•••
21• p e r h a t i a n
Saat melangkahkan kakinya, Taya merasa tubuhnya sangatlah ringan. Lalu ketika mengangkat kedua tangannya, dia bisa melihat jika ukurannya lebih kecil daripada seharusnya. Terlihat imut sekali.
Kemudian menunduk dan melihat tubuhnya menjadi kecil dengan dilapisi dress berwarna putih dengan renda di ujung yang panjangnya semata kaki.
Langkahnya dari lambat hingga kelamaan menjadi cepat dengan diiringi lompatan menandakan jika dia sedang gembira.
Hamparan bunga dengan berbagai jenis dan juga warna membuat sedap dipandang mata. Itulah yang sejauh mata Taya tangkap. Entah dimana dirinya sekarang berada, yang pasti gadis itu sangat menikmati waktunya.
Seolah dirinya tidak memiliki beban apapun dalam hidupnya. Taya ingin seperti ini, dia tidak merasa sendirian ditempat ini seolah ada banyak mata yang mengawasinya. Sebenarnya apa yang terjadi dengan dirinya. Apakah ini mimpi? Kalau iya Taya tidak ingin cepat-cepat bangun.
Langkahnya terhenti ketika tidak jauh didepannya terlihat fitur dua orang dewasa berbeda jenis kelamin membelakanginya.
Tangan Taya terulur dengan perasaan sesak yang tiba-tiba menjalari dadanya seolah ada bongkahan yang begitu besar menikamnya. Air mata bercucuran dari mata bulatnya.
Suara yang ingin dia keluarkan untuk memanggil dua orang dewasa itu seolah tertahan di tenggorokannya. Hingga lama kelamaan matanya tidak lagi menatap siapapun disekitarnya dengan rasa sesak yang semakin menjadi lalu pandangannya menggelap.
°
°Taya langsung membuka matanya dengan kening mengernyit. Saat hidungnya mencium bau khas dari tempat yang paling dia benci membuatnya mendengus kasar.
Sepertinya laki-laki itu tidak mendengarkan jika dia tidak mau dibawa ketempat seperti ini.
Saat akan bangkit, Taya merasa jika tubuhnya sangat lemah membuatnya mengurungkan niat karena tidak kuat. Yang ada malah tubuhnya gemetaran. Sebenarnya sakit apa dirinya.
Melihat tangan kirinya tertancap infusan membuat Taya meringis. Dia tidak suka melihatnya.
Selama ini Taya jarang sakit, dan sekalinya sakit dia hanya akan bertahan dirumahnya sampai sembuh dengan mengandalkan obat apotik. Dan sepertinya terakhir kali dia sakit itu tujuh bulan yang lalu.
Kali ini tubuhnya sepertinya lelah hingga membuatnya tumbang.
Saat Taya sibuk dengan pikirannya, pintu terbuka dan masuk Tama yang membawa dua paper bag berukuran cukup besar di kedua tangannya. Taya masih belum menyadari saking larutnya.
Setelah menyimpan paper bag yang dibawanya di sofa, Tama mendekati ranjang dimana Taya berbaring.
Melihat kening gadisnya yang mengerut seolah ada hal besar yang tengah dipikirkannya membuat tangan Tama terulur dan mengelusnya hingga membuat kerutan itu hilang berganti dengan kekagetan diwajahnya.
"Hei, udah bangun,"
Seketika Taya hampir dibuat lupa untuk bernafas dengan keberadaan Tama yang tiba-tiba ada di sampingnya. Apalagi melihat senyuman diwajahnya yang membuatnya ngeri karena efeknya yang tidak baik untuk jantungnya. Kapan laki-laki itu datang, kenapa dia tidak menyadarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Konglomerat ✓
Genç KurguSemakin kau berlari maka akan semakin ku mengejarmu_ Gautama .... Nattaya Gema Pratista hanya seorang gadis biasa yang memiliki dan fokus dengan dunianya sendiri. Hidupnya tenang-tenang saja sebelum kedatangan orang-orang yang ingin menjalin hubunga...