Leon menghentikan mobilnya perlahan di area parkiran yang sepi. Pandangannya jatuh pada Rebecca yang tertidur pulas di kursi penumpang di sampingnya, wajahnya yang damai terlihat begitu menenangkan. Leon tersenyum kecil, tangannya terulur menyentuh lembut pipi perempuan bernama Rebecca itu, menyelipkan helai rambut yang jatuh, dan membelai dengan hati-hati untuk membangunkannya.
"Heyy..." panggil Leon lembut.Rebecca mengerjap pelan, matanya masih setengah terbuka, "udah sampe ya?" tanyanya sambil mencoba fokus.
Leon tersenyum dan mengangguk.
Ia meraih sabuk pengaman Rebecca dan dengan hati-hati melepasnya, tak ingin membangunkan terlalu cepat dari ketenangan tidurnya. Rebecca menatapnya sekilas dan tersenyum hangat, masih terkantuk-kantuk. "Bentar ya, nyawa aku belum kekumpul" kata Rebecca pada Leon.
"Mau aku gendong aja,?" Tawar Leon.
"Ya nggak lah, ngawur kamu" Kesadaran Rebecca pun mulai penuh, matanya sudah terbuka sempurna.
"Kamu mau mampir dulu?" tanya Rebecca membuka pintu mobil.Leon mengangguk lagi, "Aku punya sesuatu buat kamu" kata Leon dengan perasaan groginya.
Setelah turun dari mobil, Leon mengambil sesuatu dari saku jaketnya dan melangkah menghadap Rebecca, Sebuah kotak kecil berwarna hitam, berkilau di bawah cahaya lampu parkiran. Dengan senyum yang penuh misteri, ia menyodorkannya pada Rebecca.
Rebecca memandang kotak itu, terlihat sedikit bingung namun tak bisa menyembunyikan senyumannya. "Boleh aku buka sekarang ngga,?"
Leon kembali mengangguk, memperhatikan ekspresi kekasihnya dengan penuh harap.
Tanpa membuang waktu, Rebecca langsung membuka kotak itu. Matanya melebar saat melihat isinya, senyum dibibirnya tiba-tiba luntur seketika. Dengan ragu Rebecca menutup kotak itu lagi.
"Kunci mobil,?" Tanya Rebecca, "Marcendes-Bens-?? Buat aku,?" Tanya Rebecca lagi memastikan, Leon mengangguk lagi dengan senyum di bibirnya.
Rebecca mengangkat wajah, menatap Leon dengan ekspresi yang sulit diartikan. Bibirnya melengkungkan senyum kecil, namun ada sesuatu yang tampak aneh di balik tatapan itu.
"Kamu ngga suka,?" Tanya Leon setelah menyadari ada sesuatu yang tidak biasa. Senyum Rebecca seolah ragu, matanya tidak bersinar bahagia seperti yang ia harapkan. Hatinya mulai bertanya-tanya, apa yang sedang terjadi dalam pikiran Rebecca? Apakah pemberian ini terlalu berlebihan?
"Kamu-??? Kenapa ngasih aku mobil Leon?" Tanya Rebecca nampak kesal.
"Kamu ngga suka,?"
"Jelas ngga suka." Jawab Rebecca tegas.
"Kenapa ngga suka,??" Tanya Leon lagi merasa seharusnya bukan ini reaksi Rebecca yang ia harapkan.
"Yang pertama kondisi keuangan kamu itu sekarang gimana,? Kerjaan kamu lagi ada problem kamu malah beli mobil. Yang kedua kenapa harus ngasih mobil coba,? Kenapa ngga yang lain aja,?"
"Becca,, aku beli mobil pake uang tabungan aku, bukan uang yang buat puteran bisnis. Itu ada sendiri, meskipun aku Boss, aku investor aku tetep dapet gaji." Kata Leon menjelaskan. Raut wajah Rebecca nampak begitu kesal pada Leon. "Lagian bukannya kamu suka mobil ini,? Waktu di Interlace (Singapura) aku berulang kali liat kamu liatin mobil Mercedes-Benz di parkiran."
Rebecca menghela nafas ia memegangi kepalanya, kemudian merogoh tasnya mengambil sesuatu yang ada di dalam tasnya. Tangannya mengeluarkan sebuah kunci mobil yang sama seperti pemberian Leon. Ia menunjukkan benda itu di depan Leon.
Leon menganga melihat Rebecca memegangi kunci Mercedes-Benz. Seolah bertanya jadi mobil itu punya kamu,? Namun tanpa menunggu kalimat itu dari mulut Leon, Rebecca langsung menjawab "iya, mobil itu punya aku" kata Rebecca kemudian membunyikan alarm mobilnya melalui kunci itu.
Bimmm...bimmm..
Sebuah mobil yang berada di sudut parkiran berbunyi setelah Rebecca menekan alarm. Leon menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. "Aku ngga tau kalo itu punya kamu, lagian kenapa ngga pernah di pake?"
Rebecca memasukkan kembali benda itu kedalam tasnya. "Aku belom punya sim, mobil itu baru aku beli. Tapi aku udah mau pindah, jadi ngga sempet" jawab Rebecca spontan, ia sama sekali tidak ingin Leon tau bahwa mobil itu pemberian dari Bara.
"Yaudah kalo gitu-?"
"Aku terima." Putus Rebecca menghentikan kalimat Leon. "Buat aku kan,?" Tanya Rebecca memastikan, kemudian memasukkan kotak itu kedalam tasnya.
Leon tersenyum bahagia setelah pemberiannya di terima oleh Rebecca. "Yaudah kamu masuk duluan, biar aku yang bawa barang belanjaan kamu"
"Oke" kata Rebecca berjalan mendahului Leon yang baru saja membuka bagasi mobilnya mengambil beberapa barang.
Sementara Rebecca sedikit melirik Leon, dengan perasaan bersalahnya karena membohongi Leon soal mobil itu, dan bahkan pemberian Bara masih setia ia bawa. "Maaf" katanya kemudian kembali berjalan.
🍋🍋🍋
Di apartemen Rebeca Leon mendorong Rebecca hingga terjatuh kekasurnya, ia sudah bertelanjang dada, sementara kancing kemeja hitam yang Rebecca pakai sudah terlepas dan menampilkan bra hitam dengan perut ratanya. Leon langsung menindih Rebecca dan mengusap lembut leher Rebecca hingga ke area perut, membuat nafas Rebecca memburu karena terangsang oleh pergerakan tangan Leon.
Keduanya saling berciuman dan menyalurkan rasa sayangnya, sudah menjadi hal biasa bagi semua perempuan mengalungkan tangannya saat berciuman, sama seperti Rebecca saat ini.
Lidah keduanya saling bertemu dan beradu dengan tempo yang sangat pelan. Bersamaan dengan itu, Leon mulai nakal dengan menggesek-gesekkan kejantanannya di paha Rebecca hingga Rebecca menyadari betapa Keras dan besarnya benda itu.
"Enghhh..." lengguh Rebecca saat bibir Leon beralih ke lehernya. Mengecup dan menjilat setiap inci leher Rebecca dan meninggalkan bekas kemerahan.
Kini tangannya mulai menyelinap ke punggung Rebecca dan melepas pengait Bra. Rebecca yang merasa sadar Branya telah lepas kini merasa malu dan menutupi dadanya.
Namun Leon langsung menyingkirkan tangan Rebecca, matanya berbinar saat melihat buah khuldi milik Rebecca yang sangat indah dan besar.
Tangannya menyentuh buah itu dengan lembut dan sedikit menguleninya hingga Rebecca mendesah. Tak mau berlama-lama Leon langsung mengambil benda kecil persegi berwarna merah jambu mengeluarkan 1 dari 12 dan membukanya menggunakan gigi.
Rebecca benar-benar dibuat ketakutan. Ia menelan ludahnya melihat Leon memasangkan sebuah benda bermaterial karet di kejantanannya yang besar.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Lemonade ( 21+)
Teen Fiction⚠️mengandung unsur dewasa dan bahasa kasar Sequel of Leon King 18+ Sebuah keadaan yang membuat Zoey Rebecca terjebak di masalalunya dan mengalami mental disorder. Dimana ia merasakan kecemasan ketika berada di dekat orang-orang yang sebelumnya perna...