"aduhhhh... Pusing banget" ringis Rebecca memegangi kepalanya, ia baru saja terbangun dari tidurnya.
Matanya masih terpejam, tubuhnya yang terasa berat berusaha ia bangkitkan untuk duduk.
Rambut panjangnya berantakan dan nyaris menutupi wajahnya. Meskipun begitu ia tak luput dari kecantikannya, wajah khas bangun tidur dengan make up yang semalam tak sempat ia bersihkan membuat ia terlihat cantik pagi ini.
"Udah bangun.?" Suara serak itu membuat Rebecca sontak membuka matanya kaget. Dia menepikan rambutnya yang menjadi penghalang penglihatannya.
Deg...
Keduanya saling tatap di jarak yang kira-kira 3 meter. Tak tahu harus bagaimana, Rebecca di buat mematung oleh sosok yang tengah duduk di sofa dengan menikmati minuman soda.
Sedikit senyuman dapat Rebecca lihat dari sosok laki-laki yang berada di sofa itu. Tatapan mata yang masih sama, gaya rambut yang masih sama dan wajah yang masih sama. Ahh tidak, dia bahkan lebih tampan dari wajah yang pernah Rebecca kenal.
King Barack Almahendra, atau yang sering di panggil Bara. Adalah sosok laki-laki di masa lalu Rebecca yang sampai saat ini masih Rebecca usahakan untuk lupa, untuk move on. Entahlah meskipun berulang kali gagal. Sosok laki-laki yang ia abadikan dalam ka
"Long time no see" 4 kata tiba-tiba keluar dari mulut Bara.
Dada Rebecca seketika merasakan sesak. 3 tahun lamanya ia tidak benar-benar berusaha melupakan Bara. Sosok Bara masih ada di hidupnya, meskipun untuk bertemu kembali ataupun menjalin hubungan lagi tidak pernah Rebecca harapkan. Rebecca tahu dirinya yang jahat, tapi entah kenapa perasaannya bergejolak menolak kehadiran Bara.
Baginya semua itu sudah cukup. Ia tidak lagi ingin melukai hati siapapun termasuk hati orang yang dia cintai hingga saat ini.
Hidup abadi di dalam karya Novelnya yang berjudul Leon King sudah cukup bagi Rebecca untuk Bara, ia tidak mau membiarkan hati siapapun terluka lagi oleh dirinya.
Kepalanya tiba-tiba merasa pusing, seolah ada sesuatu di dalam sana yang ingin kembali bangkit membayangi Rebecca, matanya ingin sekali menangis. Baru ia sadari ternyata laki-laki yang semalam ia tabrak adalah Bara. Samar-samar Rebecca mengingat tingkah lakunya semalam, meskipun ia merasa malu namun ia tidak peduli.
Menangis,? Sudah hampir 1 Tahun air matanya tidak lagi mengalir, seolah sudah habis karena masa lalunya. Hancur,? pernah. Kacau,? Masih. Hanya saja menangis sama sekali tidak membuat semuanya baik-baik saja. Mati rasa karena ulahnya sendiri juga sudah pernah Rebecca sesali.
Tidak ada lagi yang bisa membuatnya menangis, sekalipun pisau menggores tangannya. Rasa sakit dari tajamnya pisau baginya tidak sebanding dengan sakit hati dan sakit mental karena kecerobohannya sendiri.
Penyesalan yang Rebecca pernah ratapi juga tidak membuatnya lebih baik. Hanya melewati hari-hari untuk melanjutkan hidup yang Rebecca lakukan sekarang. Tidak peduli seberapa besar badai yang akan mengguncang hari di hidupnya. Ia hanya akan pasrah melewati semuanya, apapun itu rintangannya kecuali Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lemonade ( 21+)
Teen Fiction⚠️mengandung unsur dewasa dan bahasa kasar Sequel of Leon King 18+ Sebuah keadaan yang membuat Zoey Rebecca terjebak di masalalunya dan mengalami mental disorder. Dimana ia merasakan kecemasan ketika berada di dekat orang-orang yang sebelumnya perna...