Rebecca tak berhenti menangis sedari tadi, kejadian yang sungguh di luar dugaan membuat dirinya merasa kesal dan sakit. Memaki dirinya sendiri semakin membuat emosinya meluap.
"Fuckk!"
Tak henti-hentinya Rebecca mencuci muka melihat jijih wajah di pantulan cermin yang nampak lemah. Dadanya berdenyut seolah ada sesuatu yang ingin merampas tubuh dan pikirannya.
Tak kuat menahan rasa sakit dan sesak di dadanya Rebecca pun terjatuh dengan memegangi dadanya.
Sebenarnya trauma apa yang di rasakan Rebecca? Dia yang jahat, seharusnya ia pantas mendapatkan itu. Kenapa ia merasa seolah tersakiti.?
Rintihannya semakin terdengar tidak jelas, kala keringat mulai membahasi wajahnya pertanda banyak energi yang keluar hanya untuk merasakan sakit mental yang ia derita selama ini.
Sendirian di kegelapan.
Disisi lain.
"Arghhh.... fuckkk! Rebecca!!"
Laki-laki yang baru beberapa jam lalu menemui wanita yang paling ia cintai kini duduk di bar dengan keadaan yang sudah mabuk parah, matanya terpejam namun mulutnya asik menggerutu berulang kali menyebut nama Rebecca.
Meja di depannya sudah penuh dengan botol kosong yang pastinya isi botol itu sudah ia habiskan.
Tangan dan mulutnya masih bekerja sama untuk memasukkan wine itu ke dalam mulutnya, meskipun mata sudah tak berdaya untuk terjaga.
"Rebecca,,,, hahaha"
"Gue bisa bayar tubuh lo berapapun! Gue bisa, sekalipun nyawa yang harus jadi taruhannya," gerutunya setelah menahan kecewa karena Rebecca berulang kali bertemu dengan laki-laki asing, namun menjauh saat bertemu dengannya.
Gadis yang sedari tadi memperhatikan Bara pun kini akhirnya menghampirinya, karena merasa tertarik.
"Halo tampan,!" Sapa gadis seksi bermata sipit keturunan Tionghoa menghampiri dan duduk di samping Bara dengan lagak menggoda dan tangan mengusap dada Bara."Ckk.. shitttt!!! Am I that dirty? until all the flies approached me.??" Umpat Bara yang menyadari sedari tadi ia di datangi gadis-gadis seksi yang menggodanya.
Ts : Ckk.. Shittt!!! Apa gue sekotor itu? Sampai semua lalat deketin gue,?
"Apa maksudmu lalat,? Hey!! Buka matamu dan lihat baik-baik betapa cantiknya aku. Semua laki-laki ingin tidur dengan ku kau tau!!" Cecar gadis itu kemudian pergi meninggalkan Bara.
"I dont give a fuck!" Cetus Bara.
Sebuah jaket kini mendarat di wajah Bara setelah di lempar oleh laki-laki yang sudah geram dengan Bara karena Bara semakin hilang kendali.
"Balik! Capek gue nungguin lo mabuk!" Katanya memaki Bara.
Pyarrrr....
Suara pecahan botol terdengar karena bara tak sengaja memecahkannya.
"Butuh berapa duit lagi si lo?" Tanya Bara.
"Ini bukan masalah duit bego! Gue bisa mendadak kaya kalo nurutin lo gini terus-terusan. Duit yang lo kasih ke gue udah cukup buat pegangan gue nganggur selama setahun bahkan dua tahun tau ngga. Brengsek lo! Balik.! Nias butuh lo t*i!!" Katanya memarahi Bara.
"Gimana gue mau balik,? Cewek gue bolak balik ketemu laki-laki lain, gue ngga mungkin ngebiarin dia jadi pelacur!" Kata Bara menarik kerah kemeja temannya.
"Pelacur apanya,?? Dia ketemu atasan kerjanya bego."
"Udahlah mending lo pikirin Nias!""Nias lagi Nias lagi, Enak banget ya Nias butuh apapun keturutan. Nias butuh gue, tapi gue butuh Rebecca ngerti ngga lo,,, anj*ng!" Gerutu Bara menendang meja hingga botol-botol di atasnya berjatuhan dan pecah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lemonade ( 21+)
Teen Fiction⚠️mengandung unsur dewasa dan bahasa kasar Sequel of Leon King 18+ Sebuah keadaan yang membuat Zoey Rebecca terjebak di masalalunya dan mengalami mental disorder. Dimana ia merasakan kecemasan ketika berada di dekat orang-orang yang sebelumnya perna...