Part IV

36 33 2
                                    


“Chatra, Keenan, bangun nak, sudah pagi” suara lembut membangunkan Chatra dan Keenan.

Keenan memang menginap dirumah Chatra, karna mereka harus belajar bersama demi mendapatkan beasiswa itu lagi. Pagi kali ini sangat cerah ada semangat yang terselip disetiap butiran embun yang menjadi penyejuk pagi, matahari yang sudah mulai menunaikan tugasnya, serta burung-burung yang mulai bekerja menaburkan benih untuk dikembangbiakan oleh tanah.

“Kalian buruan siap-siap dan segera sarapan” lanjut Ibu Chandra, ibunda dari Chatra yang memiliki sifat penyayang dan sangat perhatian.

“Baik ma” jawab Chatra yang masih mengumpulkan nyawa.

Sementara Chatra menyiapkan nyawa nya, Keenan telah lebih dulu kekamar mandi.

Akhirnya mereka selesai bersiap-siap dan segera turun untuk menyantap sarapan, Chatra  memasukan semua perlengakapan sekolahnya kedalam tas, begitupun dengan Keenan yang dengan tergesa-gesa mengambil buku nya di meja belajar Chatra.

“Pagi tante, pagi om” Keenan menyapa orang tua Chatra.

“Pagi kalian berdua, ayok sini kita sarapan bareng” jawab ayah Chatra dengan penuh semangat

“Bagaimana kalian sudah siap untuk ulangan hari ini!?” Tanya ibu Chandra.

“Siap dong ma, mama tau Keenan dan Chatra sampai ketiduran diatas tumpukan buku, untung saja Keenan menyadari itu dan segera membangunkan Chatra” jelas Chatra dengan penuh semangat.

“Cakep, ini ni kebanggaan bangsa” jawab ayah Chatra.

Waktu sudah menunjukan pukul tujuh tepat, sudah saatnya mereka berdua segera berangkat, karna jika tidak mereka berdua akan terlambat, perjalanan dari rumah Chatra benar-benar cukup memakan waktu, setidaknya memerlukan waktu kurang lebih 30 menit itu pun jika mereka tidak macet, memaklumi hal yang sudah menjadi pemandangan biasa di kota metropolitan ini, apa lagi jika bukan kemacetan panjang yang bisa membuat siapa saja seperti terjebak oleh  mesin waktu yang tak bekerja dengan benar.

Sesampainya disekolah Chatra dan Keenan segera menuju kelas mereka, setelah Chatra memarkirkan motor Ninjanya yang dia dapatkan dari hasilnya bekerja pertama kali sebagai cleaning service dikantor ayahnya sendiri, Chatra tidak pernah malu jika ada teman yang melihatnya bekrja, begitupun dengan Keenan, Chatra bahkan tidak ingin diistimewakan oleh pegawai ayahnya yang lain, bagi Chatra dia dan pegawai ayahnya sama saja.

Didalam perjalanan ke kelas Chatra bertemu dengan Bellona dan juga Darel yang juga berjalan searah dengan mereka.

“Wui, ngapain lu lihat mereka, mau kena masalah!?”Sahut Keenan.

“Kenapa sih, gue bukan niat lihatin mereka, mereka sendiri yang jalan didepan kita, lagian ini jalan sekolah, ga mungkin kan pas mereka jalan gue harus tutup mata” jelas Chatra.

“Iya deh” Keenan menyerah dengan apa yang dikatakan Chatra.

 Sementara dibalik tembok sebelah kelas Chatra ada dua orang sahabat yang menunggu sahabat lainnya yang belum juga muncul batang hidungnya.

“Lu dari mana aja sih, lu tau kan hari ini kita ada ulangan, lu malah keluyuran sama Darel ga jelas” Kiyoko kesel.

“Bener nih, habis dicium Darel lu makin gila” tambah Quennie lagi.

“Duh lu berdua, gue Cuma kekantin, lagian soal ulangan ni ya, kaya ga tau gue aja, ini ulangan Cuma penting untuk anak-anak kek tuh, si culun” kata Bellona sambil menunjuk Shena dan juga Xylia.

“Lu ya, ya udah deh, orang gue juga sama kek lu” balas Kiyoko pasrah

 Quennie yang segera duduk dibangkunya tidak tau lagi harus membalas perkataan Bellona dengan apa, karna setiap diberi teguran soal pelajaran Bellona selalu memiliki alasan, sebenarnya mereka bertiga sama saja tapi Quennie punya sedikit kelebihan dalam hal pelajaran, lain dengan Bellona yang memang mengandalkan uang ayahnya.

For a While Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang