•••3• p e r b e d a a n
Taya keluar dari kamar mandi karena dia tidak akan bisa tidur jika belum menggosok giginya dulu. Melihat Mita yang sudah memejamkan matanya dengan tangan yang masih memegang gelas boba yang sudah tidak ada isinya membuatnya derdecak. Bisa-bisanya gadis itu tertidur dengan posisi seperti itu.
Dasar jorok.
Taya mulai membersihkan sampah-sampah yang berserakan di atas karpet. Tidak lupa juga dia mengambil sampah yang ada di tangan Mita dan setelahnya dia membuangnya ke dapur dulu. Dia tidak akan bisa tidur jika masih ada pekerjaan yang belum dia selesaikan.
Taya kembali ke kamar dan langsung menggoyangkan tangan Mita, "Ta bangun dulu."
Mita tidak bergeming tapi tidak membuat Taya kehabisan akal. Dia menutup hidungnya yang langsung membuatnya megap-megap karena tidak bisa bernafas.
Mita melepaskan tangan Taya yang menutupi jalan nafasnya, "Taya ih, jahat banget sih." Bibirnya dia cebikan.
"Cuci dulu tangan, terus kalau mau tidur di kasur. Aku gak kuat buat gendong kamu." Jelas Taya seraya berjalan menuju kasurnya.
Mita menatap Taya dengan kesal, "Siapa juga yang minta buat di gendong?"
Taya tidak menjawab perkataan Mita. Dia naik ke kasur lalu merebahkan badannya tidak lupa juga dia menarik selimut untuk menutupi badannya.
Melihat Taya yang sudah memejamkan matanya membuat Mita langsung bangkit lalu berlari menuju kamar mandi. Tidak lama hanya cuci tangan kemudian dia berlari lagi dan langsung melompat ke kasur membuat Taya membuka matanya kembali.
Taya yang melihat Mita cengengesan langsung mencubit pahanya, "Ngapain pake lompat segala." Dia kira tadi gempa bumi karena guncangan yang gadis itu sebabkan.
Mita tersenyum tanpa dosa, dia tidak merasa bersalah sedikit pun, "Hehe, takut." Lalu menarik selimut yang dipakai Taya.
Taya kembali memejamkan matanya, "Cepet tidur." Kemudian membenarkan letak selimut yang tertarik Mita.
"Iya-iya."
°
°Keesokan harinya Taya yang bangun pertama. Jam masih menunjukkan pukul setengah enam pagi. Meskipun jam tidurnya berkurang tapi tidak membuatnya melupakan kebiasaannya.
Meski weekend tapi Taya selalu membiasakan dirinya agar selalu bangun pagi. Dan jika libur seperti ini Taya selalu menyempatkan untuk jogging.
Untung saja rumahnya berada di kompleks yang orang-orangnya individualis. Bahkan bisa hitungan jari Taya melihat tetangga rumahnya. Jadi dia tidak perlu repot-repot untuk bertegur sapa, menurutnya itu sangat melelahkan. Belum tentu juga kan orang yang di tanya itu berkenan atau tidak kita ajak bicara. Dan Taya termasuk yang kedua.
Taya meninggalkan Mita yang masih asik dalam dunia mimpinya. Dia tidak akan repot-repot untuk membangunkannya. Karena jika Mita ikut, bukannya jogging yang ada gadis itu malah jajan. Ada yang seperti itu? Tujuannya apa, yang di lakukannya apa.
Hanya setengah jam Taya melakukan joggingnya. Taya masuk ke dalam rumahnya, tidak lupa juga dia mengunci lagi pagar rumahnya kemudian duduk di teras seraya meluruskan kakinya.
Taya menoleh ketika pipinya di tempeli botol air dingin, ternyata Mita pelakunya, "Tumben dah bangun."
Taya menerima botol itu lalu membuka tutupnya dan langsung meminumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Konglomerat ✓
Teen FictionSemakin kau berlari maka akan semakin ku mengejarmu_ Gautama .... Nattaya Gema Pratista hanya seorang gadis biasa yang memiliki dan fokus dengan dunianya sendiri. Hidupnya tenang-tenang saja sebelum kedatangan orang-orang yang ingin menjalin hubunga...