merencanakan semua secara matang. Tapi tenang aja Ju.. Aku akan berusaha secepatnya nangkep mereka.. "
"Makasih Gus.. Tapi untuk sementara, korban sekarang dirawat dirumah tunanganku, karena aku yakin dia akan lebih aman. " jawab Juan.
"Oke.. Asal kamu selalu siap sedia kalau sewaktu - waktu aku butuh keterangan untuk kasus ini.. "
"Siap..!! "
Sang komandan lalu beralih pada anak buahnya.
"Jon.. Pantau terus laporan yang masuk, hari ini saya akan menyisir lokasi kejadian bersama yang lain..!! "
"Siap Pak..!! "
Karina termenung didalam kamarnya, meratap sedih atas perlakuan Jekey padanya tadi. Jekey masih begitu membencinya, bahkan sikap Jekey berubah 180 derajat padanya. Jekey yang dulu rela melakukan apapun untuknya, kini membuangnya bagai sampah tak berguna.
"Jekey...!! Sialaann....!!! Lu harus kembali buat gue Key..!! Lu milik gue selamanya.. Bukan cewek pirang sialan itu...!!! " teriak Karina memaki didepan cermin rias kamarnya.
Jisoo melirik jam tangannya karena memang waktunya untuk makan siang. Tiba-tiba atensinya teralihkan karena satu pesan masuk di ponselnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah membalas pesan singkat dari Karina, Jisoo segera beranjak dari ruangannya menuju resto hotel. Jujur ia sedikit curiga dengan tujuan sebenarnya Karina datang kembali ke Indonesia. Mengingat sudah hampir 5 tahun lamanya gadis itu pergi meninggalkan Indonesia, meninggalkan Jekey lebih tepatnya, hingga membuat Jekey begitu terpuruk.
Karina keluar dari kamar hotel dengan senyum tipis terukir di bibirnya. Namun langkahnya sempat terhenti karena ekor matanya nampak melirik seseorang yang tak asing baginya. Tanpa berlama-lama, ia segera berbalik.
