04. Pilgrimage

3K 187 10
                                    

════════ ⋆𓆩♡𓆪⋆ ════════

Belum ada pukul 12 siang, tetapi kedua murid dari SMA Bhinneka Tunggal Ika ini sudah keluar terlebih dahulu. Dengan alasan mengantarkan Mingyu yang sedang sakit. Padahal mereka tidak pergi ke rumah.

Mereka masih canggung. Apalagi Mingyu berhasil menguak rahasia besar Wonwoo. Membuat Wonwoo menjadi terkejut sekaligus bingung. Ia tak berani menanyakannya kepada Mingyu.

Wonwoo menancapkan gas motor bututnya menuju suatu tempat yang jauh dari kawasan rumah Mingyu maupun sekolah. Kawasan yang dikenal sebagai tempat para 'iblis' berkumpul dengan berbagai kejahatannya.

Di jalan, tidak ada satupun yang membuka perbincangan. Antara gengsi ataupun memang tidak pandai mencari topik pembicaraan. Hanya diam, diam, dan diam.

Pria berambut panjang berantakan itu memarkirkan motornya tepat di depan gerbang makam tua. Turunlah mereka dari situ. Sesekali Mingyu memperhatikan sekitar yang terlihat cukup menyeramkan.

Setelah puas memperhatikan sekitar dan menunggu Wonwoo melepas helm nya, masuklah kedua murid bolos ini ke dalam area kuburan.

"Ini, kuburan keluarga gue. Kanan itu bunda gue, tengah kakek gue, kiri nenek gue." Wonwoo berucap dengan cukup sendu. Ia akhir-akhir ini jarang sekali berziarah ke makam keluarganya karena sibuk bekerja.

Tanpa menunggu Wonwoo berjongkok, Mingyu lebih dulu berjongkok dan mengelus salah satu nisan kuburan. Nisan yang ia elus adalah kuburan milik nenek Wonwoo.

"Nek, udah lama ya ga Gyu bawain cokelat kesukaan nenek?" Mingyu bermonolog seolah bisa berbicara dengan sang nenek.

Cucunya hanya terdiam menyaksikan Mingyu yang bermonolog tersebut. Lo indah Gyu, pantes nenek gue bahagia semenjak lo dateng ke kehidupan nenek, gumamnya.

"Kakek, Tante, maafin Gyu yang akhir-akhir ini jarang ke kuburan. Gyu agak sibuk, hehe. Tapi Gyu ga lupa do'ain kalian kok." Ia melanjutkan monolognya yang kembali membuat Wonwoo terpana.

Gue bingung apa hubungan lo sama ibu dan kakek gue, tapi selain itu lo terlalu baik buat gue, gue ngerasa banyak utang budi ke lo, Gyu, batinnya semakin menyesal. Air matanya perlahan luruh. Semakin lama semakin deras, seiring Mingyu berdo'a.

Sadar, Mingyu sadar akan Wonwoo yang menangis. Ia sendiri juga bingung mengapa Wonwoo menangis. Does he miss his family? Ia bertanya dalam batinnya.

Seiring do'a Mingyu yang sebentar lagi selesai, Wonwoo mengusap air matanya yang keluar. Tentu saja dia malu jika lawannya itu tahu bahwa dirinya baru saja menangis. Mau taruh di mana mukanya?

"Yaudah, Mingyu pamit ya."

Selesai akan ritual berdoa nya, ia menatap Wonwoo yang matanya sembab. Wonwoo tidak sadar akan fakta ini, sementara Mingyu tahu persis bahwa Wonwoo berusaha menyembunyikan fakta jika baru saja menangis.

Mereka berdiri dari duduknya. Niat ingin balik menuju parkiran dan beristirahat terlebih dahulu. Namun, entah mengapa Wonwoo merasa beku begitu tahu Mingyu berjalan ke arah tubuh kecilnya. Hingga jarak mereka semakin menipis.

"N-ngapain lo? Jauh-jauh sana!" Wonwoo mengusir Mingyu, tapi apa daya? Mingyu kini keras kepala. Ia tak kunjung menjauh dari pandangan Wonwoo.

"I just wanna hug you, am I wrong?"

Mendengar ucapan Mingyu, Wonwoo langsung mendorong tubuh kekar Mingyu. Ia menolak, sangat menolak siapapun untuk memeluknya.

"Bacot. Gausah aneh-aneh!" Ia terus memberontak, tetapi sayangnya Mingyu lebih dulu menangkap tubuhnya dan memeluk Wonwoo dengan erat.

ELYSIAN | MinwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang