•••
25• b u a l a n
Mita melangkahkan kakinya dengan lebar agar cepat sampai ke tempat mobilnya berada. Meskipun begitu, dia tetap berjalan dengan hati-hati seraya melihat sekitarnya. Kan tidak lucu jika dia menabrak sesuatu. Sesekali dia tersenyum ketika ada yang menyapanya. Ada beberapa orang yang Mita kenal disini karena dia lumayan sering kesini untuk menemui tantenya yang super duper sibuk.
"Paramita!" Mita menghentikan langkahnya untuk mencari sumber suara yang memanggilnya. Dan dia melihat keberadaan tantenya yang melambaikan tangannya membuat Mita membelokkan langkahnya dan menghampirinya sang tante.
"Ate, aku kangen," Mita segera memeluk tubuh Merlina cukup kencang membuat wanita dewasa itu hampir kewalahan jika saja tumpuan kakinya tidak kuat sudah pasti keduanya akan terjatuh.
Tapi Merlina tidak marah, justru dia ikut memeluk sang keponakan, "Kamu, kenapa ngga main-main sih kerumah." Merlina melepaskan pelukannya lalu tangannya mengelus pipi Mita dengan lembut.
Mita langsung melengkungkan bibirnya ketika mendengar perkataan Merlina, "Apanya yang gak ke rumah, orang setiap kesana ate nya ngga ada melulu." Sudah satu bulan lebih mereka baru bisa bertemu lagi.
Merlina meringis mendengar gerutuan Mita, memang salahnya juga yang jarang berada dirumah.
"Iya-iya, Tante minta maaf. Sebagai gantinya nanti Tante beliin tas yang kamu mau." Ucapan Merlina langsung membuat wajah Mita sumringah.
"Beneran kan? Ate ngga bohong kan? Awas aja nanti aku tagih loh."
Merlina terkekeh, "Iya Paramita, apapun yang kamu mau."
Mita kesenangan sampai melompat lalu memeluk tubuh Merlina dengan sayang. Bisa dibilang dirinya sangat dekat dengan sang tante. Apalagi dimasa kecilnya dirinya lebih banyak menghabiskan waktu bersamanya dibandingkan dengan orangtuanya.
Lalu tiba-tiba saja kedatangan seseorang membuat eksistensi keduanya teralihkan.
Mita melebarkan matanya begitu tahu siapa yang datang. Dia menggerakkan bibirnya, mengisyaratkan agar laki-laki itu pergi sekarang juga. Tapi yang ada Javas malah mendekatkan dirinya pada Mita membuat gadis itu mengambil jarak.
"Halo tante, selamat siang." Javas menyapa Merlina dengan memberikan senyuman sopannya membuat Merlina menatap Mita dengan penuh tanda tanya dan curiga.
"Selamat siang, kamu siapa?" Raut wajah Merlina kembali pada setelan awalnya yaitu judes. Tantenya Mita ini memang terkenal dengan perangainya yang dingin akan tetapi itu hanya topengnya saja. Sifat aslinya tidak berbeda jauh dengan sang keponakan.
"Perkenalkan aku calon pacarnya Mita Tante." Javas masih setiap mempertahankan senyuman diwajahnya meskipun Merlina tidak memberikan reaksi apapun.
Mita yang mendengar segera menginjak kaki Javas yang malah tidak bereaksi membuat gadis itu menyumpah serapahinya dalam hati. Memang setan, Javas ini.
"Oh ya?" Merlina pura-pura kaget mendengarnya.
"I-"
"Ngga ate, jangan percaya. Kenal juga ngga aku sama ini orang," Mita berkata seraya mencubit pinggang Javas dengan kencang membuat laki-laki itu meringis tapi tidak berniat menghentikannya. Dia yang melihatnya semakin mengencangkan cubitannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Konglomerat ✓
Teen FictionSemakin kau berlari maka akan semakin ku mengejarmu_ Gautama .... Nattaya Gema Pratista hanya seorang gadis biasa yang memiliki dan fokus dengan dunianya sendiri. Hidupnya tenang-tenang saja sebelum kedatangan orang-orang yang ingin menjalin hubunga...