•••
19• m e m a a f k a n
"Ayah, udahan dong marahannya sama Tama, bunda sedih lihat kalian ngga akur padahal kalian berdua itu sama pentingnya buat bunda." Sarayu mengelus dada suaminya. Posisi keduanya saat ini berbaring diatas ranjang.Tangan Rajendra yang sebelumnya mengelus kepala sang istri terhenti ketika mendengar perkataannya. Menghela nafas perlahan sebelum melanjutkan lagi gerakan mengelus kepala istrinya.
Merasa suaminya tidak menanggapi perkataanya membuat Sarayu bangkit seraya melepaskan tubuhnya dari dekapan sang suami lalu duduk disampingnya dengan kedua tangan yang disimpan diatas pahanya.
Menyadari jika Sarayu mulai serius membuat Rajendra ikut bangkit dari tidurannya dan duduk saling berhadapan.
"Ayah denger tidak apa yang bunda bilang?" Ulang Sarayu dengan gemas karena suaminya itu malah senyum-senyum seraya memandangnya.
"Iya bunda, ayah denger kok." Rajendra menyentuh kedua tangan Sarayu yang mengepal hingga membuatnya terlepas kemudian membawanya ke pangkuannya.
"Apa, bunda bilang apa," Sarayu memicingkan matanya.
"Iya ayah denger apa yang bunda bilang. Lagian kita udah baikan kok. Tanya aja anak bunda jika ngga percaya." Rajendra menyampirkan rambut Sarayu yang menjuntai ke telinganya.
"Sudah baikan tapi masih panggil Tama anaknya bunda saja." Cibir Sarayu yang tahu jika suaminya masih memanggil Tama dengan anak bunda pasti keduanya belum baikan sepenuhnya.
Rajendra yang tahu jika Sarayu mulai protes dengan keadaan pasti hal itu sudah berada di tahap yang membuatnya tidak nyaman. Mungkin sudah saatnya Rajendra mengalah saja.
"Besok, ayah bakalan temui Tama untuk meluruskan semuanya." Rajendra mengelus tangan Sarayu dengan lembut dengan sesekali mengecupnya.
Sarayu yang diperlakukan seperti itu tentu saja hatinya menghangat. Tapi karena dia masih dalam misi untuk menyatukan ayah dan anak lagi maka dia harus menahan buncahan di dadanya. Sudah cukup beberapa bulan ini dia membiarkan keduanya bersi tegang dan sekarang waktunya untuk mendamaikan.
Bukannya sebelumnya Sarayu diam saja, hanya saja jika dia membahas keduanya satu sama lain tidak ada yang mendengarnya. Dan mungkin kini Rajendra sudah lelah dengan Tama yang semakin tidak mendengarkannya.
"Ayah janji kan?" Tuntut Sarayu dengan wajah yang dibuat seserius mungkin yang malah membuat Rajendra gemas melihatnya.
"Iya cutie pie, aku janji." Rajendra membawa Sarayu kedalam pelukannya lalu membubuhi wajah istrinya dengan ciuman.
Meskipun usia keduanya sudah tidak muda lagi akan tetapi hubungan keduanya tidak pernah berubah dari awal pernikahan. Yang ada semakin lama keduanya semakin harmonis.
°
°
Tama menggeliat ketika telinganya mendengar suara bel apartemennya yang tidak berhenti berbunyi membuatnya mengumpat.
Siapa pagi-pagi begini yang datang bertamu padanya dan mengacaukan weekend nya. Jika saja itu kedua temannya pasti akan mengabarinya sehari sebelumnya terlebih dahulu.
Dengan kondisi yang masih acak-acakan, Tama menyeret kakinya keluar dari kamarnya untuk melihat siapa orang yang kurang kerjaan menekan bel apartemennya.
Saat melihat dari monitor keningnya langsung mengernyit ketika melihat kedatangan orang yang tidak dia sangka sama sekali.
Tadinya Tama berniat untuk tidak menghiraukannya tapi ternyata orang itu tidak menyerah membuatnya dengan terpaksa membuka pintu apartemennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Konglomerat ✓
Novela JuvenilSemakin kau berlari maka akan semakin ku mengejarmu_ Gautama .... Nattaya Gema Pratista hanya seorang gadis biasa yang memiliki dan fokus dengan dunianya sendiri. Hidupnya tenang-tenang saja sebelum kedatangan orang-orang yang ingin menjalin hubunga...