32. Hug

1.3K 81 2
                                    

════════ ⋆𓆩♡𓆪⋆ ════════

"ANJIR WONWOO!"

Hoshi memekik begitu melihat wujud Wonwoo yang masih tertidur pulas itu. Ia mengundang atensi Woozi –Mingyu mandi.

Teriakan Hoshi yang cukup menggema di kamar mereka ini mampu membangunkan Wonwoo dari alam bawah sadarnya. "It's still six a.m." Korelasi celetukan Wonwoo dengan Hoshi ialah 'ini masih pukul enam pagi, tidak seharusnya dia berisik'.

"Ya lo ngaca deh. Lo bugil anjir! Habis ngapain semalem sama Mingyu, hah?" Seolah menjadi polisi, Hoshi menginterogasi Wonwoo yang terlihat tak memakai busana.

Sesuai ucapan Hoshi, Wonwoo melihat tubuhnya yang tanpa pakaian itu. Apakah dirinya panik? Tentunya tidak. Justru ia merasa santai.

"And then? Im still wearing short pants. Buang otak lo sana!" Dengan kesal, Wonwoo bangkit dari kasurnya dan memperlihatkan bahwa ia benar-benar memakai celana pendek.

Memang sih, jika dilihat ketika Wonwoo tidur, ia nampak tak memakai apa-apa karena selimutnya hanya menutupi bagian selatannya saja. Di mana perut atau dada dan kakinya terekspos tanpa mengenakan apapun.

Perkelahian pagi ini rupanya didengar dan disaksikan langsung oleh Mingyu. Ia sibuk mengusak rambut basahnya sembari berdiri di depan pintu kamar mandi melihat pacarnya berkelahi dengan dominan lain.

"We are still holy. Belum sah. Jangan mikir aneh-aneh. Better we back to bus buat naruh koper. After that we can breakfast." Mingyu mengambil koper yang telah rapi dengan semua barangnya di dalam tanpa ada yang tertinggal satu pun.

"Wait for me. Aku belum mandi." Dengan sigap dan cekatan, ia meraih segala keperluan untuk mandi.

Seperti seutas janji, mereka menunggu dengan setia di kasur sembari sesekali berbincang.

════════ ⋆𓆩♡𓆪⋆ ════════

"Mingyu, setelah ini kita akan ke pantai. Jika kamu tidak kuasa, lebih baik di dalam bus saja."

Mingyu menggeleng mendengar permintaan dari salah satu guru. Alias dirinya tidak ingin menurut dengan apa yang guru tersebut ucapkan.

"Engga bu, saya tetap turun." Walau hatinya selunak kapas, tapi kepalanya sekeras batu. Bahkan ia tak mempedulikan betapa berbahayanya dirinya saat ini.

"Yaudah terserah kamu. Jangan terlalu dekat dengan pantai. Santai saja, Sohye ga bakal rusuh lagi. Dia bakal disidang. Jadi ga ikut ke pantai." Guru tersebut menenangkan Mingyu. Beliau tahu isi pikiran Mingyu kali ini –memikirkan Wonwoo.

Untuk lokasi pantainya, cukup dekat dengan hotel. Sehingga mereka tidak akan tertidur. Dengan pemandangan yang semenarik itu, apakah mereka masih tetap ingin tertidur?

Mingyu dengan tempat duduk sepeti biasanya, hanya tersenyum sembari sesekali menyibak rambut Wonwoo. Sang kekasih pun tak masalah akan tingkat usil Mingyu, sebab ia menyukainya juga.

Entah mengapa, arah pandangan Wonwoo yang semula ke jendela bus di sebelah kirinya, mendadak berpindah 180° menuju Mingyu di sebelah kanannya. Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.

"Huh? Why?"

"Nothing's. I'm just thirsty. Do you have any drinks?" Ia bertanya hati-hati. Karena tenggorokannya yang kering.

"I just have cola. You can't drink it. I think Hoshi has a bottle of water."

Wonwoo menatap aneh Mingyu. Sejak kapan dirinya tidak boleh minum Cola? "Why I can't drink cola? That's my favorite." Ia bertanya dengan raut wajah cukup kesal.

ELYSIAN | MinwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang