Sudah dua bulan sejak hari dimana Darel menyampaikan perasaannya kepada Bellona, walau ada yang sedikit berbeda, tapi tidak ada yang menyadarinya, Bellona yang jarang ikut kumpul-kumpul karna Darel tidak pernah absen mengajaknya jalan, tapi walaupun begitu selalu ada hari dimana Bellona, Quennie dan Kiyoko harus menghabiskan waktu seharian, walau kadang mereka sering berkumpul tapi tidak semua bisa hadir, kadang Bellona Cuma berdua dengan Quennie, kadang Cuma Quennie dan Kiyoko dan kadang Cuma Quennie dan Kiyoko, mereka tidak sedang sibuk dengan hal penting tapi dengan urusan keegoisan mereka.
Hari ini tidak ada janji untuk berkumpul atau apa, tapi Quennie ingin sekali bertemu Kiyoko untuk menceritakan segala keresahan hatinya terhadap hubungan Bellona dan Darel, yang memang sudah dua bulan pula hati nya tak menentu akan hal itu. Quennie menyadari bahwa dia memang telah jatuh cinta kepada Darel bahkan jauh sebelum Bellona, Quennie memang tidak mengatakan apapun tentang hal ini kepada dua sahabatnya, tapi sedikit Kiyoko mengetahui hal itu saat Darel pertama kali ke kelas mereka.
“Bukan salah Bellona kan jika lu merasa tersakiti, lu sendiri melarang gue buat bilang kalo lu juga suka sama Darel” kata Kiyoko.
“Gue juga ga tau mau nyalahin siapa Kiyo” jawab Quennie.
“Quenn, dengerin gue, lu mungkin ga tau kalo Darel juga ada perasaan sama lu kan!?” Kata Kiyoko membuat Quennie bingung sekaligus penasaran.
“Maksud lu!?” Balas Quennie.
“Iya, dulu sebelum Darel nembak Bellona, dia pernah bilang ke gue kalo sebenarnya dia itu suka sama lu, tapi karna dia tau persahabatan kita dan dia tau kalo Bellona juga suka sama dia, ya kenapa dia ga nembak Bellona aja, dengan cara itu mungkin dia bisa dekat dengan lu” jelas Kiyoko
“Tapi itu salah, Bellona mengira Darel benar-benar menyukainya, tapi…” jawab Quennie sedikit takut.
“iya dia jadiin Bellona tumbal buat buktiin benar ngak sih lu juga suka sama dia” jelas Kiyoko lagi.
“jika Bellona tau Darel melakukan ini ke dia, persahabatan kita taruhannya Ki, lu kenapa baru ngomong sekarang sih!? ” jelas Quennie.
“itu alasan kenapa gue ga kasih tau, karna gue pengen Bellona lihat sendiri tujuan Darel, gue ga mau jika Bellona sampai salah paham, gue penengah disini, jika nanti persahabatan kita taruhannya maka gue ga bisa milih antara lu dan juga Bellona, Quenn” jelas Kiyoko sambil meraih bahu Quennie yang berada didepannya. Mendengar itu mereka berpelukan mendukung sebagai bentuk saling mendukung, walau begitu tetap saja rasa yang mempengaruhi Quennie seolah membutakan hubungan mereka, memang tidak mudah untuk menerima bahwa Darel memilih Bellona tapi setidaknya ini membuka harapan bahwa Quennie bisa memiliki Darel sebelum Darel benar-benar jatuh cinta kepada Bellona.
Selain itu dibawah bintang yang gemerlap bersemangat menyinari bumi dari gelapnya malam, Darel dan Bellona menikmatinya berdua, menikmati kebersamaan karna mereka tau mereka akan berpisah tapi tidak tau disebabkan oleh apa.
“Rel, besok kita libur dulu jalannya, gue mau ngumpul sama Kiyoko dan Quennnie, kangen gue main sama mereka” pinta Bellona.
“Yakin mau absen jalan sama pangeran lu ini” Darel menggoda.
“Ihh apaan sih, ya yakin lah kan sahabat gue segala nya buat gue” jawab Bellona.
“Ya udah deh, besok kita absen dulu jalannya, karna besok jalannya absen malam ini kita panjangin ya jalan-jalannya, iya.. Yak sayang nya Darel” pinta Darel memelas.
“Iya deh Darel sayang” jawab Bellona lembut.
Mereka pun melanjutkan perjalanan malam mereka, waktu saja tidak bisa menebak hingga sampai kapan mereka akan menghabiskan waktu, tapi setidaknya tidak ada yang tau jika ini bisa jadi yang terakhir untuk mereka, tidak ada yang tau besok atau kedepannya akan terjadi seperti apa, tapi malam ini dan setiap hal saat bersama Darel akan menjadi kenangan untuk Bellona suatu saat.
“Udah malam, kamu masuk dan langsung istirahat ya, aku juga langsung balik” kata Darel saat sampai didepan rumah Bellona.
“Iya, kalo udah sampai jangan lupa kabari aku ya” jawab Bellona sambil membuka pintu mobil.
“Eh tunggu deh” Darel menahan.
“Hmmm” jawab Bellona bingung.
Dengan secepat kilat bibir Darel langsung mendarat dibibir Bellona, Bellona hanya terdiam dan tidak tau ingin berbuat apa, ciuman yang dilakukan Arga membuatnya seperti patung, tak berkutip.
“Good night sayang” kata Darel sambil mengusap kepala Bellona lembut.
Bellona langsung buru-buru meninggalkan Darel, karna apa yang dilakukan Darel seakan membuatnya ingin menggapai bintang dan menyusunnya menjadi sebuah nama, nama yang telah membuatnya merasakan apa itu ciuman pertama.
“Malam bi” sapa Bellona kepada PRT nya dengan semangat.
“Dari mana kamu!?” Suara introgasi dari seorang laki-laki yang duduk di kursi ruang keluarga.
“Papa!?, kapan papa pulang?” Tanya Bellona bingung
Memang Bellona hanya tinggal dengan Ayahnya tapi ayahnya juga sangat sibuk sehingga hanya pulang beberapa kali saja, dirumah Bellona hanya bersama seorang PRT yang sudah lama bekerja dirumahnya, setiap hari tidak pernah ada aturan kecuali aturan yang dibuat oleh Bellona sendiri, dan jika ayahnya pulang maka dia harus menghapus setiap aturan yang dibuatnya, apalagi peraturan tentang kebebasanya dalam keluar dan masuk rumah jam berapa pun dia mau.
“Sebelum jam kamu pulang sekolah” jawab ayahnya dengan nada yang susah ditebak.
“Baik lah, kalo gitu Bellona kekamar dulu” jawab Bellona pamit.
“Tunggu dulu, kamu belum jawab pertanyaan papa, dari mana kamu jam segini baru pulang!?” Ayah nya bertanya lagi.
Bellona merasa bingung apa yang harus dia jawab, mungkin dia akan dapat masalah besar jika tidak ada jawaban yang pas, atau mungkin ayah nya melihat aksi singkat yang dilakukan Darel dimobil, Bellona benar-benar terjebak dalam masalah kali ini.
“Cuma dari rumah Kioyoko pa, kita belajar bareng” jawab Bellona tenang namun tegang.
“Benarkah!? Lalu siapa laki-laki yang pulang bersama mu!?” Tanya ayahnya lagi.
Hal yang membuat Bellona diam dan tidak tau harus menjawan apa, sepertinya benar dugaannya ayahnya telah melihat apa yang dilakukan Darel.
“Ting,,,,ting,,ting,,” suara HP Bellona.
“Haduh, kenapa harus nelpon sekarang sih” Bellona tampak takut serta bingung saat mengetahui yang menelponnya adalah Darel.
“Angkat saja” perintah ayahnya yang membuat Bellona sedikt takut.
“Bellona harus ke kamar pa” Bellona minta izin dengan rasa takut.
“Pak, ada telpon untuk bapak” suara Bi Inem menyelamatkan Bellona.
“Huft, makasih ya bi” kata Nindi langsung menuju kekamarnya.
**
“Chatra, wei Chat” Keenan yang berusaha membangunkan Chatra.
“Apaan sih lu, ganggu aja orang lagi nyenyak juga” Chatra menjawab dengan kesal.
“Haduh ini anak bukannya belajar malah tidur, besok ada ulangan, dan ulangan yang ini menentukan kita untuk tetap lanjut beasiswa atau nggak” jelas Keenan.
Mendengar yang dikatakan Keenan, Chatra langsung bangun.
“Lu kenapa baru bangunin gue sih” kata Chatra.
“ Hmm emang dari tadi gue ngapain” balas Keenan jutek
Mereka segera belajar untuk ulangan besok, karna besok adalah ulangan penentuan untuk mereka yang menerima beasiswa, sebenarnya tidak masalah bagi Chatra jika dia memang kehilangan beasiswa ini tapi sudah berkomitmen untuk tidak merepotkan orang tua, dan selain itu dengan hal ini dia juga bisa membantu Keena dengan bekerja menjadi Cleaning Service di kantor ayah nya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
For a While
RomanceManusia akan merasa sangat kehilangan jika dirinya telah terlalu berlebihan dalam mencintai, semua akan terasa direnggut bila cinta itu sendiri telah terlalu merasuki benak nadi manusia itu sendiri, bahkan merekan akan lupa jika apa yang mereka cin...