Part XXVII

6 5 1
                                    


“Udah jelas bukan, jika bukan gue pelakunya, jika lo masih marah terhadap gue, silahkan tapi setidaknya gue udah buktikan kalo gue bukan biang ibalik terebarnya vidio lo” Jelas Iden kepada Darel.

“Apa gue kelihatan sepemarah itu, c’mon bukankah amarah bukan alasan untuk bubarnya sebuah team” Balas Darel langsung menyambut hangat Iden.

Semua orang bersorak senang seorah baru saja memenangkan sebuah pertandingan, Iden, Darel dan Emilio kembali memperatkan persahabatan mereka, terlihat  jelas dengan senyum yang mereka ukir, begitu juga Quennie dan Kiyoko, tidak ada badai yang bertahan lama, pasti akan ada pelangi dan hari cerah yang akan selalu menghentikan badai itu.

“Tapi tunggu dulu, kalian silahkanlah bersuka cita sesuka hati, dimana Chatra dan Bellona!?” Balas Keenan.

“Hahahaha lo ini malah bertanya, ya jelas mereka berdua sedang merayakan kemenangan mereka juga, sekarang ayok bergabung dengan team kita” Jelas Darel kepada Keenan.

“Tidak, ehmm maksud gue, gue murid mahasiswa tidak pantas satu team dengan murid pemilik gedung sekolah” Balas Keenan tidak enak.

“Aishh tidak masalah lagi pula nama sekolah bagus karena orang-orang beasiswa seperti kalian, sementara kita hanya pembuat onar” Sambung Emilio langsung menarik tangan Keenan dan membuat tos dengannya seolah mereka berteman.

Keenan  tidak pernah merasakan hal ini, sebelumnya dia hanya orang yang sedkit tersingkirkan, karena memang murid yang hanya sekolah dari mahasiswa akan dianggap remeh oleh murid yang memang bersekolah karena harta, karena itu hal ini benarbenar langka bagi Keenan yang tidak pernah merasakan pertemanan yang luas disekolahnya ini.

“Udah lu gabung aja sama mereka, setidaknya dalam team mereka ada lo yang akan menasehati mereka” Balas Queennie.

“Ayok kekantin, gue rasa Chatra dan Bellona disana” Balas Kiyoko.
Jika bersama bisa mengukir kebahagian lalu kenapa harus ada perpisahan yang hanya menghasilkan luka dan air mata, pelangi saja bisa hadir karna banyaknya butiran hujan yang membentuk biasan agar bisa melukisnya.

“Kenapa wajah lo dari tadi memerah!?” Tanya Chatra kepada Bellona.

“Bagaimana tidak, baru kali ini ada pria yang membela gue dengan sepenuh hati dihadapan orang banyak” Jelas Bellona.

“Itu memang tugas gue bukan!?” Balas Chatra.

“Iya, Terima kasih, gue senang bisa dibela oleh lo, dan untuk genggamannya yang tidak pernah bisa dilepas terima kasih” Balas Bellona tuus.

“Ehem” Suara batu jaim milik Keenan membuat Bellona dan Chatra berpaling kearah suara.

Tidak hanya Keenan yang datang ternyata, ada Darel dan teman-temanya serta Queennie dan Kiyoko, Bellona sangat senang melihat mereka datang bersama dengan senyuman diwajah mereka, tidak ada kemarahan atau kompetisi yang seolah membuat jarak diantara mereka, semua terlihat sama dan saling membahu, Bellona bahagia melihat ini.

“Lihat, mereka sepertinya ingin menyerang kita”Kata Chatra.

“Hahahaha mereka tidak bisa melakukan itu, mereka itu terlalu baik untuk bisa melakukan hal seperti itu” Balas Bellona.

“Jika igin pergi setidaknya tidak perlu hanya pergi berdua” Keluh Keenan.

“Jika mereka pergi bertiga, maka tidak ada hal romantis nantinya” Sambung Queennie.

“Berdua atau bertiga terserah yang terpenting jika bersama kalian aku tidak akan keberatan, iyakan Chat!?” Balas Bellona.

“Ha!? Tidak ehem maksud gue lebih baik terkadang kita berdua saja” Balas Chatra jujur.

“Ya lain waktu akan kami biarkan kalian berdua saja, sekarang ya beginilah” Sambung Darel.

Mereka semua bersuka cita dikantin yang memang sudah lama menjadi saksi setiap senyuman dan kesedihan mereka, Darel yang awalnya tidak senang dengan Chatra sekarang seolah mereka sudah menjalin hubungan dekat, meski layaknya hubungan pertemanan pria, namun ini indah, tidak bisa mereka gambarkan bagaimana bahagianya mereka bisa kembali mengukir apa yang pernah hilang sementara, Darel juga yang biasanya terlihat tidak bersahabt sekarang justru menjadi manusia teramah yang mungkin entah kapan terakhir kali Darel terlihat seperti ini.

“Terima kasih, Chat lo udah bawa kembali moment yang gue rindun” Kata Darel.

“Heh jangan berterima kasih sama gue, moment itu sendiri yang ingin kalian bersatu gue Cuma mengambil sedikit bagian saja, karena gue tau hanya punya waktu sebentar untuk mneghabiskan moment itu, dan gue ga mau waktu sebentar itu hanya akan ada kesedihan saja” Jelas Chatra.

“Ya kalo begitu gimana kalo lo masuk team basket kita, ya sebagai tanda jika kita team” Balas Emilio.

“Jadi kebaikan gue dibayar dengan basket!?” Tanya Chatra.

“Bukan begitu, maksud Emilio kenapa kita tidak jadi team saja!?” Balas Darel.

“Gue rasa tawaran Darel ada baiknya, apa lo mau Chat!?” Tanya Belona.
Keenan langsung menatap Chatra dengan penuh pengharapan agar Chatra tidak mengambil angkah yang salah, Chatra memang bukan murid yang berprestasi dibidang olehraga, bukan karena dia tidak ingin tapi ada hal yang membuat Chatra tidak bisa melakukan hal yang berkaitan dengan basket atau semacamnya, dan Keenan tau alasanya.

“Jangan tawarkan permainan basket dengan Chatra, dia tidak bisa bermain basket” Jelas Keenan.

“Benarkah!? Jadi rumor yang beredar ternyata benar, jika siswa berprestasi tidak bisa berlari dengan bola” Balas Darel.

“Tapi tidak apa-apa jika memang lo ga mau, kita ga maksa, lagipula kita tetap team meski lu tidak bermain, tapi katakan kenapa lo tidak bisa bermain basket, bukankah setiap siswa laki-laki disekolah ini ingin masuk team basket sampai mereka berlatih keras!?” Tanya Iden.

“Aihh itu karena Chatra hanya memgang buku bukan bolah, jadi dia tidak bisa memainkan basket” Balas Keenan.

“Sudah gue tebak, tapi lo bisa datang kapanpun ke team kita jika lo memang mau” Balas Darel serius.

“Baiklah mungkin lain waktu kita akan menjadi team” Balas Chatra tidak ingin banyak menjelas apapun.

Terkadang ada hal yang memang harus tetap disembunyikan walau itu akan terbongkar diwaktu lain, hanya saja untuk tetap mempertahankan gelak tawa dan canda yang sudah terbangun ada sebaiknya hal yang akan menggores luka tetap disembunyikan untuk sementara, begitu juga yang harus Chatra lakukan, hanya karena tidak ingin melihat kesedihan kemabli datang Chatra harus tetap menjaga tawa itu dengan tidak mengeluarkan kekhawatiran didalam candanya.

“Apa tida ada yang mau kekelas!?” Tanya Kiyoko.

“Ya elah kekelas bisa nanti, nikmati saja waktu kita sekarang, lagi pula hal-hal seperti ini memang harus dinikmati bukan!?” Balas Chatra.

“Ya aku rasa juga begitu, ayok kita rayakan dengan sedikit bolos” Balas Bellona sedikit bingung melihat tindakan Chatra yang sepertinya terlalu menikmati kebahagiaan ini, tapi Bellona senang dia tidak hanya bisa bersama teman-temannya kembali, juga dia bisa menghabiskan waktunya bersama dengan Chatra.

“Ya kali ini saja aku rasa tidak apa-apa aku bolos, lagi pula masih banyak waktu untuk ujian berikutnya” Balas Keenan.




For a While Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang