Rebecca sudah dua bulan berada di Shanghai. Setiap hari, waktunya tersita hanya untuk bekerja keras, menyesuaikan diri dengan tuntutan industri yang tanpa henti. Ia menghabiskan sebulan penuh untuk merevisi naskah Leon King yang berulang kali di tolak oleh tim produksi, sebenarnya malas bagi Rebecca menyentuh naskah itu lagi, namun tuntutan perusahaan membuatnya bertahan dengan naskah itu, "gapapa Rebecca semangat, bentar lagi selesai" katanya menyemangati dirinya sendiri.
"Jiejie,,, kau mau minum,? Aku membawa kopi untukmu" kata Sisi emmbawa secangkir kopi.
"Terima kasih, Sisi." Kata Rebecca tanpa menatap Sisi.
"Jie, kau terlihat begitu lelah, Apa karena Naskah itu.?" Tanya Sisi.
"Apa lagi kalau bukan,? Entahlah sampai kapan aku harus berkutat dengan naskah yang sama."
"Jie, kau harusnya bersyukur. Mereka meminta mu merevisi meskipun berkali-kali, lihat aku. Mereka sama sekali tidak menerima naskahku. Aku sudah di Moon-Yu hampir 2 tahun, tapi mereka tidak mengapresiasikan karyaku satu pun. Sungguh malang nasip ku"
"Diam lah Sisi, aku hampir selesai." Kata Rebecca, yang fokus pada layar laptopnya sampai akhirnya 5 menit pun pekerjaannya selesai. "Done!" Kata Rebecca bersamaan mengeklik save agar naskah itu tersimpan.
"Sudah selesai,?" Tanya Sisi, Rebecca mengangguk dan meminum kopi yang Sisi berikan.
"Jie, aku dengar ada bar baru di Seberang jalan, kau mau mencoba,?" Tanya Sisi sembari memberi tawaran.
"Boleh" terima Rebecca spontan. Membuat Sisi terkejut tak percaya.
"Benarkah,? Wahhh,,, ini pertama kalinya kau langsung menerima ajakanku tanpa mempertimbangkan." Kata Sisi gembira dan hampir melompat di atas sofa.
"Ehhhh-!!! Kalau kau melompat akan ku pukul kakimu." Ancam Rebecca.
"Ishhh,,, kalau kau bukan pemilik sebagian saham di perusahaan ini, aku tidak peduli." Kata Sisi.
"Sudah pukul 15.00 aku harus membawa naskah ini." Kata Rebecca bangkit berdiri dengan membawa laptopnya beserta flasdish nya. Naskahnya tersebut siap dilemparkan ke tangan tim produksi. Sambil menunggu proses adaptasi berjalan, Rebecca juga telah mempersiapkan novel baru yang akan ia ajukan untuk diterbitkan.
Namun, dalam hati kecilnya, Rebecca tak benar-benar peduli dengan nasib Leon King ke depan. Karya itu telah menjadi beban yang semakin berat untuknya. Bahkan mendengar dua kata itu saja membuat hatinya perih. Terlalu banyak kenangan, terlalu banyak luka yang terbuka karenanya. Yang ia nantikan sekarang hanyalah waktu ketika proses syuting selesai, drama itu ditayangkan, dan semua pembahasan tentang Leon King lenyap ditelan waktu.
Jika drama itu dibatalkan sekalipun, Rebecca merasa tak akan terguncang. Lagi pula, Leon King hanyalah salah satu dari sekian banyak karya yang pernah ia ciptakan. Masih ada cerita-cerita lain yang siap ia bagi ke dunia, cerita-cerita yang lebih jauh dari luka lama dan lebih dekat dengan kebahagiaannya sendiri. Bagi Rebecca, Leon King hanyalah lembar yang ingin ia tutup rapat.
🍋🍋🍋
Usai bekerja, Rebecca dan Sisi berencana melepas penat di sebuah bar di pusat kota. Setelah menyeberang jalan yang ramai, mereka pun tiba dan segera memesan minuman. Tak lama berselang, Sisi mendadak mengeluh sakit perut, ia meminta Rebecca menjaga tasnya sementara ia pergi ke kamar kecil.
"Jie, jaga baik-baik tas ku, aku harus ke toilet" katanya berlari meninggalkan Rebecca. Rebecca mengangguk, meski dalam hati agak kesal karena harus menunggu sendirian.
Ini kedua kalinya Rebecca datang ke tempat seperti ini. Pertama kali adalah saat ia di Singapura, dan kini, di Shanghai, kenangan itu kembali membayanginya. Rasa muak menyergap, seakan ada sesuatu yang menyesakkan tenggorokannya. Untuk melawan rasa itu, ia memesan bir dengan kandungan alkohol cukup tinggi. "Nihao, aku mau resep baru yang kau racik, tapi tanpa lemon" kata Rebecca yang di acungi jempol oleh bartender.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lemonade ( 21+)
Teen Fiction⚠️mengandung unsur dewasa dan bahasa kasar Sequel of Leon King 18+ Sebuah keadaan yang membuat Zoey Rebecca terjebak di masalalunya dan mengalami mental disorder. Dimana ia merasakan kecemasan ketika berada di dekat orang-orang yang sebelumnya perna...