XIII

12 13 1
                                    


“Lo bisa diam ga sih, pusing tau lihat lo Cuma mondar mandir gitu” kata Kiyoko kepada Quennie yang sedari tadi hanya mondar mandir tak tentu arah.

“Ishhh diam deh gue lagi mikir apa yang dikatakan sok pintar kemaren” jelas Quennie.

“Ehk buat apa lo mikirin perkataan Chatra, pikirin gimana kita kembaikan keadaan agar Bellona bisa maafin kita, gue kangen banget saat dia ada disini, kita bisa bahas gossip bareng, secara diantara kita bertiga Cuma dia yang tau soal-soal gossip artis terkini” jelas Kiyoko.

“Masalah nya sekarang cinta Bellona kepada Darel dan kita itu sangat besar dulunya, sehingga bencinya dia sekarang juga akan sama besarnya, itu kenapa Bellona belum bisa memaafkan kita, karna dia takut untuk terluka lagi” balas Quennie.

“Tapi kan ya, kita ga mungkin nyakitin dia yang kedua kalinya kan” balas Kiyoko.

“Dengar ya keturunan penjajah Jepang, ini bukan yang kedua kalinya lagi, First, kita merahasiakan apa yang seharusnya Bellona tau, Second, kita khianati Bellona dengan pura-pura tidak tau kejadian saat dipesta itu, ketiga ni kita biarin Bellona sendirian saat dia membutuhkan kita” jelas Quennie.

“Eh pribumi dengar ya, gue klarifikasi yang ketiga, kita ga ninggalin dia, tapi kita sendiri ga tau gimana minta maaf ke dia” jelas Kiyoko.

“Eh apapun itu gue benar-benar kangen sama Bellona” balas Quennie.

“Ini salah lo juga sih, ngapain sih pake adegan dewasa segala, umur kita baru tujuh belas, lo udah masuk ke adegan dua puluh satu, ga cocok pribumi, lagian nih lo bukan keturunan kakek siapa ya gue lupa yang bintang film blue itu” balas Kiyoko.

“Ga usah samain gue sama kakek yang lo maksud lagian lo kebanyakan nonton film yang ga pantes sih, asal lo tau ya orang mabuk mana tau apa-apa gue juga ga nyadar kalo yang gue lakuin itu sama Darel, lo pikir gue bakal sejahat itu, dengan cara seperti itu agar Darel jadi milik gue, mikir, gue masih punya hati dan otak” jelas Quennie.

“Kalian berdua pada bahas apa, ga lihat ni pelanggan udah pada datang nanti saja bahas Bellona nya, ga hanya kalian gue juga kangen sama dia” kata Emilio yang juga disana membantu Kiyoko di toko rotinya.

Pembahasan tentang Bellona pastinya tidak akan selesai sampai Quennie dan Kiyoko benar-benar tau bagaimana harus meminta maaf kepada sahabat mereka itu, dan Bellona sampai saat ini bahkan belum bisa menerima persahabatan mereka kembali, apalagi setelah mendengar pernyataan Chatra, Quennie benar-benar merasa khawatir jika mereka akan benar-benar kehilangan sosok Bellona.

“Akhir nya kelar juga, capek banget, tumben-tumben nya malam ini pelanggan nya banyak banget” keluh Kiyoko.

“Habis roti yang kamu buat enak banget, aku aja yang cuma bisa nyium bau nya doang, bisa nebak kalo rasanya itu enak banget” balas Emilio.

“Hmmm ya iylah lah, siapa dulu yang bikin resepnya” balas Kiyoko.

“Tentu nya pacar nya Emilio yang jago ini” balas Emilio.

“Bisa ga sih, kalian berdua yang udah pacaran bertahun-tahun ga usah pake drama romantic didepan gue” balas Quennie.

“Makanya cari pacar, jangan Cuma buat jadi teman ciuman doang di pesta” ledek Emilio.

“Dih lanjuttt aja drama kalian, gue mau makan laparrrr” balas Quennie kesal.

“Hahahaha jangan berkata seperti itu sama Quennie, ya udah yuk makan” sambung Kiyoko.

Mereka melanjutkan kegiatan dengan makan malam, lalu pulang kerumah masing-masing, karna besok mereka tidak boleh telat kesekolah akhirnya Quennie memilih untuk menginap di rumah Kiyoko karna juga tidak mungkin Emilio aan mengantar Quennie dengan suasana larut malam sementara jarak rumah Quennie dengan toko roti milik Kiyoko sangatlah jauh, jadi mereka memutus kan agar Quennie menginap dirumah Kiyoko saja, lagian itu sudah biasa terjadi, mereka sudah biasa saling menginap walau kali ini tanpa Bellona.

Suara keras teriakan manusia tidak waras yang hanya bangun demi mendapatkan kesenangan malam ditambah music keras milik sang Dj yang sesekali berteriak menyemangati para penikmat music dengan beberapa botol minuman penghilang kesadaran. Chatra dan Keenan berusaha berjalan mencari Bellona yang hilang diantara tumpukan manusia dengan tingkat beban yang semakin meningkat ini.

“Ya tuhann, bisa kah teman baru lo itu ga main di tempat seperti ini, telinga ku sanga sakit mendengar musik yang cukup keras disini” keluh Keenan.

“Berhentilah mengeluh ayok cari dia lagi, ini sudah sangat larut sangat tidak pantas seorang perempuan disini” jelas Chatra.

“Aishhh kenapa gue yang harus ikut mencarinya padahal ini waktunya gue untuk  tidur” keluh Keenan lagi.

Bellona yang tengah asyik menikmati music dan minuman yang sengaja  dia pesan sebotol untuk dia habiskan sendiri, ini bukan yang pertama kalinya putri satu-satunya seorang pengusaha ternama ini membuat diri nya sibuk dengan dunia malam ditemani suara keras musik dan minuman ini, Bellona biasa melakukan ini jika dirinya suntuk dirumah sendirian, walau kadang tidak ditemani dua orang sahabat nya itu Bellona tetap melakukan nya sendiri.

“Astaga itu dia” kata Chatra akhirnya menemukan Bellona yang sedang asyik.

“Lihatlah dia mabuk” sambung Keenan.

“Bellona! Ayok pulang!” Kata Chatra memaksa.

“Ahkkk kenapa lo ada disini, sana pulang tempat ini tidak cocok untuk kalian berdua” balas Bellona dalam keadaan mabuk.

“Pulang, ayok pulang!!” Balas Chatra sambil menarik tangan Bellona untuk ikut dengan nya keluar dari tempat dengan aroma neraka ini.

“Lepaskan ini sakit, bisa ga sih narik tangan gue dengan perasaan, lagian siapa yang minta lo datang kemari buat jemput gue” kata Bellona sambil berteriak walau dalam keadaan mabuk.

“Diam dan ikut gue pulang, lo pikir dengan datang kesini bisa membuat perasaan jadi tenang, cukup ikuti apa kata gue dan pulang, sekarang dengarkan saja gue, Pulang!” Kata Chatra membawa Bellona menaiki mobilnya.

“Huft dua pasangan ini sangat aneh” kata Keenan yang juga menyusul menaiki mobil dan mengambil tempat dikursi belakang.

“Tungggu dulu, Keenan lo saja yang menyetir, gue dan Bellona akan duduk dikursi belakang” kata Chatra.

Keenan hanya melakukan apa yang diperintahkan oleh Chatra, dan menyetir dengan hati-hati walau dibelakang nya terdengar suara bising dari perdebatan antara Chatra dan Bellona.

“Sudah sampai, akhiri perdebatan kalian, Chat bawa Bellona masuk, gue tunggu lo disini” kata Keenan.

Chatra membawa Bellona masuk kerumah,tanpa disadari ayah Bellona sudah menunngu Bellona pulang diruang tamu, dengan wajah khawatir dan juga kesal karna melihat Bellona pulang dalam keadaan mabuk membuat ayah nya sedikit kesal apalagi Bellona pulang bersama laki-laki.

For a While Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang