•••
35• m e n u n g g u
Akhirnya, hari yang Taya nanti-nanti tiba juga. Tinggal menghitung jam dimana pemberitahuan informasi mengenai diterima atau tidaknya Taya di universitas incarannya akan segera dibuka.
Taya merasa gugup juga sedikit gelisah ketika memikirkannya. Apakah hasilnya akan sesuai dengan ekspektasi nya atau tidak. Jika pun tidak, Taya tidak mau dirinya terlalu terlarut dalam suasananya. Semoga saja.
Berpikir positif Taya. Kalau kamu terus menerka-nerka tidak akan baik untuk hati juga pikiranmu. Batin Taya terus berkata-kata.
Saat ini Taya tengah memasak untuk makan siang. Bertepatan dengan itu terdengar suara mobil dari depan rumahnya membuat Taya mematikan kompor. Untung saja acara memasaknya telah selesai.
Setelah mencuci tangannya, Taya berjalan ke depan untuk membuka pintu yang sebelumnya dia kunci.
Taya melihat Mita yang keluar dari mobil abangnya. Menyadari kehadiran Taya, gadis itu melambaikan tangannya dengan heboh seraya membawa dua paper bag berukuran cukup besar.
Mobil yang mengantarkan Mita membunyikan klaksonnya membuat Taya berlari kecil menghampirinya.
Rupanya Datta yang berada dibalik kemudi membuat Taya memberikan salam. Karena tidak bisa lama-lama, Datta melajukan kembali mobilnya meninggalkan sang adik di rumah sahabatnya.
"Kamu bawa apa ini?" Taya menerima satu paper bag dari tangan Mita yang beratnya cukup lumayan. Hampir saja Taya dibuat kewalahan karena menganggapnya tidak seberat ini.
"Liat aja nanti didalam." Taya mengedikan bahunya dengan acuh seraya mengunci pagar rumahnya.
Mita langsung menghempaskan tubuhnya diatas sofa setelah menyimpan paper bag dimeja. Dengan tangannya yang membuka kancing kemejanya lalu membukanya hingga menyisakan tanktop.
"Gila, hari ini gerah banget sih," Mita mengeluh seraya membuka tas kecilnya dan mengeluarkan kipas angin mini dari dalamnya.
"Memang, kayanya udah mulai masuk musim kemarau." Taya ikut menyimpan paper bag diatas meja. Tapi tidak lama, langsung dia turunkan kedua paper bag itu dilantai mengingat jika mejanya yang terbuat dari kaca yang bisa saja pecah karena beratnya.
"Aku penasaran, boleh buka ini?" Taya bertanya pada Mita yang langsung menganggukkan kepalanya dengan semangat.
"Emang sengaja dibawa buat disini." Jelas Mita seraya menyarahkan kipas anginnya ke depan wajahnya. Ah, segarnya.
Taya membuka satu paper bag dulu. Ternyata ada kotak transparan berukuran cukup besar dimana didalamnya ada seafood yang sudah dimasak membuatnya tersenyum lebar. Adhisti memang paling tau jika Taya paling menyukai makanan buatannya ini. Tidak ada tandingannya.
Dan ada beberapa kotak kecil yang isinya makanan juga. Tapi sepertinya kebanyakan makanan khas kota asal Mita karena beberapa tidak begitu familiar dimatanya.
Totalnya ada delapan kotak. Pantas saja Taya merasa berat membawanya. Beralih pada yang satunya, Taya mengintip isinya lalu mengerjapkan matanya perlahan begitu tahu apa isinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Konglomerat ✓
Novela JuvenilSemakin kau berlari maka akan semakin ku mengejarmu_ Gautama .... Nattaya Gema Pratista hanya seorang gadis biasa yang memiliki dan fokus dengan dunianya sendiri. Hidupnya tenang-tenang saja sebelum kedatangan orang-orang yang ingin menjalin hubunga...