23

243 25 2
                                    

Sorry for typo
Please Vote N Coment
Untuk kelancaran update
Thank you


Dokter keluar dari dalam ruang periksa setelah menangani Rose yang tak sadarkan diri hampir satu jam yang lalu.
Jekey, Mingyu dan Jeffri segera mendekat kearah dokter tersebut dengan wajah khawatir.

"Gimana keadaan teman kami Dok..?!" tanya Jeffri.

"Pasien mengalami keracunan makanan, beruntung tadi pasien sempat sadar dan berhasil memuntahkan semuanya.
Untuk saat ini usahakan memberikan banyak cairan elektrolit pada pasien, agar sisa racun dalam tubuhnya benar-benar bersih.
Besok pasien sudah boleh pulang. " jawab Dokter.

"Terimakasih Dok..!!" jawab ketiganya bersamaan.

Setelah Dokter pergi, Jekey segera merenung, berfikir siapa dan apa tujuan orang misterius penjual ronde itu?
Apakah ini suatu kesengajaan atau hanya kebetulan?
Entahlah, ia belum tau.

"Kalian masuk duluan aja, biar gue keluar dulu beli makanan sama minuman buat Rose. " ujar Mingyu.

"Thanks Ming.. " jawab Jekey mengangguk pelan.

Baru saja ingin masuk keruang rawat inap Rose, tiba-tiba Jekey mendapat telfon dari Tuan Leo.

"Jeff.. Lu masuk duluan aja, bokap gue tiba-tiba nelfon.. " ujar Jekey.

"Oh.. Yaudah.. " jawab Jeffri.

Perlahan Jeffri masuk kedalam ruangan tersebut, bisa ia lihat Rose terbaring lemah dengan selang infus terpasang ditangannya.
Matanya terpejam namun tidak tidur.
Perlahan ia duduk disamping Rose, lagi-lagi ia hanya bisa memandangnya tanpa bisa menyentuh lebih.

"Jeff..??!! " lirih Rose saat membuka matanya.

"Jekey masih ngangkat telfon dari bokapnya, ntar dia kesini.
Dan.. Gimana perut lu?" tanya Jeffri pelan.

"Udah gak apa-apa kok, cuma masih mual aja sedikit. " jawab Rose.

"Gimana bisa terjadi Rose? " tanya Jeffri.

"Aku nolongin kakek-kakek yang jualannya gak laku, dengan beli dagangannya.
Aku gak tau zat apa yang ada diminuman itu, tapi setelah aku minum itu, tiba-tiba aja tenggorokanku panas dan dada aku sakit banget."

Jeffri hanya mendesah pasrah, ia tak bisa mencegah sifat Rose yang memang jarang negatif thingking pada orang lain.
Padahal dengan ia yang seperti itu, justru menjadi sasaran empuk untuk orang-orang yang ingin mencelakainya.

"Apa lu gak curiga sama sekali pas beli? " tanya Jeffri lagi.

Rose menggeleng lemah.

"Aku gak kepikiran gimana-gimana, tapi saat kakek itu maksa buat aku beli dagangannya, yang kupikir kakek itu belum ada pembeli sama sekali, karena dagangannya juga masih banyak. " jawab Rose.

"Gue harap lu lebih hati-hati Rose, lu bikin semuanya khawatir. " ujar Jeffri menatap Rose teduh.

"Maaf.. " lirih Rose.

Sementara itu Jekey bersitegang dengan sang ayah yang malam-malam menelfon hanya untuk membahas hubungannya dengan Karina disaat Rose baru saja mengalami musibah.

Hotel JelitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang