════════ ⋆𓆩♡𓆪⋆ ════════
Pagi ini, Kim Mingyu berangkat seperti biasa. Lebih cepat dan pagi daripada teman-temannya. Suasana sekolah disertai angin esok sepoi-sepoi berhasil menghipnotis Mingyu untuk kembali tertidur.
Ia tidak ingin tertidur karena suasana nyaman pagi hari ini, memilih untuk tetap di kelas sembari mengeluarkan topi upacara dan handphone nya untuk memberi pesan kepada teman-temannya.
Terus sibuk bermain pesan, ia sampai tidak paham bahwa kelasnya mulai ramai dengan kedatangan anak murid satu persatu. Ia tidak masalah suasana tenangnya diganggu, yang penting orang lain harus lebih bahagia dari yang ia rasakan.
"Morning, Gyu. Suka banget berangkat pagi." Seorang teman Mingyu menyapanya dan duduk di sebelah Mingyu persis. Dia Hao, seorang teman chindo Mingyu yang memiliki wajah china khasnya.
"Morning too. Aku lebih suka suasana pagi di sekolah daripada rumah." Mingyu membalas ucapan Hao.
Hao menganggukkan kepalanya. "Tumben kue cokelatnya ga lo makan pagi ini? Biasanya mulut lo udah cemongan cokelat." Hao bertanya yang membuat Mingyu terkekeh.
"Haha, engga. Stoknya habis, udah diborong sama pelanggan lain."
"Hah? Pagi gini? Siapa dah yang borong kue sebanyak itu sampe lo yang punya tokonya aja ga kedapatan." Hao mengernyit keheranan dengan ucapan Mingyu.
"Bukan toko ku. Tapi, karyawan juga ga bilang siapa pelanggannya. Mereka cuma bilang kalo kuenya udah habis diborong." Mingyu membalas penasaran Hao dengan pernyataan yang begitu gantung. Hao masih penasaran siapa orang tersebut.
"Tau lah. None my business."
Pria jangkung berkulit tan itu hanya terkekeh dengan Hao. Dia juga tidak peduli siapa pelanggan tersebut. Barangkali memang sedang ada acara atau pesanan, bukan?
Waktu terus berjalan. Namun, udara dingin masih tetap menusuk tulang. Pagi ini upacara dibawah terik sinar matahari. Rasanya hangat, hanya udaranya yang dingin.
Hao dan Mingyu tidak pernah dipisahkan. Upacara saja harus bersebelahan. Iya, Mingyu ini walau ramah tetapi temannya hanya Hao -di kelas. Di luar kelas, masih ada lebih banyak lagi temannya.
Upacara sebenarnya berjalan lancar. Hanya saja, seseorang yang terlambat membuat pandangan mereka kurang fokus. Siswa yang terlambat itu, dihukum untuk berdiri di samping barisan guru di depan.
"Hao, who is he? Aku kayaknya sering banget liat dia telat," tanya Mingyu selepas upacara. Ia mengipasi tubuhnya dengan topi walau aslinya kedinginan.
"Oh, dia. HAH? LO GA TAU?" Bukannya membalas ucapan Mingyu, Hao justru malah berteriak membuat lorong menggema dan mereka dijadikan pusat atensi orang-orang di lorong.
"Engga. Aku cuma tau dia sering telat."
Entah ada apa dengan Hao, ia memijat kepalanya pening. Menatap Mingyu tak percaya.
"Lo ga lagi boongin gue, kan?" Hao lagi-lagi memastikan apakah Mingyu benar tidak tahu atau hanya sekedar mengetes hafalan Hao mengenai murid sekolah.
"Engga. Buat apa juga bohong?"
"Lo punya banyak fans tapi lo nya kudet plus nolep. Ga sekalian noh ansos kek dia? Dia itu Wonwoo anak MIPA 4. Anak berandal, suka tawuran, suka telat, jarang ngerjain tugas, bahkan bolos. Dia juga ansos, ga suka sosial. Semua orang benci sama dia, kecuali gue sih. Ngapain benci sama dia yang ga pernah buat salah ke gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ELYSIAN | Minwon
FanfictionELYSIAN (adj.) tenang, sempurna, cantik Definisi seorang Jeon Wonwoo di mata Kim Mingyu. Dia adalah elysian, sebuah kata bermakna indah yang cocok untuk si berandal Wonwoo. Tenang, sempurna, dan cantik. Sayangnya, orang-orang berasumsi bahwa Wonwoo...