════════ ⋆𓆩♡𓆪⋆ ════════
Sore ini, pertama kalinya bagi Wonwoo bekerja di toko milik Mingyu. Ia menggantikan posisi Mingyu sebagai kasir. Ia berusaha sebaik mungkin bekerja disitu, karena ia tak ingin mengecewakan Mingyu dan keluarganya.
Ia kini jarang ikut tawuran lagi. Rasanya ia sangat sibuk untuk ikut tawuran antarpelajar. Kini baginya, semua itu sudah tak berguna lagi. Kerja lebih penting daripada berbuat kejahatan.
Apakah dia kapok? Entah, itu hanya pikiran sementaranya. Orang bisa tiba-tiba berubah jika suasana hatinya juga berubah.
Walau baru sebentar ia bekerja, cara kerjanya terus dipuji oleh Mama Mingyu. Cara menghitungnya yang cepat dan kembalian yang tak pernah salah. Tidak kelebihan tidak kurang. Cara bicaranya yang sopan, tak mencerminkan latar belakangnya.
"Nak, kamu dapet temen kayak dia darimana?" Mama bertanya kepada Mingyu yang sedang menata kue-kue di etalase kue.
"Dia kan cucunya nenek yang sering Mingyu kasih kue cokelat, " jawab Mingyu sembari tersenyum.
Mama nya terkejut. Rupanya ini cucu dari nenek yang sering Mingyu tolong. Ah, pantas saja Mingyu dekat dengannya.
"Cara kerjanya hebat banget. Mama suka deh," puji mama tak henti-hentinya.
Wonwoo yang mendengar aslinya tersipu malu. Tetapi, karena gengsi dia besar, dia berusaha untuk menutupi rasa malunya itu. Ia harus menjaga image cool nya.
"Haha iya. Yaudah, Mahen ke rumah dulu ya, Hao mau minjem makalah Mahen. Bye, ma."
Setelah berpamitan, Mingyu berjalan keluar toko dan kembali ke rumahnya. Dan tepat perginya Mingyu, Wonwoo tiba-tiba terkejut sendiri.
Mahen? Bukannya waktu itu Hao manggil dia Mahen tapi dia malah marah?
Pelanggan tak ada lagi yang berdatangan. Kini giliran Mama untuk mewawancarai Wonwoo yang kerjanya cepat dan rapi itu.
"Yaampun, Nak. Kerjamu keren banget. Ga salah Mingyu minta kamu kerja disini. Betah betah di sini ya, Nak Wonwoo." Mama Mingyu mengelus kepala Wonwoo dengan lembut.
Lo beruntung punya orang tua kayak mereka Gyu, apa daya gue yang nyokap mati dibunuh bokap gue sendiri? Haha.
"Makasih Tante, Wonwoo bakal betah di sini. Makasih udah nerima Wonwoo kerja di sini. Makasih juga buat Mingyu udah bantu bayarin kosan Wonwoo. Maaf Wonwoo ngerepotin kalian." Ia berterimakasih langsung kepada Mama soal pekerjaan dan kebaikan Mingyu waktu itu.
"Engga, Wonwoo. Kami ga keberatan kok. Apa Wonwoo lakuin itu bener. Kami setuju sama perbuatan Mingyu." Mama Mingyu menepuk pundak Wonwoo dan tersenyum tulus kepada Wonwoo.
"Makasih banyak. Wonwoo bakal ngelakuin apapun buat nebus utang sebelas jutanya." Tak henti-hentinya Wonwoo membahas hutang sebelas juta itu. Padahal Mingyu tidak menganggap itu hutang.
Mama hanya tersenyum getir. "Sudahlah nak. Kalaupun kamu mau ngelakuin apapun, emangnya tante harus nyuruh kamu ngapain? Kamu jadi kasir aja udah nebus utang nya."
Lanjutlah mereka berbincang-bincang. Menanyakan bagaimana sekolah Wonwoo. Walaupun jawaban Wonwoo membuat beliau terkejut. Tetapi tak berani untuk berpendapat karena itu hidup Wonwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELYSIAN | Minwon
FanfictionELYSIAN (adj.) tenang, sempurna, cantik Definisi seorang Jeon Wonwoo di mata Kim Mingyu. Dia adalah elysian, sebuah kata bermakna indah yang cocok untuk si berandal Wonwoo. Tenang, sempurna, dan cantik. Sayangnya, orang-orang berasumsi bahwa Wonwoo...