29 | c o e r c i o n

1.9K 88 16
                                    

•••

29• p e m a k s a a n

Besok, adalah hari perpisahan bagi murid tingkat akhir disekolah. Sangat tidak terasa waktu berlalu. Taya merasa jika belum lama ini dia masuk sekolah dan tau-tau saja dia sudah lulus sekarang. Yang artinya kehidupannya akan memiliki babak yang baru.

Rencananya Taya tidak ingin menghadiri acara besok. Tapi oh tapi, niatnya itu tidak terealisasikan dikarenakan sosok manusia yang saat ini tengah menggandeng tangannya untuk masuk ke toko pakaian dari brand ternama.

Sedari awal Taya sudah menolaknya dengan segala cara. Tapi dirinya kalah karena paksaan yang mau tidak mau Taya turuti karena tidak ingin telinganya semakin sakit mendengar rengekan menjengkelkannya.

"Ini sepertinya bagus, cocok untuk kamu." Taya memutar bola matanya malas ketika Tama menunjukkan manekin dengan sheath dress yang panjangnya semata kaki berwarna merah muda terang. Big no untuknya.

"Gue ngga suka Tama." Ujar Taya dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya.

"Wait, kalau yang ini." Kali ini Tama menunjuk sebuah baby doll dress dengan banyak aksen membuat Taya meringis melihatnya. Apa tidak dikira badut dia nanti. Taya kembali menggeleng membuat Tama memilih lagi gaun yang lain.

"This?" Tama menunjuk sebuah ball gown berwarna biru muda yang memang bagus, hanya saja jika Taya memakainya pasti dirinya akan menjadi pusat perhatian saking mewahnya itu gaun. Jadi Taya menggelengkan lagi kepalanya.

Melihat respon Taya yang tidak bersemangat tidak membuat Tama jengkel. Yang ada dia semakin bersemangat untuk memilihkan baju untuk gadisnya.

"Apa kita pindah toko saja?"

Sebelum Taya berkata, pramuniaga yang sedari tadi mengikuti keduanya dengan jarak yang cukup jauh menginterupsi membuat fokus keduanya teralihkan.

Sedari awal kedatangan dua anak muda itu sebenarnya pramuniaga toko ingin langsung melayaninya. Tapi Tama mengisyaratkan jangan dulu ikut campur membuatnya mau tidak mau hanya memperhatikan dari jarak jauh.

"Maaf sebelumnya, jika berkenan saya ingin bertanya, kalian membutuhkan gaun yang bagaimana?" Pramuniaga itu bertanya dengan senyuman diwajahnya.

"Untuk acara semi formal." Tama yang menjawabnya karena Taya sendiri tidak tahu ingin gaun seperti apa dirinya. Sebenarnya Tama bisa saja meminta designer bundanya untuk membuatkan sebuah gaun. Tapi dikarenakan waktunya sudah mepet membuat Tama tidak bisa melakukannya.

Sudah dari beberapa hari yang lalu Tama terus membujuk Taya agar hadir di acara perpisahan sekolahnya dan baru hari ini pacarnya itu mengiyakan permintaan, tidak lebih tepatnya paksaanya untuk datang.

"Baik, biar saya tunjukkan beberapa referensi siapa tahu ada yang cocok untuk kakak-kakaknya. Mari," Taya dan Tama mengikuti kemana pramuniaga itu melangkah.

Taya hampir membuka mulutnya dengan lebar ketika melihat banyaknya gaun indah yang berjejer dengan rapi dilantai dua toko. Gaun-gaun yang ada disini cukup menarik perhatiannya.

Taya melangkahkan kakinya tanpa menghiraukan Tama yang akan melakukan sesi promosinya lagi. Lebih baik dia memilih sendiri daripada mendengarkan ocehannya.

Terjebak Konglomerat ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang