Part XI

12 11 6
                                    

XI

“Chat,  berhenti!”  Kata Bellona memerintah.

Chatra terpaksa memerhentikan kendaraannya dan menepi disebuah trotoar  agar tidak mengganggu para pengguna kendaraan lain, Chatra membuka helm yang dia kenakan dan melihat apa yang Bellona lihat, meski rasa marah itu masih berkobar ternyata rindu Bellona jauh lebih besar untuk dua sahabat nya itu, Chatra bisa mengerti tanpa bertanya, Bellona melihat kearah sebuah toko roti dimana ada Quennie, Kiyoko dan juga Emil, mereka seperti nya bersenang-senang, tapi kali ini tanpa Bellona.

“Hmmm ternyata Kiyoko menggapai apa yang dia inginkan juga” kata Bellona.

“Hemm maksud lo itu toko roti milik Kiyoko!?” Tanya Chatra penasaran.

“Iya, dari dulu Kiyoko selalu ingin punya toko kue sendiri, dia punya hobbie memasak, dan dia sangat suka kue, jadi wajar saja dia selalu berhemat agar bisa membuka toko kue” jelas Bellona.

“But, bukanya bokab dan keluarga Kiyoko termasuk orang yah begitulah, lalu untuk apa dia berhemat, bukannya dia bisa minta lalu dikabulkan” kata Chatra.

“Chatra,  jangan menilai orang lain hanya dari luar nya saja, mungkin kami memang terlihat tiga gadis manja dengan segala keinginan yang bisa dikabulkan dalam sekejap, tapi setiap orang punya impian untuk digapai sendiri kan” jelas Bellona.

“Yah gue tau itu, lo ga kangen sama mereka!?” Tanya Chatra penasaran.

“Gak ah, ngapain gue ngangenin orang yang udah ngancurin hati gue” balas Bellona tidak mengaku.

“Hahahah bohong aja terus,  bentar lagi juga air mata nya jatuh, noh lihat” kata Chatra menunjuk mata Bellona yang memang telah menampung beberapa tetes air mata yang harus dijatuh kan.

“Apaan sih, ih” balas Bellona jutek.

“Hahahahah jangan pernah membohongi diri sendiri, akan sangat sakit rasanya jika berada dikenyataan” balas Chatra sambil mengahpus air mata Bellona.

“Oh jadi ini alasan kenapa elo minta putus sebenarnya” suara laki-laki yang tidak asing bagi Bellona dan Chatra.

“Darel!?” Kata Bellona kaget.

Entah darimana Darel datang, tapi yang jelas Darel pasti ingin mencari gara-gara lagi dengan alasan yang tidak jelas lagi, entahlah Bellona hanya tidak ingin ini menjadi moment yang tidak mengenakan anatar dia dan Chatra, di tempat umum seperti ini Darel bahkan tidak bisa menahan apa yang harus dia lakukan.

“Chatra ayo kita pergi” ajak Bellona agar tidak jadi keributan.

“Tunggu dulu, kenapa terburu-buru, apa lo ga mau mampir di toko sahabat elu itu” kata Darel.

“Ayok Chatra” ajak Bellona lagi karna Chatra yang masih terpaku menunggu akhir dari pembicaraan yang akan disampaikan oleh Darel.

“Kalo gue tebak tentu saja tidak,  cewek egois kaya elu ga akan mungkin bisa diterima karna selain egois elo juga murahan, mudah sekali menerima cowok sok seperti dia” jelas Darel.

Chatra melepaskan genggaman Bellona dan berjalan dengan tergesa-gesa mendekati Darel dengan penuh  amarah yang tidak bisa dia tahan lagi.

“BRAKK” Suara pukulan keras yang membuat Darel tersungkur jauh.

“Chatra!” Teriak Bellona.

Orang-orang disana yang sedang bersantai terkejut dengan apa yang dilakukan Chatra, bahkan Kiyoko, Quennie dan Emilio juga terkejut dengan kejadian itu, mereka menghampiri tempat dimana perkelahian dimulai oelh Darel yang memancing amarah Chatra.

For a While Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang