Hotel Jelita

End

Sorry for typo
Last Chapter and Happy Reading
Thank you

___________________________________________

Aula Hotel Ritz Carlton Jakarta menjadi tempat yang cukup ramai dan meriah hari itu.
Bagaimana tidak, suatu kehormatan bagi pemilik dan para staff ketika menjdi saksi pernikahan kedua putra-putri salah satu konglomerat dinegeri ini.

Rose tengah bersiap dikamarnya, sedikit sedih harus menghadiri acara pernikahan kekasihnya sendiri.
Entah apa rencana Jekey sebenarnya, tapi nyatanya pernikahan ini tetap berjalan.
Jekey hanya bilang bahwa semua akan berakhir hari ini.

Tok.. Tok.. Tok..

"Sayang, kamu udah siap?
Ayo berangkat..!! " seru Nyonya Olivia mengetuk pintu.

Rose yang terkesiap segera menyelesaikan kegiatannya lalu beranjak keluar kamar.
Raut wajah yang sedikit sendu dapat Nyonya Olivia lihat dimata anaknya.
Maka ia peluk sejenak untuk menguatkan sang putri dan segera mengajaknya untuk berangkat.

Sesampainya disana semua sudah brkumpul
Terlihat, Lisa, Yuju, hanya hadir sendiri tanpa orangtua mereka.

Sementara Jisoo dan Juan duduk dibarisan keluarga Jekey dan Karina.

"Yang lain pada kemana?! " tanya Rose.

"Cowok-cowok pada jadi Groomsman.. " jawab Lisa.

"Rose semangat ya..!! " bisik Yuju yang tau bahwa hati Rose sedang tidak baik-baik saja.

"Iya.. " jawab Rose berusaha tersenyum.

Tak lama kemudian acara pun dimulai, semua mengikuti prosesi dengan khidmat.
Dengan perlahan kedua mempelai berjalan beriringan menghadap sang pendeta diujung aula.
Karina terlihat cantik dan glamor dibalut gaun berwarna merahnya.
Senyum tak sedikit pun luntur dari wajahnya.
Namun Jekey hanya menatap datar dengan sesekali melirik pada wanita yang kini ia lewati.
Dibelakangnya tentu sudah ada Bambam, Mingyu dan Jeffri yang mendampinginya berjalan kehadapan sang pendeta.
Dan akhirnya keduanya duduk berdampingan menjalani pemberkatan dari sang pendeta.

"Kepada saudara Jekey Andersen, maukah engkau menerima Karenina Celina sebagai istri yang dijodohkan oleh Tuhan.
Maukah engkau mengasihi dia, menghibur dia, menghormati dia dan memelihara dia diwaktu sehat maupun sakit dan susah maupun senang?! "

"Ya.. S.. Saya terima. "

"Kepada saudari Karenina Celina, maukah engkau menerima Jekey Andersen sebagai suami yang dijodohkan Tuhan?
Maukah engkau mengasihi dia, menghibur dia, menghormati dia dan memelihara dia diwaktu sehat maupun sakit dan susah maupun senang? "

"Ya.. Saya mau.."

"Baik, silahkan untuk mengikrarkan janji pernikahan. "

Perlahan kedua mempelai kini bangkit dari duduknya, keduanya saling menatap.
Binar bahagia terpancar dimata Karina, karena sebentar lagi pria didepannya ini akan benar-benar menjadi suaminya.
Dengan ragu Jekey kembali menatap wajah sendu yang berada dikursi tamu itu.
Dapat ia rasakan saat itu Rose sudah menahan tangis dan sesak didadanya.

"Lu harus kuat Rose.. " bisik Lisa menggenggam erat tangan Rose

Rose tak menjawab, sekuat tenaga ia berusaha menelan ludahnya sendiri yang kini terasa pahit.

"S.. Saya.. Saya.. " Jekey mulai ragu untuk melanjutkan kalimatnya.

"Tenang Jekey.. Pelan-pelan aja.. " bisik Karina masih mencoba tersenyum sambil memandang wajah tampan calon suaminya itu.