Mungkin semua baru menyadari awal adalah akhir yang belum terselesaikan, karna dari itu apapun yang diawali pasti harus diakhiri dan sekarang semua harus berakhir lebih dulu, untuk itu harus ada awal yang baru lagi. Dan bagaimanapun sebuah awal akan harus dihadiri oleh yang
namanya pengorbanan. Pengorbanan untuk setiap keadaan agar semua kelihatan adil.
Lonceng sekolah telah berbunyi, para siswa berlarian mengambil tempat di kantin, seperti biasa berebutan dan tak pernah antri, itulah pemandangan kantin setiap jam istirahat dimulai, sudah menjadi sebuah budaya jika jam istirahat adalah jamnya keuntungan mbak kantin mengais rezeki, meski tidak semua siswa ke kantin, tapi pasti mayoritas mereka ada di kantin.
“Ki, buruan!! Lu selalu aja lama, mau apa pun kerja lu tetap aja lambat, heran gue” keluh Bellona.Memang sudah menjadi kebiasaan si Kiyoko gadis keturunan jepang dengan perawakan seperti orang jepang khas dengan mata sipit dan kulit yang bersih itu adalah yang paling cerewet diantara teman-temannya tapi juga yang paling lambat dan yang paling suka telat.
“Serius ya, gue udah L-A-P-A-R Kiyo, bisa-bisa nya cuma beresin buku doang bisa sampai seharian” Quennie juga ikutan mengeluh.“Ya elah lebay lu berdua, udah selesai juga, ya udah ayok!?” Kiyoko yang akhirnya selesai dengan pekerjaannya.
Mereka langsung menuju kantin yang sudah dikelumuri banyak siswa, dan memesan makanan yang ingin mereka makan, dengan penuh semangat karna rasa lapar akibat pelajaran yang sangat sulit, membuat perut mereka sudah tidak memiliki kesabaran lagi ingin diisi oleh sesuatu, ditambah lagi waktu penantian si lambat Kia.
“Braaaakkkkkk,” suara tumpahan makanan yang terjatuh akibat tabrakan.
“Eh, punya mata ga sih lu!?” Bellona yang marah karna makanan nya tumpah.
“Lu yang ga punya mata, ga lihat apa orang lagi jalan” balas Chatra yang tidak terima disalahkan.
“Bell udah, beli lagi, sifat marahnya jangan dibawa didepan umum” Kiyoko membujuk sambil menarik lengan Bellona.
“Oooh, jadi gue yang salah, udah jelas-jelas lu yang nabrak gue” Bellona yang tidak terima jika dirinya disalahkan.
“Udah lah Bell, ayok!!” Quennie yang segera mengambil alih.
Mereka pun berjalan ke bangku yang sudah ada dikantin, bangku yang memang sudah disiapkan khusus untuk mereka bertiga, mereka bertiga memang bukan orang penting, tapi orang tua mereka orang penting disekolah, wajar saja jika mereka bertiga siswa yang disegani karna
harta, walau si Quennie adalah anak berprestasi tapi tetap saja dia terkenal disekolah karna harta orang tua nya, lumayan setidaknya dari mereka ada yang berprestasi.Si Bellona Chalondra Candramayana meski hanya tinggal bersama sang ayah tapi dia putri tunggal seorang pengusaha, Quennie Ratnaduhita Sahna putri seorang pejabat penting Negara, Kiyoko Lavanya Maheswari tidak hanya memiliki ayah yang kaya tapi juga sang kakak yang sukses dan kaya, setidaknya dengan kelebihan itu mereka bertiga bisa diterima di sekolah mahal ini, tidak seperti kebanyakan siswa yang mengandalkan beasiswa.
Dibangku lain ada Chatra yang membereskan pakaiannya akibat tumpahan makanan yang dibawa oleh Bellona,“Eh Chat, lu mestinya tadi minta maaf deh sama tu Doi, lu ga tau aja dia itu anak orang penting, bisa barabe kalo bermasalah dengan tu anak” jelas Keenan.
“dia itu anaknya bukan bapaknya, kalo pun gue bermasalah ya pasti gue bermasalah sama tu anak bukan sama bapaknya, lagian ya, gue ga takut sama orang kaya dia, bertumpu pada harta gitu, apa nya yang harus di takuti” Chatra yang menjelaskan secara lantang.
KAMU SEDANG MEMBACA
For a While
RomanceManusia akan merasa sangat kehilangan jika dirinya telah terlalu berlebihan dalam mencintai, semua akan terasa direnggut bila cinta itu sendiri telah terlalu merasuki benak nadi manusia itu sendiri, bahkan merekan akan lupa jika apa yang mereka cin...