Rebecca menatap langit malam Singapura dengan penuh rasa syukur. Meeting besar dengan Moon-Yu telah berakhir dengan sukses. Serah terima saham dan penandatanganan kerja sama baru berjalan lancar, dan kini ia bisa merayakan keberhasilannya bersama tim di anak perusahaan Moon-Yu Singapura. Potong kue yang meriah diadakan, dengan Presdir Moon-Yu yang tampak bangga melihat hasil kerja keras Rebecca. Dia benar-benar menghargai pencapaian Rebecca, terutama setelah melihat karya Novel "Leon King" yang kini menjadi trending topic di media Singapura.
Setelah perayaan yang menyenangkan, Rebecca bersiap untuk pulang. Qia, rekannya yang selama ini mendampinginya, di jemput oleh kekasihnya. Rebecca mengangguk mengucapkan selamat tinggal, sebelum memutuskan untuk mampir ke sebuah kedai yang terletak di sudut jalan. Ia sedang ingin menikmati lemonade sebagai penutup hari yang panjang ini.
Di dalam kedai kecil yang nyaman, Rebecca memesan lemonade dan menunggu di meja. Tak lama kemudian, seorang pria datang menghampirinya dengan senyuman yang tampaknya kurang tulus. Dia mengenakan celemek coklat dia duduk di depan Rebecca, Rebecca yang kebingungan itu merasa familiar dengan seseorang di depannya.
Laki-laki itu melepas sarung tangan hitamnya dan mulai berbicara, Rebecca segera menyadari siapa dia.
"Jovan?" Rebecca menyebut nama itu dengan nada heran. "Jovan Antonio, kan?" katanya mengingat.
Jovan, dengan sikap angkuh yang masih kental, menatap Rebecca. "Ada yang bisa saya bantu Nona,?" Katanya tidak terlalu ramah.
Rebecca menghela napas, berusaha untuk tetap tenang. "Dunia sempit banget ya, sampe di Singapura aja gue ketemu sama lo,?"
"Buruan lo mau minum apa,?" Tanya Jovan memaksa.
"Kayanya ngga jadi deh, gue harus cabut" kata Rebecca segera berdiri.
"Duduk aja dulu, tenang aja gue ngga segila dulu kok sama lo." Katanya.
"Lemonade" kata Rebecca kembali duduk.
"Kirain bakal Lemon tea," Jovan segera berpindah dan mulai menyiapkan pesanan. Meski wajahnya tidak menunjukkan rasa senang, Rebecca bisa merasakan ketegangan yang ada di udara. Selama masa sekolah, Jovan sangat obses pada Rebecca dan sering kali mengganggu hidup Rebecca. Pertemuan ini membawa kembali kenangan lama sudah ia lupakan, namun Rebecca berusaha keras untuk tetap profesional karena Rebecca bukan lagi anak kecil.
"Liburan,?" Jovan akhirnya bertanya sambil menyodorkan lemonade ke arah Rebecca.
"Iya" jawab Rebecca sambil menerima minuman itu. Rebecca tak mau Jovan mengetahui bahwa ia sudah tinggal di Singapura sejak 3 tahun lalu.
"Lo disini kerja udah lama,?" Tanya Rebecca.
Jovan hanya mengangguk, tidak menunjukkan minat lebih jauh dalam percakapan itu. Suasana canggung mengisi sela-sela pembicaraan mereka. Rebecca mencoba untuk tidak membiarkan ketidaknyamanan itu mempengaruhi suasana hatinya, dan segera mengambil keputusan untuk pergi setelah membayar.
Saat Rebecca beranjak dari meja, ia melirik Jovan satu kali lagi. "Semangat" ucapnya dengan nada sopan meskipun ada rasa ironi di dalamnya.
Jovan hanya membalas dengan anggukan. Rebecca melangkah keluar dari kedai, kembali meresapi malam yang tenang.
Jovan menatap kepergian Rebecca.
🍋🍋🍋
Rebecca membuka pintu apartemennya dengan penuh kelegaan. Setelah hari yang panjang dan melelahkan, ia langsung menuju kamar mandi. Tanpa membuang waktu, ia menghidupkan shower dan membiarkan air hangat mengalir, mengalir di kulitnya yang lelah. Setiap tetesan air terasa seperti sebuah pembebasan dari kepenatan hari itu.
Sambil berendam dalam air hangat, pikirannya kembali melayang pada kejadian-kejadian hari ini. Perasaan cemas dan bingung yang mulai menghantui pikirannya seakan-akan tak bisa dihindari. Jovan yang muncul di kedai, dan terutama Bara, yang tiba-tiba muncul setelah tiga tahun lamanya, membuatnya merasa terombang-ambing oleh bayang-bayang yang sudah lama hilang meskipun Rebecca tak tau apa bayang-bayang yang mengganjal di pikirannya.
Rebecca merasa ketidaknyamanan yang mendalam saat memikirkan Bara. Kenapa dia bisa menemukan dirinya setelah sekian lama? Kenapa Bara, yang dulunya meninggalkannya tanpa penjelasan, tiba-tiba muncul kembali tanpa rasa bersalah? Rasa cemas yang menggerogoti pikirannya semakin kuat. Dia khawatir, jika Bara kembali, mungkin dia akan kembali menyakiti orang-orang di sekelilingnya termasuk Bara sendiri.
Pikiran ini berputar-putar dalam kepalanya, dan tidak lama kemudian, rasa sakit yang mendalam muncul, membuat kepalanya berdenyut. Kenangan-kenangan dari masa lalu muncul kembali dengan jelas dan menyakitkan, seolah-olah seluruh masa lalu yang ingin ia lupakan kini berusaha menuntut perhatian. Rebecca merasa tertekan oleh arus pikiran dan perasaan yang tak tertahan.
Gejala fisik pun mulai muncul. Dia merasakan keringat dingin mengalir di dahinya, dan napasnya menjadi semakin sesak. Rebecca berusaha tenang, tetapi rasa cemas dan kepanikan yang melanda membuatnya semakin sulit untuk bernapas. Setiap kali dia mencoba untuk menenangkan dirinya, kepalanya semakin sakit dan berat, mengganggu setiap upaya untuk meredakan kegelisahan.
Dalam keadaan panik, Rebecca mencari alat bantuan pernapasan yang biasanya dia simpan untuk situasi darurat. Namun, dalam keadaan bingung dan kesulitan bernapas, dia tidak bisa menemukan alat tersebut. Keringat dingin membasahi tubuhnya, dan akhirnya, dia merasa terlalu lemah untuk berdiri. Tanpa bisa menahan rasa sakit dan ketidaknyamanan, Rebecca terjatuh ke lantai.
Dalam keadaan yang semakin gelap dan pusing, Rebecca hanya bisa terbaring di lantai, menutup mata dan berharap agar semua rasa sakit dan kecemasan ini segera berlalu. Kepalanya terasa seperti di dalam kegelapan, dan dia tidak tahu berapa lama ia akan berada dalam keadaan ini. Kegelapan menyelimutinya saat ia tak berdaya, dan pelan-pelan, keadaannya menjadi semakin tidak sadar.
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Lemonade ( 21+)
Novela Juvenil⚠️mengandung unsur dewasa dan bahasa kasar Sequel of Leon King 18+ Sebuah keadaan yang membuat Zoey Rebecca terjebak di masalalunya dan mengalami mental disorder. Dimana ia merasakan kecemasan ketika berada di dekat orang-orang yang sebelumnya perna...