Part VIII

24 23 2
                                    

“Bellona tunggu, gue ga ngerti maksud lo apa, kenapa tiba-tiba kita harus putus?” Kata Darel yang bingung dengan sikap Bellona tiba-tiba tidak jelas pagi ini di sekolah.

Pagi ini disekolah terlihat berbeda dari biasanya, Bellona tidak menunjukan keakrabannya kepada siapapun bahkan kepada Kiyoko dan Quennie, dan mungkin saja hari ini akan menjadi hari terakhir untuk mereka saling bersapa.

“Ternyata lo masih belum sadar juga, lo ga lihat siapa orang dividio ini, ternyata selama ini lo Cuma bohongin gue Rel, lo manfaatin perasaan gue buat dapatin Quennie, dan ternyata lo sama Quennie sama saja, kalian mempermainkan perasaan gue” jelas Bellona dengan raut wajah yang bercampur antara sedih dan marah.

Untung saja belum banyak siswa yang datang maka pertengkaran mereka tidak disaksikan oleh banyak orang.

“Bell, lo ga bisa kaya gitu, gue bahkan belum jelasin apa-apa semalam, dan sekarang lo ingin mutusin Darel gitu aja!?” Kata Quennie.

“Quennie benar Bell, gue ga belain lu atau Quenn, tapi coba lo ngerti, kita sembunyiin ini agar persahabatan kita ga hancur” jelas Kiyoko.

“Sudah  hancur, sudah hancur saat lu berdua ga jujur sama gue, sudah hancur, kita bukan sahabat lagi, jangan pernah katakan lagi jika lu semua ingin mempertahankan sebuah hubungan kalo didasari dengan rahasia” jelas Bellona dan langsung meninggalkan mereka bertiga.

Dengan rasa bersalah mereka bertiga hanya saling menatap bingung, tidak ada yang harus disalahkan dalam hal ini mereka bertiga sama-sama bersalah, andai saja Bellona mengetahui hal ini dari awal mungkin tidak akan ada pertengkaran yang membuat mereka canggung untuk menyapa.

“Eh  tunggu!?”  Kata Chatra menghentikan langkah Bellona.

“Ada apa!?’ kata Bellona sambil menghapus Air mata nya.

“Eh lo nangis, hahahah kenapa!? Habis nabrak orang” kata Chatra sambil sedikit bercanda kepada Bellona.

“Apaan sih, kenapa lu berhentiin gue!?” Tanya Bellona jutek.

“Ini, lu pengen minjam salah satu  novel gue kan, maaf   kemaren gue ga nemuin lo karna ada yang harus gue kerjain, mumpung ketemu nih” jelas Chatra sambil memberikan sebuah novel yang ingin dipinjam oleh Bellona.

“Oh, terima kasih, maaf gue harus pergi” kata Bellona dan langsung meninggal kan Chatra dengan tidak bisa menahan air mata yang masih ingin mengalir.

“Kenapa dia!?” Tanya Keenan mengagetkan Chatra.

“Entah, ayok ke kelas” kata Chatra.

Saat hendak berjalan ke kelas Chatra dan Kenaan tanpa sengaja bertemu dengan Kiyoko, Quennie dan Darel dan sedikit mendengar percakapan mereka bertiga, disana lah Chatra mengerti apa yang terjadi dengan Bellona yang sedang merasa terhianati oleh sahabat dan pacar nya sendiri.

“Sudah berakhir, Bellona tidak akan mudah memaafkan kita, gue ga tau harus ngelakuin apa!?” Kata Kiyoko.

“Ahkkk, ini semua gara-gara orangb yang telah menyebarkan video itu, Gue ga akan tinggal diam, gue akan cari orang nya” kata Darel sambil memukul keras tembok disampingnya hingga tangan nya berdarah.

“Darel benar, yang punya video itu hanya Iden, tapi apa mungkin Iden melakukan itu semua, bukankah dia bagian dari ini semua” jelas Kiyoko.

“Iden!? Make sense, seperti kita yang berpura-pura menjadi teman untuk Bellona tapi kita menghianatinya, sama seperti Iden, bisa saja selama ini dia juga melakukan hal yang sama, menyembunyikan sesuatu lalu membuat kita terpuruk dengan mengetahui hal itu” kata Quennie.

“Bangsat Iden” kata Darel langsung berlalri dengan amarah menyusul Iden yang sedang mengganti pakaian basket nya diruang ganti.

Iden dan Emilio sedang  siap berlatih untuk pertandingan basket yang memang diadakan setiap tahun nya antar sekolah, dalam ruangan ganti yang mungkin berukuran sama dengan kamar pribadi milik mereka berdua,  hanya saja terlihat sempit karna beberapa loker yang digunakan para siswa untuk menyimpan barang mereka agar tetap aman.

“Iden! Dimana lo!!” Teriak Darel mengagetkan Emilio dan Iden yang sedang bersiap.

“Brakkk” suara pukulan.

“Tunggu dulu, lu kenapa!? Kenapa lu mukulin gue” kata Iden bingung sambil menahan rasa sakit diwajahnya akibat pukulan yang diberikan Darel.

“Lu ga usah sok polos, gue tau elu yang nyebarin video itu ke Bellona kan, gue ga menyangka ternyata elu jauh lebih penghiatan dari pada gue” jelas Darel sambil mencengkram kerah baju Iden keras.

“Lepasin gue, maksud elu apa dengan nuduh gue begitu!? Gue ga lakuin apapun, gue ga tau” Iden yang berusaha menjelaskan semuanya.

“Bacot elu, lu pikir gue ga tau kalo video itu Cuma ada sama elu, bisa-bisa nya elu lakuin itu”  kata Darel.

“Darel, udah stop, ada apa sih!?” Kata Emilio yang bingung dengan apa yang dilakukan Darel tiba-tiba.

“Nih minta saja si penghianat ini yang jelaskan, elu tau Emil, Iden yang menyebarkan video itu, sekarang apa semua sudah berakhir, Bellona dan gue udah putus, tidak hanya itu persahabatan yang  sudah dibangun oleh Quennie, Kiyoko dan Bellona juga berakhir, dan itu Cuma gara-gara penghianat ini” jelas Darel.

“Gue ga tau apa-apa, gue ga pernah nyebarin video itu, kalo emang iya apa elu punya bukti gue yang lakuin” kata Iden yang masih membela dirinya.

“Elu ga usah pura-pura, yang tau video itu hanya elu sendiri, siapa lagi kalo bukan elu” kata Darel.

“Udahlah, ini bisa dibicarakan tanpa hal seperti ini, Darel pergilah, kita akan bicarakan ini nanti, lagi pula jika dengan kepala panas seperti ini maka tidak akan ada yang benar atau yang salah” jelas Emil yang tetap berada ditengah.

“Memang  tidak akan pernah ada, dia tidak akan pernah bisa mendengar kan penjelasan siapapun,  asal  lo  tau, gue ga pernah nyebarin video itu, tidak ada dalam niat gue buat ngejatuhin elu, terserah mau percaya atau tidak, gue terima pukulan elu sebagai bentuk bahwa kita tidak berteman lagi karna sebuah tuduhan tanpa bukti yang elu lakukan” jelas Iden pergi meninggalkan Emilio dan Darel.

“Iden tunggu! Iden!” Teriak Emilio tapi tidak diperhatikan oleh Iden.

“Bangsat!” Kata Darel sambil membanting salah satu pintu loker.

Semua nya sekarang sudah benar-benar hancur, hubungan yang didasari dengan suatu ketidak jujuran pasti akan berakhir dengan cepat entah seberapapun usaha yang akan dilakukan pasti akan berakhir juga, ada banyak penyesalan yang terjadi hari ini, Darel yang kehilangan sahabat baiknya Iden yang memilih pergi karna apa yang sudah Darel lakukan, Bellona yang kehilangan segala nya yang selama ini telah mengisi hari-harinya harus dia tinggalkan karna penghianatan yang sudah mereka lakukan padanya, semua nya hilang tanpa ada tanda-tanda sebelumnya, jika diberi kesempatan denag waktu singkat saja, rasanya Quennie ingin bermain kembali dalam peran yang sama tapi tujuan yang berbeda yaitu ingin memperbaiki segala hal, bagaimana bisa dia sejahat itu memisahkan Bellona dengan Darel dan membiarkan dia kehilangan dirinya dan juga Kiyoko, hujan yang hadir seolah mengerti apa yang sedang dirasakan oleh mereka, tangisan Bellona hingga kini belum juga kering walau dia sudah memaksa menghibur dirinya dengan segala hal, tapak Iden yang sepanjang jalan terlihat tak beraturan menyusuri jalanan ramai dengan luka akan apa yang dikatakan oleh teman nya itu, tidak hanyaluka pukulan tapi juga luka penghianatan yang bahkan lebih sakit.

For a While Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang