Part VII

26 23 3
                                    

Sisa music pesta tadi malam masih terngiang di telinga Darel, rasa malas timbul akibat minuman tadi malam membuat kepala Darel terasa berat dan sulit untuk bangun, begitupun dengan dua sahabatnya Iden dan Emilio yang masih nyenyak dengan posisi yang tidak beraturan lagi.

“Tuan muda, sarapannya sudah disiapkan, dan tuan muda akan terlambat jika tidak bersiap dari sekarang” kata asisten rumah tangga Darel.

“Baiklah, baiklah, aku akan segera bangun dan bersiap ke sekolah” balas Darel dengan mata setengah terbuka.

“Apa ga sebaiknya kita bolos aja, kepala gue masih berat banget buat bangun nih” keluh Iden.

“Sudah ayok bangun, kalo kita bolos, kita ga akan punya alasan, lagian gue Cuma sebentar doang ketemu dengan Bellona semalam” jelas Darel.

“Masih ingat juga lo sama Bellona, setelah kejadian tadi malam lo dengan Quennie?” Kata Emilio tiba-tiba.

“Maksud lo!?” Tanya Darel yang tidak ingat apa-apa.

“Nih!” Emilio memperlihatkan video yang tanpa sengaja terekam di ponselnya.

“Astaga, jangan sampai video ini kesebar, bisa gawat, meski kalian tau perasaan gue yang sebenarnya adalah untuk Quennie, ini akan sangat menyakitkan untuk Bellona, apa Bellona tau!?” Kata Darel panik.

“Hampir, jika saja si sok pintar Chatra, tidak mengalihkan Bellona maka lo akan tamat tadi malam, dan juga persahabatan Bellona dan Quennie juga bakal tamat” jelas Iden.

“Huft untung saja si sok pintar ada” kata Dare lega.

Setelah sedikit lega dengan pernyataan yang dikatakan oleh Iden, Darel dan yang lainnya pergi bersiap untuk segera pergi ke sekolah dimana semua kejadian dan tingkah nakal mereka terkumpul disekolah itu.

Setelah kejadian semalam  hati Queenie mulai tak menentu, dia tidak akan tau apa yang akan terjadi  jika Bellona mengetahui h al  itu, bagaimana jika ada yang melihat dan mengadukan hal itu kepada Bellona, apalagi seluruh sekolah tau bahwa Bellona adalah pacar dari Darel, bisa-bisa Quennie bakal di cap teman makan teman, tapi orang-orang tidak tau kalo Darel secara diam-diam menaruh perasaan kepada Quennie.

“Astaga, harus nya gue ga lakuin itu malam tadi, gimana kalo Bellona sampai tau” keluh Quennie saat berjalan ke kelas.

“Brak” suara tabrakan antara Darel dan Quennie.

“Haduh!?” Keluh Darel dan Quennie bersamaan.

Saat mereka saling bertatapan ada rasa canggung yang tidak seperti biasanya, seperti ada kejadian besar yang harusnya tidak terjadi kepada mereka berdua, hal yang membuat mereka mengumpat  akan  pertemuan tidak sengaja ini, walau ada rasa bahagia juga tapi untuk sesaat ada baik nya mereka tidak bertemu.

“Heiiiiii” teriak Bellona yang tiba-tiba datang dari arah berlawanan bersama dengan Kiyoko.

“Haduh kenapa harus datang disaat yang seperti ini coba” keluh Quennie dalam hati.

“Pas banget ketemu kalian disini, pesta semalam luar biasa bukan, kepala gue sampai berat banget, untung aja gue ga pulang larut, soal nya bokab gue mendadak pulang lagi, oh iya, kalian dimana tadi malam, sorry banget ague ga pamit, tapi lo ga usah khawatir kok, gue pulang sama Chatra  malam tadi, habis lu dicariin ga tau dimananya” jelas Bellona panjang lebar.

“Iyah, ga apa-apa ko, bagus jika ada yang  ngantar lo pulang, oh gue langsung ke kelas  aja” balas Darel gugup dan langsung pergi.

“Kenapa sih tu anak!?” Tanya Bellona bingung melihat sikap cowok nya yang aneh.

“Gue harus ke toilet juga, kalian duluan aja” kata Quennnie yang tidak bisa mengontrol sikap gugup nya.

Kiyoko yang sudah tau apa yang terjadi sebenarnya hanya diam cuek, karna dalam hal ini dia tidak mungkin ikut campur walau dia memiliki rasa bersalah membiarkan Bellona tidak tau apa-apa walau seharusnya Bellona mengetahui hal ini, tapi jika diketahui oleh Bellona maka kisah mereka akan berada diujung goncangan.

“Apa lagi sekarang, ya udah ayok kita ke kelas” perintah Kiyoko.

Walau Bellona masih penasaran ada apa dengan Quennie dan Darel tapi  karna ajakan Kiyo, Bellona melupakan itu semua dan tidak menaruh curiga apapun.

Saat sampai di kelas semua tatapan tertuju pada Bellona, semua orang berbisik membicarakan hal yang terjadi tadi malam, Bellona yang terlihat bingung dengan tatapan yang mereka langsung mengalihkan pandangannya kepada Kiyoko, ingin dia bertanya tapi Kiyoko pasti akan mengalihkan pembicaraan ke hal yang lain.

“Kenapa mereka!? Apa gue terlihat aneh?” Tanya Bellona.

“Setiap hari juga lu kelihatan aneh, udahlah mereka pasti iri lagi dengan lu, bukan kah hal seperti sudah biasa terjadi pada diri lo” Jelas Kiyoko cuek.

“Kalo ga ada urusan berhenti natap gue, atau hidup lo bakal end” ancam Bellona kepada salah satu siswi yang melihatnya dengan aneh.

“Udah jangan lo ladenin, ini si  Quennie mana lagi” kata Kiyo.

“Itu  juga satu lagi, ga jelas pagi-pagi udah ke toilet aja” keluh Bellona.

Sekolah kali ini terasa tidak nyaman, apalagi Quennie tidak bicara apapun kepada Bellona, dan di jam istirahat juga Quennie pergi tanpa bicara apa-apa, hanya membuat Bellona merasa hal aneh dan bingung apa yang terjadi sebenarnya, kenapa semua orang di sekolah ini seolah menatapnya seperti musuh dengan nada perang yang mereka sembunyikan. Jangankan Quennie bahkan hari ini Darel tidak berbicara kepada Bellona.

“Apa tadi malam gue berbuat kesalahan, apa gue udah bikin Darel cemburu dengan duduk bersama Chatra, tapi bukan itu deh” keluh Bellona saat di kamarnya.

Saat sedang berfikir keras tiba-tiba dering telpon genggam milik Bellona berbunyi, tanda ada pesan dari seseorang masuk.

“Pesan siapa ini, nomornya tidak aku simpan?” Kata Bellona bingung.

Bellona membuka pesan itu, dan aliran darah mulai mengalir dengan cepat dan tak tentu arah, dunia seakan dihempaskan oleh video yang dikirimkan oleh seseorang yang tidak Bellona kenal, video yang memperlihatkan bagaimana Darel dan Quennie sedekat dan semesra yang tidak pernah Bellona bayangkan, kaki Bellona seakan melemah dengan sendirinya.

“Jadi  ini yang membuat Quennie dan Darel bersikap aneh tadi” kata Bellona sambil menahan Air matanya.

Sementara Bellona sedang menahan gelisah nya, Quennie dan Kiyoko malah membahas soalan ini, Quennie yang terlihat khawatir tidak akan sanggup menerima amarah dari Bellona jika Bellona tau hal ini.

“Gue ga tau gue harus apa, gue yakin video ini akan tersebar” keluh Quennie.

“Quenn, lo tenang dulu, video ini ga akan  kesebar  kok, video ini Cuma disimpan oleh Iden, dan Iden ga akan lakuin hal itu, lo harus percaya sama gue” jelas Kiyoko.

“Gue ga bisa,  bagaimana  jika Bellona tau segalanya bahkan perasaan gue terhadap Darel, dan perasaan Darel terhadap gue, bagaimana Kiyo!?” Kata Quennie.

“Gue udah tau kok, jadi ini yang kalian berdua sembunyiin dari gue” cetus Bellona yang entah datang dari mana.

“Bellona!?” Kata Kiyo yang bingung.

For a While Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang